maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Bergabung dengan Tempo sejak 2011 sebagai periset foto dan beralih menjadi reporter pada 2012. Berpengalaman meliput isu ekonomi, otomotif, dan gaya hidup. Peraih penghargaan penulis terbaik Kementerian Pariwisata 2016 dan pemenang lomba karya tulis disabilitas Lembaga Pers Dr Soetomo 2021. Sejak 2021 menjadi editor rubrik Ekonomi Bisnis Koran Tempo.

Konten

Inisiator komunitas sahabat pena, Rifina Dwiseptia Hanafi di Cilodong Depok, Jawa Barat, 2 September 2021. TEMPO/Nurdiansah

Kala Anak Muda Kembali Menulis Surat

Masa pandemi Covid-19 memunculkan sejumlah tren unik. Salah satunya hobi bersahabat pena. Sebagian remaja yang sejak lahir lekat dengan teknologi digital justru mulai mengakrabi kertas, pena, amplop, dan prangko. Selain memperluas pertemanan, kegemaran ini bermanfaat menghilangkan kebosanan dan merangsang kreativitas hingga belajar bahasa.

Topik Edisi : Minggu, 5 September 2021

Kotak surat U.S. Postal Service (USPS). Pexel/Element Digital
Pexels/Pavel Danilyuk
Kegemaran bersahabat pena dan berkirim surat kembali ngetren dalam dua tahun terakhir.
Warga melintas dekat mural di Jakarta, 25 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Dihapus Satu Tumbuh Seribu

Seniman mural di berbagai kota tak kapok berkarya meski gambar-gambar buatan mereka dihapus. Secara bergerilya, mereka akan terus menghiasi sudut-sudut kota dengan gambar-gambar yang berisi pesan yang menohok dan menggelitik. Tindakan aparat membuat mereka lebih bersemangat berkarya.

Topik Edisi : Minggu, 29 Agustus 2021

Mural karya MI Art and Design Studio di NF Mini Soccer, Petukangan, Jakarta.  Instagram/ @munadiannur
Mural yang dihapus Satpol PP sehari setelah dibuat di Yogyakarta, 26 Agustus 2021. Arnold Simanjuntak untuk TEMPO
Gambar Dinding Populer di Dunia
Animator, Ghilky Gerdian, di Bandung, Jawa Barat, 27 Agustus 2021. TEMPO/Prima mulia
Rizky Puspitasari mengajar merajut dan merenda sebelum Covid-19. Dok. Pribadi
Hobi membuat gerabah. Pexels/ Rfstudio

Menekuni Hobi demi Ketenangan Jiwa

Selama masa pandemi, banyak orang menekuni hobi dan kegiatan baru untuk mengisi waktu. Kelas-kelas pelatihan keterampilan, seperti merajut, merenda, dan membuat gerabah, diburu banyak pemula. Kegiatan ini tak hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang. Bagi pelakunya, aktivitas berkreasi juga menjadi sarana melepas kepenatan.

Topik Edisi : Minggu, 22 Agustus 2021

Pemilik makrame D’KagaLupe, Dewi Kartini dalam Ideafest, 2017. Instagram/ @macrame.dkagalupe
Pembentangan bendera raksasa dalam 'Ngaruwat Kamerdekaan' di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Agustus 2021. TEMPO/Rommy Roosyana
Melakukan Kesenangan demi Ketenangan
Kampung Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat. TEMPO/Prima Mulia

Benteng Penangkal Pandemi Bernama Pamali

Berkat ajaran leluhur dan aturan adat, sejumlah kampung adat bisa terhindar dari penularan Covid-19 dan dampak pandemi. Mereka tak segan menutup kampung agar warga tak berinteraksi dengan masyarakat luar. Bagi mereka, pandemi adalah saat untuk merefleksi diri, mengingat kembali kemanusiaan, alam, dan Sang Pencipta.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Warga beraktivitas di depan leuit atau lumbung padi di perkampungan adat Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat, 22 November 2020. TEMPO/Rommy Roosyana
Warga Baduy mengikuti Tradisi Seba di Rangkasbitung, Lebak, Banten, 21 Mei 2020. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

Memburuk di Tahun Kedua Pagebluk

Sejak varian baru virus Covid-19 menyebar di Tanah Air, penularan di kalangan masyarakat adat turut meningkat. Padahal, tahun lalu, komunitas adat disebut relatif aman dari pagebluk. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara mendorong adanya kemudahan vaksinasi bagi masyarakat adat.

Topik Edisi : Minggu, 15 Agustus 2021

Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian, Muhammad Dava Warsyahdhana. Dok. M. Dava Warsyahdhana
Masyarakat Adat di Seperempat Wilayah Bumi
Perencanaan keuangan di masa pandemi. TEMPO/Nurdiansah

Siasat Berkembang dengan Modal Pinjaman

Situasi pandemi membuat pengusaha kecil dan menengah kelabakan mempertahankan usaha mereka agar tetap eksis. Keberadaan bantuan modal dari pemerintah cukup membantu mereka bertahan. Tapi tak sedikit yang harus berutang demi menambah dana operasional usaha. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa menjalankan usaha sembari tetap lancar membayar angsuran.

Topik Edisi : Minggu, 8 Agustus 2021

Kelola keuangan usaha agar bertahan saat  pandemi. TEMPO/Nurdiansah
Hindari pinjaman online yang merugikan ke depannya. TEMPO/Nurdiansah
Etalase toko online Mamika milik Senni Tamara di Instagram. TEMPO/Nita Dian
Salah satu pemenang beasiswa Semesta, Zetta Septian. Dok. Pribadi
Mengelola Keuangan dan Utang di Masa Sulit
Ilustrasi seorang wanita memberikan dukungan kepada temannya. Shutterstock
Ilustrasi seorang pria merasa cemas. Tempo/Bintari Rahmanita
Seorang remaja memainkan permainan Tuntungan Ground Board Game yang dirancang Azzam Habibullah. Dok. Pribadi
Seorang wanita melihat salah satu poster kontroversial seruan stop mengabarkan Covid-19 yang sempat viral di media sosial. Tempo/Bintari Rahmanita
Pikiran Positif Tak Selalu Baik
Inisiator Nukey Talks, platform untuk pengembangan karir dan pendidikan mahasiswa, Nuke Aprilia Cut Meltari. Dok instagram/nukegunarto
Ilustrasi yoga. Shutterstock
Ilustrasi meditasi. Shutterstock
Ilustrasi seorang wanita sedang melakukan latihan pernapasan. Shutterstock
Cara Mudah Bermeditasi
Pertemuan sejumlah aktivis dari komunitas LGBTI dalam mengadvokasi pembuatan KTP untuk transgender, bersama Kementerian Dalam Negeri, Mei lalu. Dok Instagram/Anggun Pradesha
Aktivitas para transpuan yang tergabung di komunitas Fajar Sikka menjadi relawan saat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur, 2020. Facebook Hendrika Mayora
Ilustrasi pembuatan kartu tanda penduduk elektronik di Bandung. TEMPO/Prima Mulia

Perjuangan Transpuan Beroleh Identitas Kependudukan

Bagi mayoritas kaum transpuan atau waria, memiliki dokumen kependudukan merupakan suatu kemewahan. Selama ini, akibat tak punya KTP, mereka yang hidup dalam kerentanan berlapis tak bisa memperoleh hak dasar sebagai warga negara dan mengakses layanan publik. Kondisi itu membuat kehidupan mereka semakin terimpit pada masa pandemi ini.

Topik Edisi : Minggu, 11 Juli 2021

Laurel Hubbard. REUTERS/Paul Childs
Anak-anak yang belajar bersama komunitas Literasi Anak Banuadi Kalimantan Selatan. Dok Literasi Anak Banua
Jalan Panjang Advokasi LGBTQ
Proses pengambilan gambar untuk drama musikal Zoomsical Bianglala oleh anggota Bandung Philharmonic Orchestra. (Dok. Bandung Philharmonic Orchestra)
Pertunjukan Miss Tjitjih dengan judul Si Kabayan Mencari Cinta yang tayang di kanal Youtube misstjitjih1928, 18 April 2021. Youtube/misstjitjih1928
Pekerja merapikan produk oleh-oleh di toko cinderamata Saung Angklung Udjo (SAU) di Bandung, Jawa Barat, 29 Juni 2021. Tempo/Prima Mulia

Semangat Merawat Warisan Mang Udjo

Kabar pelelangan alat musik Saung Angklung Udjo Bandung mengejutkan banyak kalangan. Sebagian orang menduga salah satu ikon wisata budaya Jawa Barat ini sudah mau bangkrut. Namun ternyata itu merupakan bagian dari rencana untuk menjaga keberlangsungan pusat budaya Sunda tersebut. Mereka sedang melakukan berbagai upaya agar tetap bertahan.

Topik Edisi : Minggu, 4 Juli 2021

Konser Angklung Night A Tribute To The Beatles di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, 2012. TEMPO/Prima Mulia
Betawi 2.0

Betawi 2.0

Gairah melestarikan budaya Betawi kembali menghangat belakangan ini. Sejumlah anak muda berkreasi melalui kesenian untuk memadukan unsur tradisional budaya khas Jakarta itu dengan gaya kekinian. Mereka pun memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan karyanya sehingga bisa dinikmati secara luas. Meski jumlahnya masih terbatas, para seniman masa kini itu berharap bisa menularkan kecintaan terhadap budaya Betawi, khususnya di kalangan generasi muda.

Cover Story Edisi : Minggu, 27 Juni 2021

Pertunjukan tari Topeng Betawi di Jakarta. TEMPO/Subekti
Penulis perempuan Betawi, Fadjriah Nurdiarsih. Dok. Pribadi/Rizka S. Aji
Penyanyi rap dan hiphop ala Betawi Muhammad Amrullah, alias Kojek Rap Betawi. (Dok. Pribadi)
Ipank saat tampil untuk menghibur Panti Asuhan Wisma Karya Bakti Yayasan Oto Iskandar Di Nata di Depok, Jawa Barat. Dokumentasi Tempo
Pendiri Yayasan Scleroderma Indonesia, Patrisia Ayuningtyas (almarhum), paling kiri dalam sebuah acara seminar scleroderma, beberapa waktu lalu. (Dok. Yayasan Scleroderma Indonesia)
Budaya Betawi Mendunia
Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim
Sejumlah contoh produk pemotretan dan pencetakan tiga dimensi oleh Menimize. (Dok. Menimize)
Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim

Siasat Belajar Daring agar Anak Tak Makin Pusing

Orang tua yang memiliki anak usia TK hingga SMP rata-rata menghadapi masalah yang sama selama masa pandemi ini. Anak malas belajar, ogah-ogahan beraktivitas, dan lebih asyik bermain game atau menonton YouTube. Sejumlah lembaga dan penelitian melaporkan tingkat stres dan depresi pada anak bertambah selama satu tahun lebih terakhir.

Topik Edisi : Minggu, 20 Juni 2021

Ilustrasi anak belajar. Tempo/Ijar Karim
Foodtruck yang disewa komunitas penggemar aktor Hyun Bin, di Indonesia, Hyun Bin Family Team, dan dikirimkan ke lokasi shoting sang aktor di Korea Selatan. Dok. Hyun Bin Family Team

Hadiah Wine dan Jamu untuk Oppa

Penggila Korean Wave punya cara sendiri untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap sang idola. Dari patungan mengirimkan kado, membuat ucapan selamat di papan reklame, sampai menyewa katering yang dikirimkan ke lokasi syuting para pesohor di Korea Selatan. Mereka juga tak lupa melakukan aksi sosial di dalam negeri.

Topik Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Kim Seon-ho dalam film Start-Up. IMDB/Start-Up

Wajah Korea di Produk Indonesia

Penggemar aneka produk budaya pop Korea Selatan di Indonesia merupakan pasar potensial. Sejumlah merek menggandeng nama-nama selebritas ngetop Negeri Ginseng untuk melakukan promosi. Penggemar dengan sukarela membeli produk-produk itu demi merasa lebih dekat dengan sang idola.

Topik Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Aktivitas perdagangan di Pasar Senen, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

Kecerdasan Buatan untuk Prediksi Harga Pangan

Inisiatif sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung mendapat penghargaan khusus dalam hackathon Climate Hack 2021 yang digelar oleh Singapore International Foundation. Mereka merancang aplikasi ponsel untuk membantu petani memprediksi harga pangan. Agar petani tak merugi ketika harga hasil panen mereka anjlok.

Profil Edisi : Minggu, 13 Juni 2021

Gelombang Hallyu yang Terus Berderu
Memantau pergerakan Bitcoin pada  layar komputer dan telepon seluler miliknya di sebuah cafe di Jakarta, 20 Mei 2021. Tempo/Tony Hartawan

Menambang Cuan di Pasar Kripto

Pelaku investasi dan jual-beli aset kripto terus meningkat. Seperti tren kebanyakan, sebagian orang memulai dengan cara coba-coba. Setelah menemukan celah dan memahami prosesnya, aktivitas transaksi aset digital itu pun jadi kegemaran baru yang menghasilkan. Menangguk untung mendadak ataupun kandas akibat harga aset merosot menjadi hal biasa bagi para pemburu cuan di dunia kripto.

Topik Edisi : Minggu, 6 Juni 2021

Edi Dimyati Pendiri Kampung Buku Cibubur di kediaman, Cibubur, Jakarta, 10 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Pemain kripto di Jakarta, 20 Mei 2021.  Tempo/Tony Hartawan
Cermat Berinvestasi Kripto
Anak Adam Ghazali, Queena Nafisah, mengikuti sekolah daring dari kediamannya di Bogor, Jawa Barat. Dok.Pribadi
Foto: Shutterstock

Dilema Lama di Tahun Ajaran Baru

Mulai awal tahun ajaran baru ini, sekolah tatap muka recananya akan kembali dibuka. Di satu sisi, orang tua gembira anaknya bakal kembali mendapatkan pembelajaran maksimal. Namun, di sisi lain, mereka khawatir melepas anak-anak bersekolah karena pandemi belum reda.  

Topik Edisi : Minggu, 30 Mei 2021

Inisiator Sedekah Mainan, Risnasari Rosman. INSTAGRAM/ @risnarosman
Warga manikmati makan siang gratis  yang dibagikan Komunitas Makyangfha setiap Jumat di Bandung, Jawa Barat, 13 Maret 2021. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja memeriksa kondisi barang bekas dari sedekah warga di Toko Barbeku, Cirendeu, Tangerang Selatan, 21 Mei 2021. TEMPO/Nurdiansah
Founder Sedekah Pagi Sarapan Gratis,  Yudha membagikan makanan di  Kalimuya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, 21 Mei 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Sebungkus Nasi bagi yang Kesusahan

Beberapa tahun terakhir, gerakan sedekah dengan berbagi nasi bungkus gratis merebak di mana-mana. Lewat media sosial, para inisiatornya mengajak orang lain ikut berpartisipasi. Sebagian orang menjalankan gerakan semacam ini secara konsisten dan menyasar golongan yang benar-benar kesusahan.

Topik Edisi : Minggu, 23 Mei 2021

Pengendara ojek daring menerima Sedekah Pagi Sarapan Gratis di Kalimuya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, 21 Mei 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Majelis Sholawat Al-Munsyida melakukan syuting untuk lomba takbiran virtual di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dok. Al-Munsyida
Aneka Tradisi Menyambut Hari Fitri
Digital nomad. PEXELS/Andrea Piacquadio
Digital nomad. FREEPIK
Digital nomad. Foto: Freepik

Serunya Jadi Pekerja Pengembara

Digital nomad alias para pengelana digital yang mencari uang sambil bertualang ke berbagai tempat belakangan semakin populer. Gaya hidup ini semakin menguat pada masa pandemi Covid-19, ketika bekerja jarak jauh menjadi semakin lazim. Mereka yang menempuh jalan ini mengaku lebih bahagia dan produktif.

Topik Edisi : Minggu, 9 Mei 2021

Okky Alparessi dalam kegiatan Warna Lain. Dok. Pribadi
Bekerja Sambil Berkelana
Penyadang disabilitas bekerja sebagai petugas telesales di Bank CIMB Niaga Gajah Mada, Jakarta, 2017. TEMPO/Tony Hartawan

Mereka Berdaya di Tengah Keterbatasan

Sejumlah penyandang disabilitas membuktikan, meski memiliki kondisi khusus, mereka tetap bisa berdaya dan mandiri. Aneka komunitas pun menggalakkan berbagai inisiatif untuk mendorong inklusivitas ketenagakerjaan. Sebab, hal yang dibutuhkan penyandang disabilitas adalah kesempatan, bukan belas kasihan.

Topik Edisi : Minggu, 2 Mei 2021

Barista difabel netra menuang campuran untuk membuat kopi di Cafe More di Jalan Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, 28 April 2021. TEMPO/Prima Mulia
Warga membaca buku di dekat perpustakaan bersama Bookhive Jakarta di Taman Situ Lembang, Jakarta, 26 April 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sejumlah pemuda dengan disabilitas mengikuti Pelatihan Kesiapan Kerja Dasar dari program PROGRESIF yang didukung oleh USAID Mitra Kunci di Sidoarjo, Jawa Timur. Dok Pribadi
Inklusif Sejak Awal
Ilustrasi meditasi. Shutterstock

Memulihkan Jiwa yang Terluka

Masalah gangguan kesehatan mental bisa menimpa siapa saja. Pada tingkat tertentu, proses pemulihan bisa berjalan lama. Tapi, sama seperti penyakit fisik lainnya, ada banyak cara yang bisa dicoba dan ditempuh untuk mengembalikan semangat hidup. Banyak penyintas gangguan kejiwaan yang sudah membuktikan hal ini.

Topik Edisi : Minggu, 25 April 2021

Para pendiri PukPuk Station, Nadya Syarifa (kiri), Vinzka C. Janikha, Hadijah Alaydrus, dan Tandy Mackenzie. Dok.Pribadi
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Dwi Apri Nugroho menjelaskan penggunaan aplikasi smart farming bernama Automatic Weather Sensor (AWS). Dok. UGM
Mengatasi Tekanan Jiwa pada Masa Tak Pasti
Marissa Febrianty Putri. Dok. Pribadi
Tangkapan layar halaman youtube Sounds From The Corner. youtube.com/c/soundsfromthecorner
Pedagang memeriksa kelayakan piringan hitam di toko kaset, Jatinegara, Jakarta, 15 April 2021. Tempo/Nurdiansah
Sosialisasi Anti Pembajakan di toko DVD Bajakan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA/Muhammad Iqbal
Penampilan live musik di salah satu kafe di Jakarta. Dok Tempo/Aditia Noviansyah
Ade Pajar Pirdianto (kiri) membimbing sejumlah anak mempelajari ilmu robotik di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Dok Pribadi
Putar Musik Dulu, Bayar Royalti Kemudian
Penggeledahan di salah satu rumah yang dijadikan tempat praktik perawatan gigi atau klinik kesehatan di Jakarta, 2016. Dok Tempo/M Iqbal Ichsan
Bujuk Rayu Dokter Palsu

Bujuk Rayu Dokter Palsu

Praktik medis ilegal yang banyak dipromosikan di media sosial biasanya turut mengklaim embel-embel yang berkaitan dengan dunia medis. Demi meyakinkan konsumen, para pelaku yang tak punya latar belakang pendidikan kedokteran itu pun kerap bergaya ala dokter.

Topik Edisi : Minggu, 11 April 2021

Perawatan kulit wajah di Hclinic Jakarta. Dok instagram.com/h_clinic
Ilustrasi filler wajah. Shutterstock
Anggota komunitas Tuli Mendongeng, Malang, Jawa Timur. Dok Pribadi
Suasana wisata off-road di kawasan Pantai Selatan Yogyakarta. (Dok. Wisata Offroad Yogyakarta)

Memberdayakan Si Motuba

Bagi sebagian penggemar mobil tua, kendaraan kesayangan mereka tak hanya dijadikan benda koleksi untuk dipajang. Berkat kreativitas, kendaraan yang populer dijuluki mobil tua bangka (motuba) milik mereka itu diberdayakan sebagai sarana untuk mencari penghasilan.

Topik Edisi : Minggu, 4 April 2021

Puteri Bayu bersama teman-temannya di komunitas Corolla Comunity. (Dok. Pribadi)
Proses penempelan stiker livery pada mobil Replica Celica GT-Four WR milik Anthon Novianto. Dok. Pribadi
Dibatasi, Bukan Dimusuhi
Kanal Yotube Tarigan Catur. Tempo/Ijar Karim
Warga bermain catur raksasa di Taman Danau Singkarak, Bendungan Hilir, Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

Geliat Catur pada Masa Corona

Akibat kontroversi pemain catur amatir Dewa Kipas di situs game Chess.com, yang berujung pada pertandingan melawan Woman Grand Master Irene Sukandar, popularitas permainan ini kembali meningkat. Pada masa pandemi, permainan catur online pun digemari banyak orang. Masyarakat menyambut euforia catur ini dengan meramaikan klub-klub dan sekolah catur.

Topik Edisi : Minggu, 28 Maret 2021

Aktivitas para peserta Sekolah Catur Disabilitas Cilegon, Banten. (Instagram Sekolah Catur Disabilitas)
Tanding Catur Daring Tak Kalah Penting
Ilustrator dan pegiat sosial, Metta Ratana. (Dok. Pribadi)
Aktivitas edukasi lewat siaran radio Kelas Belajar Radio Komunitas di studio radio PPKFM Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. (Dok. Pribadi)
Putri Pertiwi dan lukisannnya yang menggambarkan Judika. Dokumetasi Pribadi
Ellie Goldstein saat terpilih sebagai Glamour Women of the Year Gamechanging Model, 12 April 2021. GLAMOUR UK/via REUTERS
Aktivitas anak-anak down syndrome bersama Carys Care. (Dok. Carys Care)

Cara Kreatif Gali Bakat Anak-anak Istimewa

Ada banyak stigma negatif yang menempel pada mereka yang menyandang sindrom Down (Down syndrome). Sejumlah individu dan komunitas berupaya mematahkan stigma itu dengan membukakan jalan agar mereka bisa berkarya di tengah masyarakat. Ada yang menggunakan jalur kesenian, ada pula yang menyalurkan potensi istimewa ini ke dunia kerja.

 

Topik Edisi : Minggu, 21 Maret 2021

Lebih Dekat dengan Sindrom Down
Aktivitas taman bacaan keliling Pedati Pustaka di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. (Dok. Pribadi)
Edi Dimyati Pendiri Kampung Buku Cibubur di kawasan, Cibubur, Jakarta, Rabu 10 Maret 2021. TEMPO/Subekti.
Simpul Pustaka Terus Tumbuh
Aktivitas di rumah baca Pustaka Kato Guguak, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. (Dok. Pribadi)
Karyawan Cafe and Resto Stockholm Syndrom sedang menunjukan pelbagai menu makanan ringan yang jadi menu andalan di Pulo Armin,  Kota Bogor. Jawa Barat, 11 Maret 2021. TEMPO/M.A MURTADHO
Kafe Menanti Hari Temu di Jatimurni, Bekasi, Jawa Barat, 2 Maret 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Sensasi Ngopi di Kafe Tersembunyi

Pandemi Covid-19 memaksa para pengusaha kafe, restoran, atau kedai mencari strategi baru agar tetap dapat berjualan. Salah satu cara yang belakangan ngetren dilakukan adalah membuka tempat usaha kuliner di daerah pinggiran yang jauh dari keramaian. Ini juga salah satu strategi untuk menekan modal dan biaya sewa tempat usaha.

Topik Edisi : Minggu, 7 Maret 2021

Kedai Halaman Eyang di Komplek Kenari, Kota Bogor, Jawa Barat, 3 Maret 2021. TEMPO/M.A MURTADHO

Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan