maaf email atau password anda salah
Garuda Indonesia sedang memantapkan strategi bisnis setelah berbilang tahun merugi. Saham maskapai penerbangan itu pun kembali melantai di bursa setelah terkena suspensi beberapa waktu lalu. Namun, sempat melejit pada pembukaan hari pertama, kemarin harga saham Garuda anjlok lagi. Analis menyebutkan investor masih khawatir dan menunggu hasil restrukturisasi utang maskapai pelat merah itu.
Rencana pemerintah menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai bank BUMN dianggap bakal menguntungkan kedua pihak. Pemerintah bakal memantapkan posisi perbankan pelat merah di industri perbankan, sedangkan BSI akan mendapat sokongan modal besar.
Angkasa Pura I memikul beban utang hingga Rp 35 triliun akibat penurunan pendapatan selama masa pandemi Covid-19 dan bunga utang pembangunan bandara. BUMN pengelola 15 bandara itu menyiapkan restrukturisasi yang ditargetkan rampung pada Januari 2022.
Garuda Indonesia akan mengkonversi pinjaman kepada sesama badan usaha milik negara menjadi surat utang tanpa bunga. Dengan opsi ini, kreditor tidak memperoleh bunga sesuai dengan perjanjian awal. Skema restrukturisasi ini bisa merugikan sesama perusahaan pelat merah karena mengganggu arus kas dan kinerja keuangan perusahaan. Membahayakan BUMN lainnya yang masih sehat.
Kementerian BUMN merancang tiga skema untuk mengurangi beban utang Garuda Indonesia yang kini mencapai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 140 triliun. Pembatalan nilai utang dan tunggakan secara material menjadi salah satu yang paling diandalkan, selain memangkas kembali jumlah armada serta negosiasi kontrak dengan puluhan lessor. Mampukah Garuda keluar dari jurang kebangkrutan di tengah lilitan utang?
Garuda Indonesia bakal berhenti melayani 97 rute penerbangan di dalam dan luar negeri. Rute-rute itu dianggap tak menguntungkan karena penumpangnya sedikit. Pengamat menyarankan Garuda tetap mempertahankan jalur penerbangan ke wilayah Asia Timur, karena masih dianggap potensial.
Indonesia terjebak dalam gunungan utang dari Cina yang jumlahnya terus meroket sejak 2013. Sebanyak US$ 17,28 miliar atau sekitar Rp 245,7 triliun di antaranya tergolong utang tersembunyi karena masuk lewat badan usaha milik negara (BUMN) dan bank-bank pelat merah, sehingga tidak tercatat sebagai utang pemerintah. Tapi, bila pengembalian utang itu macet, negara pula yang bakal menanggung.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.