Edisi Rabu, 24 April 2013
Editorial
Ketidaksiapan Indonesia mengikuti Frankfurt Book Fair di Jerman patut disayangkan. Inilah festival buku dan karya sastra bergengsi tingkat dunia. Khusus pada 2015 nanti, Indonesia terpilih sebagai peserta kehormatan. Ini merupakan status istimewa karena setiap tahun hanya satu negara yang mendapat posisi tersebut. Maka, jika sampai sekarang pemerintah belum menunjukkan perhatian serius, jangan-jangan kehormatan itu akan sia-sia. Peluang menampilkan Indonesia bukan hanya dalam karya sastra tapi juga bidang lain, termasuk pariwisata, bakal terbuang percuma.
Banyak tanda bahwa pemerintah belum melakukan persiapan serius. Dengan status tamu kehormatan, Indonesia boleh melakukan berbagai kegiatan jauh sebelum pameran dimulai. Misalnya, rangkaian pameran atau pementasan karya teater di Jerman. Atau, mempersiapkan 50-100 pengarang untuk berkeliling Jerman. Kegiatan pemanasan ini sangat strategis karena Indonesia mendapat kesempatan berpromosi di depan komunitas internasional. Jika persiapan tak juga dilakukan sejak sekarang, Indonesia bakal "keteteran" kelak.
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Olah Raga
La Decima
Olah Raga
"La Decima" atau 10 dalam bahasa Spanyol adalah mantra di Santiago Bernabeu. Semua orang membicarakannya. Bahkan pelatih Real Madrid, Jose Mourinho, setiap kali bepergian dengan pesawat terbang dalam rangka Liga Champions, tidak pernah mau pindah dari bangku nomor 10-D.
"Saat pertama kali datang ke sini, semua orang berbicara tentang La Decima. Saya tidak paham bahasa Spanyol, tapi kemudian saya mengetahui La Decima adalah segalanya," kata Sami Khedira, pemain pindahan dari Stuttgart, Jerman.
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Nasional
Dia
Aktris Agni Pratistha tampil beda. Rambut panjangnya yang sempat menyentuh pinggang dibabat hingga sebatas tengkuk. Mengenakan topi putih ala penyanyi hip-hop, Putri Indonesia 2006 itu makin terlihat tomboy. "Baru dua minggu lalu aku potong," kata Agni ketika dijumpai dalam peluncuran film 9 Summers 10 Autumns di Kemang Village, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu.
Agni mengaku sebetulnya sudah tomboy sejak kecil. Gadis kelahiran Canberra, 8 Desember 1988, itu juga sebelumnya lebih senang berambut pendek. "Panjang itu bikin gerah," katanya singkat. Di luar acara resmi yang mewajibkannya tampil feminin, Agni pun lebih sering menggulung rambut panjangnya itu.
Baca Selengkapnya
Opini
GKR Hemas,
WAKIL KETUA DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) RI
Kekacauan ujian nasional (UN) tahun ini merupakan puncak dari kekisruhan yang telah teridentifikasi sejak awal. Bahkan, pada saat pemerintah mengklaim keberhasilan luar biasa pada tahun ajaran 2010/2011, dengan menyatakan persentase kelulusan siswa mendekati nilai sempurna, yakni 99,22 persen untuk SMA dan 99,52 persen untuk SMP, serta tingkat kecurangan yang turun drastis dibanding tahun sebelumnya, DPD RI justru mempertegas rekomendasi menghentikan UN sebagai alat evaluasi akhir hasil belajar peserta didik.
Rekomendasi ini didasari temuan empiris dalam pengawasan di berbagai daerah yang faktanya berkebalikan dengan klaim pemerintah. Pertama, terjadi duplikasi atas penilaian aspek kognitif. Nilai sekolah yang 40 persen meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik, tapi nilai UN yang 60 persen seluruhnya merupakan penilaian aspek kognitif.
WAKIL KETUA DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) RI