maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Bergabung dengan Tempo sejak 2011 sebagai periset foto dan beralih menjadi reporter pada 2012. Berpengalaman meliput isu ekonomi, otomotif, dan gaya hidup. Peraih penghargaan penulis terbaik Kementerian Pariwisata 2016 dan pemenang lomba karya tulis disabilitas Lembaga Pers Dr Soetomo 2021. Sejak 2021 menjadi editor rubrik Ekonomi Bisnis Koran Tempo.

Konten

Penumpang menaiki pesawat Lion Air tujuan Bali di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 1 November 2021. TEMPO/Nita Dian
Seniman tradisional, Didik Nini Thowok. Dok Tempo/Aris Andrianto
Produk pertama Sa.co Bites, biskuit berbahan dasar kopi dan saffron karya sejumlah mahasiswa Universitas Padjajaran.. Dok. Sa.co
Ilustrasi aplikasi tiktok. Shutterstock
Dansa Viral: dari The Dougie sampai Alors En Danse
Ilustrasi seorang wanita menari untuk sosial media. Shutterstock
Fosil gajah Blora yang menjadi ikon Museum Geologi, Bandung, 22 Oktober 2021. TEMPO/Prima Mulia
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Dok Tempo/Denny Sugiharto
Tampilan laman Fishery Skill Lab. fisheryskill.id
Kegiatan Komunitas Malam Museum dan Jogja Walking Tour di sejumlah lokasi bersejarah di Yogyakarta. Dok Instagram/Malamuseum/Jogja Walking Tour
Tingkat Kunjungan ke Museum Anjlok Drastis
Tokoh gerakan zero waste adventure dan pemilik toko Nol Sampah, Siska Nirmala di toko miliknya di Jalan Bima, Bandung, Jawa Barat, 15 Oktober 2021. TEMPO/Prima mulia
Andhini Miranda berbelanja di toko curah untuk menghindari sampah kemasan dan agar bisa membeli kebutuhan dalam jumlah cukup. Dok. Pribadi

Perjalanan Menuju Hidup Minim Sampah

Selain sampah yang sulit diurai seperti plastik, limbah organik ikut memberi andil pada kerusakan lingkungan. Misalnya sisa makanan atau bahan pangan yang membusuk di tempat pembuangan akhir. Hidup minim sampah dan berhenti membuang sisa makanan merupakan cara paling mudah untuk mulai peduli pada kelestarian bumi.

Topik Edisi : Minggu, 17 Oktober 2021

Petugas mengolah sampah organik rumah tangga di Unit Pengolahan Sampah (UPS) Merdeka 2, Depok, Jawa Barat, 28 Juli 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pelatihan budi daya tanaman buah ara bagi penyintas gangguan kejiwaan di Yayasan Jiwa Layang, Jakarta. Dok. Yayasan Jiwa Layang
Rizky Rahmawati (kiri)  saat mengikuti kegiatan bersama Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Dok. Pribadi

Mereka yang Pulih dari Skizofrenia

Selama ini, orang dengan gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, terstigma sebagai orang sakit sepanjang hayatnya. Padahal, dengan pengobatan rutin dan disiplin serta kemauan untuk pulih, mereka bisa menjalani kehidupan seperti orang kebanyakan. Sejumlah orang dengan skizofrenia membuktikan hal itu.

Topik Edisi : Minggu, 10 Oktober 2021

Pelatihan membatik untuk penyintas gangguan kejiwaan berat oleh Yayasan Jiwa Layang, Dosen Seni Rupa UNJ Caecilia Tridjata, dan para mahasiswa Seni Rupa UNJ, beberapa waktu lalu. Dok Wiwit Febriyani
Empat Langkah Pulih dari Gangguan Jiwa
Enok Sukaesih, pemilik Agnesa Batik, memeriksa lembaran-lembaran kain batik yang dijemur di belakang rumah produksinya di Kampung Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 8 September 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Proses pengerjaan batik motif tradisional Smart Batik di Yogyakarta. Dok. Smart Batik
Anggota tim Naratik menemui perajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Dok. Naratik
Kain batik Garuda Nusantara sepanjang 74 meter yang dipamerkan di Museum Nasional, pada perayaan Hari Batik Nasional, 2020 lalu. Dok. Yayasan TBN
Kenali Sebelum Beli Batik
Behind the Scene film Ghulam yang ditayangkan di Europe On Screen 2021. Dok. Europe On Screen/Mata-mata Project
Suasana pengambilan gambar film pendek Tour de Serpong. Dok. Kelompok Kongsi Kecil
Sutradara Anggun Pradesha saat pengambilan gambar untuk video Penghakiman Nama, dalam proyek Ceritrans. Dok. Pribadi/Rayner Wijaya
Penghargaan Dunia bagi Sineas Indonesia
Tambang Kripto Para Seniman

Tambang Kripto Para Seniman

Lokapasar berbasis teknologi blockchain, non-fungible token (NFT), kini menjadi lahan baru bagi para seniman dan kreator konten. Mereka bisa memamerkan dan menjual karya di sana dalam nilai uang kripto tertentu. Sistem jual-beli ini dianggap lebih potensial dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Topik Edisi : Minggu, 19 September 2021

Para pemain debus asuhan Padepokan Jatidiri Nurcahya Putra Galunggung, beratraksi di Pasir Datar, Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu, 4 September 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Karya Willy Himawan di Galeri Orbital Dago yang dibuat menjadi digital di marketplace NFT dengan serial judul Walk Through Existence. Dokumentasi Pribadi
Seorang kru televisi di sebelah token non-fungible (NFT) "CryptoPunk #7523" karya  Larva Labs tahun 2017 yang merupakan serangkaian 10.000 karakter seni pada "Natively Digital: A Curated NFT Lelang sale" di Sotheby's, New York City, Amerika Serikat, 4 Juni 2021. REUTERS/Shannon Stapleton
Ilustrasi Beeple digital art. Shutterstock

Lahan Baru Seniman Menambang Cuan

NFT alias non-fungible token semakin populer di kalangan seniman dan pekerja kreatif. Baik seniman pemula maupun seniman yang sudah punya nama ramai-ramai menjual karya di lokapasar yang bertransaksi memakai uang kripto itu. Di semesta baru ini, mereka memamerkan karya dan berebut perhatian kolektor, sembari menambang cuan digital.

Topik Edisi : Minggu, 19 September 2021

KTAP-Topik-Banner
Seorang buruh warung tidak ber-KTP menunjukkan kartu vaksinasi di Gedung Serbaguna Puri Dwipari di Jalan Taman Siswa Kota Yogyakarta, 9 September 2021. TEMPO/Shinta Maharani
Berbagi Vaksin, Inspirasi dari Pelosok

Berbagi Vaksin, Inspirasi dari Pelosok

Di tengah isu ketimpangan akses, ikhtiar menghadirkan vaksin Covid-19 bagi kelompok tersisih bermunculan. Relawan dengan beragam latar belakang memberikan layanan vaksinasi bagi kaum miskin kota, kelompok rentan, dan penduduk wilayah terpencil. Mereka juga mendidik kalangan marginal itu perihal hak dan kebutuhan dasarnya.

Cover Story Edisi : Minggu, 12 September 2021

Anggota Camper Van Indonesia (CVI) asal DKI Jakarta, Jaka Legawa, dalam acara Jabar Ngahiji, di Pasir Datar, Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 4 September 2021. TEMPO/Rommy Roosyana

Tren Melancong dengan Mobil Kamping

Pandemi Covid-19 dengan beragam pembatasan kegiatan masyarakat memunculkan bermacam-macam tren. Salah satunya melancong dengan menggunakan camper van atau mobil kamping bersama keluarga. Berkemah menggunakan mobil yang dimodifikasi dengan berbagai bentuk tenda ini bermanfaat menghilangkan kebosanan di tengah kesejukan alam terbuka.

Hobi Edisi : Minggu, 12 September 2021

Relawan dari Gerakan Gotong Royong Nasional Pengendalian COVID-19 bersama relawan Gerakan Perjuangan Pemulung Indonesia (GaPPI) melakukan pendataan terhadap tunawisma yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) agar mendapatkan vaksin COVID-19 di kawasan Jalan Nimbung, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, 10 Agustus 2021. ANTARA/Fransisco Carolio

Vaksin untuk Mereka yang Tersisih

Di sejumlah daerah, para aktivis memperjuangkan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat rentan, seperti gelandangan, pengemis, pemulung, dan waria. Selain mengusahakan imunisasi bagi mereka, para pegiat membantu mereka yang tak punya tempat tinggal mendapatkan identitas kependudukan.

Topik Edisi : Minggu, 12 September 2021

Pendataan terhadap tunawisma yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) agar mendapatkan vaksin COVID-19 oleh Relawan dari Gerakan Gotong Royong Nasional Pengendalian COVID-19 bersama relawan Gerakan Perjuangan Pemulung Indonesia (GaPPI) di kawasan Jalan Nimbung, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, 10 Agustus 2021. ANTARA/Fransisco Carolio
Seorang kolektor perangko dan kartu pos menunjukkan kartu pos cantik 11.11.11.11 yang di luncurkan oleh PT Pos Indonesia di Museum Pos Indonesia, Jakarta, Jumat (11/11) kartu pos cantik 11.11.11.11 memiliki empat kali angka 11 itu merupakan singkatan dalam penulisan pukul 11 tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 diproduksi sebanyak 11.111 lembar lalu di jual hanya di 11 kota dengan harga Rp.11.000. TEMPO/Tony Hartawan
Sebagian koleksi kartu pos milik Iin Irawati. Dok. Pribadi
Inisiator komunitas sahabat pena, Rifina Dwiseptia Hanafi di Cilodong Depok, Jawa Barat, 2 September 2021. TEMPO/Nurdiansah

Kala Anak Muda Kembali Menulis Surat

Masa pandemi Covid-19 memunculkan sejumlah tren unik. Salah satunya hobi bersahabat pena. Sebagian remaja yang sejak lahir lekat dengan teknologi digital justru mulai mengakrabi kertas, pena, amplop, dan prangko. Selain memperluas pertemanan, kegemaran ini bermanfaat menghilangkan kebosanan dan merangsang kreativitas hingga belajar bahasa.

Topik Edisi : Minggu, 5 September 2021

Kotak surat U.S. Postal Service (USPS). Pexel/Element Digital
Pexels/Pavel Danilyuk
Kegemaran bersahabat pena dan berkirim surat kembali ngetren dalam dua tahun terakhir.
Warga melintas dekat mural di Jakarta, 25 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Dihapus Satu Tumbuh Seribu

Seniman mural di berbagai kota tak kapok berkarya meski gambar-gambar buatan mereka dihapus. Secara bergerilya, mereka akan terus menghiasi sudut-sudut kota dengan gambar-gambar yang berisi pesan yang menohok dan menggelitik. Tindakan aparat membuat mereka lebih bersemangat berkarya.

Topik Edisi : Minggu, 29 Agustus 2021

Mural karya MI Art and Design Studio di NF Mini Soccer, Petukangan, Jakarta.  Instagram/ @munadiannur
Mural yang dihapus Satpol PP sehari setelah dibuat di Yogyakarta, 26 Agustus 2021. Arnold Simanjuntak untuk TEMPO
Gambar Dinding Populer di Dunia
Animator, Ghilky Gerdian, di Bandung, Jawa Barat, 27 Agustus 2021. TEMPO/Prima mulia
Rizky Puspitasari mengajar merajut dan merenda sebelum Covid-19. Dok. Pribadi
Hobi membuat gerabah. Pexels/ Rfstudio

Menekuni Hobi demi Ketenangan Jiwa

Selama masa pandemi, banyak orang menekuni hobi dan kegiatan baru untuk mengisi waktu. Kelas-kelas pelatihan keterampilan, seperti merajut, merenda, dan membuat gerabah, diburu banyak pemula. Kegiatan ini tak hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang. Bagi pelakunya, aktivitas berkreasi juga menjadi sarana melepas kepenatan.

Topik Edisi : Minggu, 22 Agustus 2021

Pemilik makrame D’KagaLupe, Dewi Kartini dalam Ideafest, 2017. Instagram/ @macrame.dkagalupe
Pembentangan bendera raksasa dalam 'Ngaruwat Kamerdekaan' di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Agustus 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Melakukan Kesenangan demi Ketenangan
Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

Benteng Penangkal Pandemi Bernama Pamali

Berkat ajaran leluhur dan aturan adat, sejumlah kampung adat bisa terhindar dari penularan Covid-19 dan dampak pandemi. Mereka tak segan menutup kampung agar warga tak berinteraksi dengan masyarakat luar. Bagi mereka, pandemi adalah saat untuk merefleksi diri, mengingat kembali kemanusiaan, alam, dan Sang Pencipta.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Warga beraktivitas di depan leuit atau lumbung padi di perkampungan adat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat, 22 November 2020. TEMPO/Rommy Roosyana
Warga Baduy mengikuti Tradisi Seba di Rangkasbitung, Lebak, Banten, 21 Mei 2020. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

Memburuk di Tahun Kedua Pagebluk

Sejak varian baru virus Covid-19 menyebar di Tanah Air, penularan di kalangan masyarakat adat turut meningkat. Padahal, tahun lalu, komunitas adat disebut relatif aman dari pagebluk. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara mendorong adanya kemudahan vaksinasi bagi masyarakat adat.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian, Muhammad Dava Warsyahdhana. Dok. M. Dava Warsyahdhana
Masyarakat Adat di Seperempat Wilayah Bumi
Perencanaan keuangan di masa pandemi. TEMPO/Nurdiansah

Siasat Berkembang dengan Modal Pinjaman

Situasi pandemi membuat pengusaha kecil dan menengah kelabakan mempertahankan usaha mereka agar tetap eksis. Keberadaan bantuan modal dari pemerintah cukup membantu mereka bertahan. Tapi tak sedikit yang harus berutang demi menambah dana operasional usaha. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa menjalankan usaha sembari tetap lancar membayar angsuran.

Topik Edisi : Minggu, 8 Agustus 2021

Kelola keuangan usaha agar bertahan saat  pandemi. TEMPO/Nurdiansah
Hindari pinjaman online yang merugikan ke depannya. TEMPO/Nurdiansah
Etalase toko online Mamika milik Senni Tamara di Instagram. TEMPO/Nita Dian
Salah satu pemenang beasiswa Semesta, Zetta Septian. Dok. Pribadi
Mengelola Keuangan dan Utang di Masa Sulit
Ilustrasi seorang wanita memberikan dukungan kepada temannya. Shutterstock
Ilustrasi seorang pria merasa cemas. Tempo/Bintari Rahmanita
Seorang remaja memainkan permainan Tuntungan Ground Board Game yang dirancang Azzam Habibullah. Dok. Pribadi
Seorang wanita melihat salah satu poster kontroversial seruan stop mengabarkan Covid-19 yang sempat viral di media sosial. Tempo/Bintari Rahmanita
Pikiran Positif Tak Selalu Baik
Inisiator Nukey Talks, platform untuk pengembangan karir dan pendidikan mahasiswa, Nuke Aprilia Cut Meltari. Dok instagram/nukegunarto
Ilustrasi yoga. Shutterstock
Ilustrasi meditasi. Shutterstock
Ilustrasi seorang wanita sedang melakukan latihan pernapasan. Shutterstock
Cara Mudah Bermeditasi
Pertemuan sejumlah aktivis dari komunitas LGBTI dalam mengadvokasi pembuatan KTP untuk transgender, bersama Kementerian Dalam Negeri, Mei lalu. Dok Instagram/Anggun Pradesha
Aktivitas para transpuan yang tergabung di komunitas Fajar Sikka menjadi relawan saat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur, 2020. Facebook Hendrika Mayora
Ilustrasi pembuatan kartu tanda penduduk elektronik di Bandung. TEMPO/Prima Mulia

Perjuangan Transpuan Beroleh Identitas Kependudukan

Bagi mayoritas kaum transpuan atau waria, memiliki dokumen kependudukan merupakan suatu kemewahan. Selama ini, akibat tak punya KTP, mereka yang hidup dalam kerentanan berlapis tak bisa memperoleh hak dasar sebagai warga negara dan mengakses layanan publik. Kondisi itu membuat kehidupan mereka semakin terimpit pada masa pandemi ini.

Topik Edisi : Minggu, 11 Juli 2021

Laurel Hubbard. REUTERS/Paul Childs
Anak-anak yang belajar bersama komunitas Literasi Anak Banuadi Kalimantan Selatan. Dok Literasi Anak Banua

Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan