MOSKOW – Petenis putra generasi masa depan diprediksi muncul dari Rusia. Saat ini sudah ada tiga petenis dari Negeri Beruang Merah itu yang menduduki peringkat 15 besar dunia. Mereka adalah Daniil Medvedev, Andrey Rublev, dan Karen Khachanov, yang mungkin akan mampu menggeser dominasi Novak Djokovic, Roger Federer, dan Rafael Nadal.
Dalam turnamen sepanjang dua tahun terakhir, tiga petenis Rusia itu cukup kompetitif dan mampu bertahan dalam persaingan di papan atas. Medvedev, yang kini berusia 24 tahun, adalah yang tertua dari mereka dan memiliki peringkat tertinggi dengan posisi kelima dunia. Rublev, 22 tahun, menduduki peringkat ke-14 dunia. Khachanov, satu tahun lebih tua dari Rublev, menempati peringkat ke-15 dunia.
Mantan petenis nomor satu dunia asal Rusia, Yevgeny Kafelnikov, mengatakan prestasi tiga petenis muda itu menjadi kebangkitan tenis Rusia saat ini. Menurut dia, kompetisi yang sehat selama ini membantu mereka unggul sampai sekarang. Kondisi ini mirip terjadi pada 1999, ketika Kafelnikov menjadi petenis Rusia pertama yang mencapai peringkat teratas dunia tenis dan kemudian diikuti petenis yang lebih muda, yakni Marat Safin.
“Ketika saya menjadi pemain top-10, Marat enam tahun lebih muda dari saya dan dia ingin mengejar ketertinggalan dari saya. Jadi, kami memiliki persaingan yang sehat satu sama lain dan satu didorong oleh yang lain," kata Kafelnikov.
Kafelnikov merebut dua gelar Grand Slam, yakni Prancis Terbuka 1996 dan Australia Terbuka 1999. Ia juga meraih medali emas tunggal putra di Olimpiade Sydney pada 2000. “Saat itu, kami punya tiga orang yang berada di 20 besar dan ketiganya bersaing. Itulah alasan mengapa tenis di Rusia sangat sukses saat ini.”
Safin sepakat dengan Kafelnikov. Ia mengatakan kompetisi yang sehat di antara petenis Rusia saat ini mampu membangun para pemain mencapai peringkat terbaiknya. Selain berkompetisi, kata Safin, ketiga petenis muda itu sering pergi makan malam bersama dan berlatih bersama. “Mereka petenis yang hebat dan mereka selalu siap belajar,” kata Safin, yang menjuarai AS Terbuka 2000 dan merebut trofi Australia Terbuka 2005.
Medvedev, Rublev, dan Khachanov telah saling mengenal sejak hari-hari mereka sebagai petenis junior. Selain berlatih, mereka berkembang bersama, sehingga tak aneh bila perjalanan tenis mereka pun tak jauh berbeda. Ketiganya pun memiliki momen tak terlupakan di turnamen Amerika Serikat Terbuka, yang akan segera digelar setelah semua turnamen tenis ditangguhkan karena pandemi corona.
Pada 2017, Rublev menjadi perempat finalis turnamen termuda sejak Andy Roddick dari Amerika Serikat pada 2001. Dua tahun lalu, Khachanov bertarung dengan Rafael Nadal dalam empat set yang melelahkan, dalam pertarungan selama 4 jam 23 menit. Sedangkan momen terbesar dialami Medvedev pada tahun lalu, ketika nyaris mengalahkan Nadal dalam pertarungan final lima set di Flushing Meadows.
"AS Terbuka tahun lalu benar-benar istimewa dalam banyak hal, dan saya pikir saya akan mengingatnya sepanjang hidup saya," kata Medvedev.
Petenis tentunya selalu senang, tutur Medvedev, dan berharap bisa selalu menang. Di AS Terbuka tahun lalu, dia mengatakan telah mengeluarkan segenap kemampuannya untuk bisa mengalahkan Nadal. “Jadi, saya sangat kecewa kalah dalam babak final Grand Slam pertama saya. Tapi itu tidak mungkin untuk mengubahnya,” kata Medvedev.
Kini, ketiga petenis Rusia itu akan bersiap menghadapi turnamen akbar Amerika Serikat Terbuka 2020. Peluang mereka untuk mendominasi akan cukup besar, mengingat Federer sudah dipastikan tak ikut. Sedangkan Djokovic dan Nadal sudah memberi sinyal akan absen dalam turnamen Grand Slam lapangan keras tersebut.
Pelatih tenis tersohor Patrick Mouratoglou mengatakan Medvedev punya peluang paling besar untuk kembali ke final seperti tahun lalu. Jika Nadal dan Djokovic batal tampil, pesaing terkuat hanya Medvedev dan Dominic Thiem dari Kanada.
“Saya mendengar bahwa Nadal akan bermain di Paris. Jika Nadal dan Djokovic tidak pergi ke New York, saya pikir Medvedev dan Thiem mungkin punya peluang besar,” kata Mouratoglou, yang memiliki akademi tenis terkenal di Prancis dan saat ini menjadi pelatih juara Grand Slam 23 kali, Serena Williams.
Terlepas dari peluangnya yang besar untuk kembali ke final, Medvedev mengatakan sudah tak sabar bertanding setelah lima bulan hanya bisa berlatih. Hanya, menurut dia, akan terasa aneh bermain di AS Terbuka tanpa penonton. Sebab, turnamen yang akan digelar pada 31 Agustus hingga 13 September itu akan menerapkan protokol ketat karena pandemi Covid-19.
“Pada saat yang sama, jika Anda tidak memiliki aturan ketat, kemungkinan besar kita semua akan terinfeksi atau mengalami hal lain,” kata Medvedev. "Meski saat junior pernah mengalami momen bermain tanpa penonton dan hanya ditemani pelatih. Ini akan berbeda ketika Anda datang ke Arthur Ashe yang biasa dipenuhi 22 ribu orang dan hanya akan ada dua anggota tim Anda.”
UBITENNIS | TENNIS365 | DAILYMAIL | NUR HARYANTO
Kebangkitan Tenis Rusia