maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Bergabung dengan Tempo sejak 2011 sebagai periset foto dan beralih menjadi reporter pada 2012. Berpengalaman meliput isu ekonomi, otomotif, dan gaya hidup. Peraih penghargaan penulis terbaik Kementerian Pariwisata 2016 dan pemenang lomba karya tulis disabilitas Lembaga Pers Dr Soetomo 2021. Sejak 2021 menjadi editor rubrik Ekonomi Bisnis Koran Tempo.

Konten

Anggota tim Naratik menemui perajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Dok. Naratik
Kain batik Garuda Nusantara sepanjang 74 meter yang dipamerkan di Museum Nasional, pada perayaan Hari Batik Nasional, 2020 lalu. Dok. Yayasan TBN
Kenali Sebelum Beli Batik
Behind the Scene film Ghulam yang ditayangkan di Europe On Screen 2021. Dok. Europe On Screen/Mata-mata Project
Suasana pengambilan gambar film pendek Tour de Serpong. Dok. Kelompok Kongsi Kecil
Sutradara Anggun Pradesha saat pengambilan gambar untuk video Penghakiman Nama, dalam proyek Ceritrans. Dok. Pribadi/Rayner Wijaya
Penghargaan Dunia bagi Sineas Indonesia
Tambang Kripto Para Seniman

Tambang Kripto Para Seniman

Lokapasar berbasis teknologi blockchain, non-fungible token (NFT), kini menjadi lahan baru bagi para seniman dan kreator konten. Mereka bisa memamerkan dan menjual karya di sana dalam nilai uang kripto tertentu. Sistem jual-beli ini dianggap lebih potensial dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Topik Edisi : Minggu, 19 September 2021

Para pemain debus asuhan Padepokan Jatidiri Nurcahya Putra Galunggung, beratraksi di Pasir Datar, Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu, 4 September 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Karya Willy Himawan di Galeri Orbital Dago yang dibuat menjadi digital di marketplace NFT dengan serial judul Walk Through Existence. Dokumentasi Pribadi
Seorang kru televisi di sebelah token non-fungible (NFT) "CryptoPunk #7523" karya  Larva Labs tahun 2017 yang merupakan serangkaian 10.000 karakter seni pada "Natively Digital: A Curated NFT Lelang sale" di Sotheby's, New York City, Amerika Serikat, 4 Juni 2021. REUTERS/Shannon Stapleton
Ilustrasi Beeple digital art. Shutterstock

Lahan Baru Seniman Menambang Cuan

NFT alias non-fungible token semakin populer di kalangan seniman dan pekerja kreatif. Baik seniman pemula maupun seniman yang sudah punya nama ramai-ramai menjual karya di lokapasar yang bertransaksi memakai uang kripto itu. Di semesta baru ini, mereka memamerkan karya dan berebut perhatian kolektor, sembari menambang cuan digital.

Topik Edisi : Minggu, 19 September 2021

KTAP-Topik-Banner
Seorang buruh warung tidak ber-KTP menunjukkan kartu vaksinasi di Gedung Serbaguna Puri Dwipari di Jalan Taman Siswa Kota Yogyakarta, 9 September 2021. TEMPO/Shinta Maharani
Berbagi Vaksin, Inspirasi dari Pelosok

Berbagi Vaksin, Inspirasi dari Pelosok

Di tengah isu ketimpangan akses, ikhtiar menghadirkan vaksin Covid-19 bagi kelompok tersisih bermunculan. Relawan dengan beragam latar belakang memberikan layanan vaksinasi bagi kaum miskin kota, kelompok rentan, dan penduduk wilayah terpencil. Mereka juga mendidik kalangan marginal itu perihal hak dan kebutuhan dasarnya.

Cover Story Edisi : Minggu, 12 September 2021

Anggota Camper Van Indonesia (CVI) asal DKI Jakarta, Jaka Legawa, dalam acara Jabar Ngahiji, di Pasir Datar, Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 4 September 2021. TEMPO/Rommy Roosyana

Tren Melancong dengan Mobil Kamping

Pandemi Covid-19 dengan beragam pembatasan kegiatan masyarakat memunculkan bermacam-macam tren. Salah satunya melancong dengan menggunakan camper van atau mobil kamping bersama keluarga. Berkemah menggunakan mobil yang dimodifikasi dengan berbagai bentuk tenda ini bermanfaat menghilangkan kebosanan di tengah kesejukan alam terbuka.

Hobi Edisi : Minggu, 12 September 2021

Relawan dari Gerakan Gotong Royong Nasional Pengendalian COVID-19 bersama relawan Gerakan Perjuangan Pemulung Indonesia (GaPPI) melakukan pendataan terhadap tunawisma yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) agar mendapatkan vaksin COVID-19 di kawasan Jalan Nimbung, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, 10 Agustus 2021. ANTARA/Fransisco Carolio

Vaksin untuk Mereka yang Tersisih

Di sejumlah daerah, para aktivis memperjuangkan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat rentan, seperti gelandangan, pengemis, pemulung, dan waria. Selain mengusahakan imunisasi bagi mereka, para pegiat membantu mereka yang tak punya tempat tinggal mendapatkan identitas kependudukan.

Topik Edisi : Minggu, 12 September 2021

Pendataan terhadap tunawisma yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) agar mendapatkan vaksin COVID-19 oleh Relawan dari Gerakan Gotong Royong Nasional Pengendalian COVID-19 bersama relawan Gerakan Perjuangan Pemulung Indonesia (GaPPI) di kawasan Jalan Nimbung, Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, 10 Agustus 2021. ANTARA/Fransisco Carolio
Seorang kolektor perangko dan kartu pos menunjukkan kartu pos cantik 11.11.11.11 yang di luncurkan oleh PT Pos Indonesia di Museum Pos Indonesia, Jakarta, Jumat (11/11) kartu pos cantik 11.11.11.11 memiliki empat kali angka 11 itu merupakan singkatan dalam penulisan pukul 11 tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 diproduksi sebanyak 11.111 lembar lalu di jual hanya di 11 kota dengan harga Rp.11.000. TEMPO/Tony Hartawan
Sebagian koleksi kartu pos milik Iin Irawati. Dok. Pribadi
Inisiator komunitas sahabat pena, Rifina Dwiseptia Hanafi di Cilodong Depok, Jawa Barat, 2 September 2021. TEMPO/Nurdiansah

Kala Anak Muda Kembali Menulis Surat

Masa pandemi Covid-19 memunculkan sejumlah tren unik. Salah satunya hobi bersahabat pena. Sebagian remaja yang sejak lahir lekat dengan teknologi digital justru mulai mengakrabi kertas, pena, amplop, dan prangko. Selain memperluas pertemanan, kegemaran ini bermanfaat menghilangkan kebosanan dan merangsang kreativitas hingga belajar bahasa.

Topik Edisi : Minggu, 5 September 2021

Kotak surat U.S. Postal Service (USPS). Pexel/Element Digital
Pexels/Pavel Danilyuk
Kegemaran bersahabat pena dan berkirim surat kembali ngetren dalam dua tahun terakhir.
Warga melintas dekat mural di Jakarta, 25 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Dihapus Satu Tumbuh Seribu

Seniman mural di berbagai kota tak kapok berkarya meski gambar-gambar buatan mereka dihapus. Secara bergerilya, mereka akan terus menghiasi sudut-sudut kota dengan gambar-gambar yang berisi pesan yang menohok dan menggelitik. Tindakan aparat membuat mereka lebih bersemangat berkarya.

Topik Edisi : Minggu, 29 Agustus 2021

Mural karya MI Art and Design Studio di NF Mini Soccer, Petukangan, Jakarta.  Instagram/ @munadiannur
Mural yang dihapus Satpol PP sehari setelah dibuat di Yogyakarta, 26 Agustus 2021. Arnold Simanjuntak untuk TEMPO
Gambar Dinding Populer di Dunia
Animator, Ghilky Gerdian, di Bandung, Jawa Barat, 27 Agustus 2021. TEMPO/Prima mulia
Rizky Puspitasari mengajar merajut dan merenda sebelum Covid-19. Dok. Pribadi
Hobi membuat gerabah. Pexels/ Rfstudio

Menekuni Hobi demi Ketenangan Jiwa

Selama masa pandemi, banyak orang menekuni hobi dan kegiatan baru untuk mengisi waktu. Kelas-kelas pelatihan keterampilan, seperti merajut, merenda, dan membuat gerabah, diburu banyak pemula. Kegiatan ini tak hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang. Bagi pelakunya, aktivitas berkreasi juga menjadi sarana melepas kepenatan.

Topik Edisi : Minggu, 22 Agustus 2021

Pemilik makrame D’KagaLupe, Dewi Kartini dalam Ideafest, 2017. Instagram/ @macrame.dkagalupe
Pembentangan bendera raksasa dalam 'Ngaruwat Kamerdekaan' di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Agustus 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Melakukan Kesenangan demi Ketenangan
Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

Benteng Penangkal Pandemi Bernama Pamali

Berkat ajaran leluhur dan aturan adat, sejumlah kampung adat bisa terhindar dari penularan Covid-19 dan dampak pandemi. Mereka tak segan menutup kampung agar warga tak berinteraksi dengan masyarakat luar. Bagi mereka, pandemi adalah saat untuk merefleksi diri, mengingat kembali kemanusiaan, alam, dan Sang Pencipta.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Warga beraktivitas di depan leuit atau lumbung padi di perkampungan adat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat, 22 November 2020. TEMPO/Rommy Roosyana
Warga Baduy mengikuti Tradisi Seba di Rangkasbitung, Lebak, Banten, 21 Mei 2020. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

Memburuk di Tahun Kedua Pagebluk

Sejak varian baru virus Covid-19 menyebar di Tanah Air, penularan di kalangan masyarakat adat turut meningkat. Padahal, tahun lalu, komunitas adat disebut relatif aman dari pagebluk. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara mendorong adanya kemudahan vaksinasi bagi masyarakat adat.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian, Muhammad Dava Warsyahdhana. Dok. M. Dava Warsyahdhana
Masyarakat Adat di Seperempat Wilayah Bumi
Perencanaan keuangan di masa pandemi. TEMPO/Nurdiansah

Siasat Berkembang dengan Modal Pinjaman

Situasi pandemi membuat pengusaha kecil dan menengah kelabakan mempertahankan usaha mereka agar tetap eksis. Keberadaan bantuan modal dari pemerintah cukup membantu mereka bertahan. Tapi tak sedikit yang harus berutang demi menambah dana operasional usaha. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa menjalankan usaha sembari tetap lancar membayar angsuran.

Topik Edisi : Minggu, 8 Agustus 2021

Kelola keuangan usaha agar bertahan saat  pandemi. TEMPO/Nurdiansah
Hindari pinjaman online yang merugikan ke depannya. TEMPO/Nurdiansah
Etalase toko online Mamika milik Senni Tamara di Instagram. TEMPO/Nita Dian
Salah satu pemenang beasiswa Semesta, Zetta Septian. Dok. Pribadi
Mengelola Keuangan dan Utang di Masa Sulit
Ilustrasi seorang wanita memberikan dukungan kepada temannya. Shutterstock
Ilustrasi seorang pria merasa cemas. Tempo/Bintari Rahmanita
Seorang remaja memainkan permainan Tuntungan Ground Board Game yang dirancang Azzam Habibullah. Dok. Pribadi
Seorang wanita melihat salah satu poster kontroversial seruan stop mengabarkan Covid-19 yang sempat viral di media sosial. Tempo/Bintari Rahmanita
Pikiran Positif Tak Selalu Baik
Inisiator Nukey Talks, platform untuk pengembangan karir dan pendidikan mahasiswa, Nuke Aprilia Cut Meltari. Dok instagram/nukegunarto
Ilustrasi yoga. Shutterstock
Ilustrasi meditasi. Shutterstock
Ilustrasi seorang wanita sedang melakukan latihan pernapasan. Shutterstock
Cara Mudah Bermeditasi
Pertemuan sejumlah aktivis dari komunitas LGBTI dalam mengadvokasi pembuatan KTP untuk transgender, bersama Kementerian Dalam Negeri, Mei lalu. Dok Instagram/Anggun Pradesha
Aktivitas para transpuan yang tergabung di komunitas Fajar Sikka menjadi relawan saat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur, 2020. Facebook Hendrika Mayora
Ilustrasi pembuatan kartu tanda penduduk elektronik di Bandung. TEMPO/Prima Mulia

Perjuangan Transpuan Beroleh Identitas Kependudukan

Bagi mayoritas kaum transpuan atau waria, memiliki dokumen kependudukan merupakan suatu kemewahan. Selama ini, akibat tak punya KTP, mereka yang hidup dalam kerentanan berlapis tak bisa memperoleh hak dasar sebagai warga negara dan mengakses layanan publik. Kondisi itu membuat kehidupan mereka semakin terimpit pada masa pandemi ini.

Topik Edisi : Minggu, 11 Juli 2021

Laurel Hubbard. REUTERS/Paul Childs
Anak-anak yang belajar bersama komunitas Literasi Anak Banuadi Kalimantan Selatan. Dok Literasi Anak Banua
Jalan Panjang Advokasi LGBTQ
Proses pengambilan gambar untuk drama musikal Zoomsical Bianglala oleh anggota Bandung Philharmonic Orchestra. (Dok. Bandung Philharmonic Orchestra)
Pertunjukan Miss Tjitjih dengan judul Si Kabayan Mencari Cinta yang tayang di kanal Youtube misstjitjih1928, 18 April 2021. Youtube/misstjitjih1928
Pekerja merapikan produk oleh-oleh di toko cinderamata Saung Angklung Udjo (SAU) di Bandung, Jawa Barat, 29 Juni 2021. Tempo/Prima Mulia

Semangat Merawat Warisan Mang Udjo

Kabar pelelangan alat musik Saung Angklung Udjo Bandung mengejutkan banyak kalangan. Sebagian orang menduga salah satu ikon wisata budaya Jawa Barat ini sudah mau bangkrut. Namun ternyata itu merupakan bagian dari rencana untuk menjaga keberlangsungan pusat budaya Sunda tersebut. Mereka sedang melakukan berbagai upaya agar tetap bertahan.

Topik Edisi : Minggu, 4 Juli 2021

Konser Angklung Night A Tribute To The Beatles di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, 2012. TEMPO/Prima Mulia
Betawi 2.0

Betawi 2.0

Gairah melestarikan budaya Betawi kembali menghangat belakangan ini. Sejumlah anak muda berkreasi melalui kesenian untuk memadukan unsur tradisional budaya khas Jakarta itu dengan gaya kekinian. Mereka pun memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan karyanya sehingga bisa dinikmati secara luas. Meski jumlahnya masih terbatas, para seniman masa kini itu berharap bisa menularkan kecintaan terhadap budaya Betawi, khususnya di kalangan generasi muda.

Cover Story Edisi : Minggu, 27 Juni 2021

Pertunjukan tari Topeng Betawi di Jakarta. TEMPO/Subekti
Penulis perempuan Betawi, Fadjriah Nurdiarsih. Dok. Pribadi/Rizka S. Aji
Penyanyi rap dan hiphop ala Betawi Muhammad Amrullah, alias Kojek Rap Betawi. (Dok. Pribadi)
Ipank saat tampil untuk menghibur Panti Asuhan Wisma Karya Bakti Yayasan Oto Iskandar Di Nata di Depok, Jawa Barat. Dokumentasi Tempo
Pendiri Yayasan Scleroderma Indonesia, Patrisia Ayuningtyas (almarhum), paling kiri dalam sebuah acara seminar scleroderma, beberapa waktu lalu. (Dok. Yayasan Scleroderma Indonesia)
Budaya Betawi Mendunia
Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim
Sejumlah contoh produk pemotretan dan pencetakan tiga dimensi oleh Menimize. (Dok. Menimize)
Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim

Siasat Belajar Daring agar Anak Tak Makin Pusing

Orang tua yang memiliki anak usia TK hingga SMP rata-rata menghadapi masalah yang sama selama masa pandemi ini. Anak malas belajar, ogah-ogahan beraktivitas, dan lebih asyik bermain game atau menonton YouTube. Sejumlah lembaga dan penelitian melaporkan tingkat stres dan depresi pada anak bertambah selama satu tahun lebih terakhir.

Topik Edisi : Minggu, 20 Juni 2021

Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim
Foodtruck yang disewa komunitas penggemar aktor Hyun Bin, di Indonesia, Hyun Bin Family Team, dan dikirimkan ke lokasi shoting sang aktor di Korea Selatan. Dok. Hyun Bin Family Team

Hadiah Wine dan Jamu untuk Oppa

Penggila Korean Wave punya cara sendiri untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap sang idola. Dari patungan mengirimkan kado, membuat ucapan selamat di papan reklame, sampai menyewa katering yang dikirimkan ke lokasi syuting para pesohor di Korea Selatan. Mereka juga tak lupa melakukan aksi sosial di dalam negeri.

Topik Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Kim Seon-ho dalam film Start-Up. IMDB/Start-Up

Wajah Korea di Produk Indonesia

Penggemar aneka produk budaya pop Korea Selatan di Indonesia merupakan pasar potensial. Sejumlah merek menggandeng nama-nama selebritas ngetop Negeri Ginseng untuk melakukan promosi. Penggemar dengan sukarela membeli produk-produk itu demi merasa lebih dekat dengan sang idola.

Topik Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Aktivitas perdagangan di Pasar Senen, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Kecerdasan Buatan untuk Prediksi Harga Pangan

Inisiatif sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung mendapat penghargaan khusus dalam hackathon Climate Hack 2021 yang digelar oleh Singapore International Foundation. Mereka merancang aplikasi ponsel untuk membantu petani memprediksi harga pangan. Agar petani tak merugi ketika harga hasil panen mereka anjlok.

Profil Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Gelombang Hallyu yang Terus Berderu
Memantau pergerakan Bitcoin pada  layar komputer dan telepon seluler miliknya di sebuah cafe di Jakarta, 20 Mei 2021. Tempo/Tony Hartawan

Menambang Cuan di Pasar Kripto

Pelaku investasi dan jual-beli aset kripto terus meningkat. Seperti tren kebanyakan, sebagian orang memulai dengan cara coba-coba. Setelah menemukan celah dan memahami prosesnya, aktivitas transaksi aset digital itu pun jadi kegemaran baru yang menghasilkan. Menangguk untung mendadak ataupun kandas akibat harga aset merosot menjadi hal biasa bagi para pemburu cuan di dunia kripto.

Topik Edisi : Minggu, 6 Juni 2021

Edi Dimyati Pendiri Kampung Buku Cibubur di kediaman, Cibubur, Jakarta, 10 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Pemain kripto di Jakarta, 20 Mei 2021.  Tempo/Tony Hartawan
Cermat Berinvestasi Kripto
Anak Adam Ghazali, Queena Nafisah, mengikuti sekolah daring dari kediamannya di Bogor, Jawa Barat. Dok.Pribadi
Foto: Shutterstock

Dilema Lama di Tahun Ajaran Baru

Mulai awal tahun ajaran baru ini, sekolah tatap muka recananya akan kembali dibuka. Di satu sisi, orang tua gembira anaknya bakal kembali mendapatkan pembelajaran maksimal. Namun, di sisi lain, mereka khawatir melepas anak-anak bersekolah karena pandemi belum reda.  

Topik Edisi : Minggu, 30 Mei 2021

Inisiator Sedekah Mainan, Risnasari Rosman. INSTAGRAM/ @risnarosman
Warga manikmati makan siang gratis  yang dibagikan Komunitas Makyangfha setiap Jumat di Bandung, Jawa Barat, 13 Maret 2021. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja memeriksa kondisi barang bekas dari sedekah warga di Toko Barbeku, Cirendeu, Tangerang Selatan, 21 Mei 2021. TEMPO/Nurdiansah
Founder Sedekah Pagi Sarapan Gratis,  Yudha membagikan makanan di  Kalimuya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, 21 Mei 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Sebungkus Nasi bagi yang Kesusahan

Beberapa tahun terakhir, gerakan sedekah dengan berbagi nasi bungkus gratis merebak di mana-mana. Lewat media sosial, para inisiatornya mengajak orang lain ikut berpartisipasi. Sebagian orang menjalankan gerakan semacam ini secara konsisten dan menyasar golongan yang benar-benar kesusahan.

Topik Edisi : Minggu, 23 Mei 2021

Pengendara ojek daring menerima Sedekah Pagi Sarapan Gratis di Kalimuya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, 21 Mei 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Majelis Sholawat Al-Munsyida melakukan syuting untuk lomba takbiran virtual di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dok. Al-Munsyida
Aneka Tradisi Menyambut Hari Fitri
Digital nomad. PEXELS/Andrea Piacquadio
Digital nomad. FREEPIK
Digital nomad. Foto: Freepik

Serunya Jadi Pekerja Pengembara

Digital nomad alias para pengelana digital yang mencari uang sambil bertualang ke berbagai tempat belakangan semakin populer. Gaya hidup ini semakin menguat pada masa pandemi Covid-19, ketika bekerja jarak jauh menjadi semakin lazim. Mereka yang menempuh jalan ini mengaku lebih bahagia dan produktif.

Topik Edisi : Minggu, 9 Mei 2021

Okky Alparessi dalam kegiatan Warna Lain. Dok. Pribadi
Bekerja Sambil Berkelana
Penyadang disabilitas bekerja sebagai petugas telesales di Bank CIMB Niaga Gajah Mada, Jakarta, 2017. TEMPO/Tony Hartawan

Mereka Berdaya di Tengah Keterbatasan

Sejumlah penyandang disabilitas membuktikan, meski memiliki kondisi khusus, mereka tetap bisa berdaya dan mandiri. Aneka komunitas pun menggalakkan berbagai inisiatif untuk mendorong inklusivitas ketenagakerjaan. Sebab, hal yang dibutuhkan penyandang disabilitas adalah kesempatan, bukan belas kasihan.

Topik Edisi : Minggu, 2 Mei 2021

Barista difabel netra menuang campuran untuk membuat kopi di Cafe More di Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, 28 April 2021. TEMPO/Prima Mulia

Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan