JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta tengah menyiapkan video yang diharapkan dapat mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan saat pelaksanaan hari raya kurban. Video ini menayangkan simulasi penanganan hewan kurban sesuai dengan prosedur pencegahan penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
“Mulai dari pengantaran hewan kurban, teknik penyembelihan, pencacahan daging, hingga pendistribusian kepada mustahik,” kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati, kemarin. Untuk pembuatan video ini, Dinas KPKP bekerja sama dengan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik). "Video ini akan jadi edukasi sekalian panduan bagi panitia kurban."
Menurut Suharini, video tersebut akan mulai disosialisasi pekan depan. Selain membuat video panduan, Dinas KPKP sudah mulai mensosialisasi protokol pemotongan dan penjualan hewan kurban melalui berbagai media.
Setidaknya ada empat poin penting dalam protokol kesehatan yang diatur Pemerintah Provinsi DKI, yakni jaga jarak fisik, penerapan higiene personal, pemeriksaan kesehatan awal, serta penerapan higiene dan sanitasi. Sejumlah masjid atau lokasi yang hendak menyelenggarakan pemotongan kurban juga harus melapor dan didata oleh pemerintah daerah setempat.
Gubernur Anies Baswedan sebelumnya mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 43 Tahun 2020 tentang Pengendalian Penampungan, Penjualan, dan Pemotongan Hewan Kurban pada Pelaksanaan Idul Adha 2020 di Masa Pandemi Covid-19. Ketentuan ini mengatur berbagai protokol kesehatan, dari penjualan hingga hari pemotongan. Dalam instruksi tersebut, Anies juga meminta jajarannya untuk mengatur penampungan, penjualan, dan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sesuai dengan protokol kesehatan.
Pemerintah Provinsi sudah menyiapkan sentra hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. Rumah pemotongan itu merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta, Aksi Cepat Tanggap (ACT), PD Dharma Jaya, dan Bank Bukopin Syariah. Tempat ini diklaim menjadi fasilitas pemotongan hewan yang proses penyembelihan hingga pendistribusiannya sesuai dengan protokol Covid-19.
"Kami harapkan kegiatan pemotongan hewan kurban yang biasanya dilaksanakan di halaman rumah, tanah kosong, halaman masjid, juga bisa dilaksanakan di tempat ini,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Kamis pekan lalu. “Semua itu untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian pemotongan hewan kurban melalui proses yang higienis, yang sehat, yang bersih, apalagi saat Covid-19."
Meski pemerintah telah menyediakan tempat khusus pemotongan, sejumlah masjid di Jakarta tetap berencana menggelar penyembelihan hewan kurban. Salah satunya Masjid Agung At Tin, Jakarta Timur.
Kepala Bidang Peribadatan Masjid Agung At Tin, Ustad Karnali, memastikan akan mematuhi semua protokol kesehatan dalam kegiatan pemotongan. Protokol kesehatan yang dimaksud antara lain menyiapkan tempat cuci tangan yang memadai, menjaga jarak fisik satu sama lain, dan wajib menggunakan masker.
Sementara itu, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dipastikan tak akan menggelar salat Idul Adha maupun penyembelihan hewan kurban. Namun pengurus masjid tetap menerima dan menyalurkan hewan kurban.
Kepala Sub-Bagian Hukum dan Kerja Sama Penanggung Jawab Humas Masjid Istiqlal, Nur Khayin Muhdlor, mengatakan hewan kurban yang diterima akan didistribusikan ke sejumlah masjid di Jakarta. Keputusan itu diambil untuk mencegah kerumunan yang justru meningkatkan risiko penularan Covid-19. "Kami sudah mendata sejumlah pemohon hewan kurban melalui beberapa masjid di Jakarta,” katanya. “Permohonan biasanya diajukan RT yang mengetahui warga yang tidak mampu."
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Awi Setiyono, mengatakan kepolisian akan menurunkan personel untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan selama kegiatan Idul Adha. "Kami bekerja sama dengan TNI, Satpol PP, dan pemerintah daerah," kata Awi.
Selain mengawasi pelaksanaan salat dan penyembelihan hewan kurban, kepolisian mengawasi titik-titik lokasi wisata yang diperkirakan bakal ramai dikunjungi masyarakat. "Penindakannya tentu dengan humanis, imbauan-imbauan dan teguran," katanya.
INGE KLARA SAFITRI