Bibit Konflik di Jalur Tuna
Nelayan tradisional di Halmahera Tengah resah dengan beroperasinya kapal-kapal besar asal Bitung di perairan mereka. Penangkapan ikan tuna di luar wilayah dan praktik transhipment yang dilakukan kapal-kapal tersebut merugikan nelayan, mengurangi pendapatan daerah, menyebabkan rawan kriminalitas, serta mengancam kelestarian lingkungan. Tempo bekerja sama dengan Environmental Justice Foundation menggelar liputan khusus mengenai kondisi nelayan-nelayan tradisional Halmahera dan mereportase praktik transhipment di sana.
JAKARTA – Saleh Suan, nelayan lokal di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, gusar. Sehari-hari ia menangkap ikan di wilayah perairan Gebe dan Patani, yang merupakan jalur ikan tuna dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik, menggunakan alat tangkap tradisional berupa pancing. Selama setahun terakhir, Saleh bersama rekan-rekannya mengeluhkan masuknya kapal-kapal ikan besar sampai ke pulau-pulau di daerah tangkapan warga lokal.
Kapal-kap...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini