Edisi Minggu, 28 April 2013
Cari angin
Putu Setia
@mpujayaprema
Barangkali karena penampilan saya lusuh ketika menemui Romo Imam, beliau langsung nyerocos: "Lagi ruwet, ya? Apa dicoret dari daftar calon legislatif?" Saya hanya tersenyum dan mengambil tempat duduk di depannya.
@mpujayaprema
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Pentas
'Yogyakarta' Rasa Hollywood
Nusa
Ponsel Ajun Inspektur Satu Haryono berdering bersamaan dengan seruan azan salat Jumat, 26 April lalu. Kenalannya mengabarkan perampokan di kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu, Desa Bencah Kelubi, Kabupaten Kampar. Tak berpikir panjang, Haryono langsung menuju kantor BRI itu. Jaraknya memang cuma seratusan meter dari tempatnya.
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Metro
WAJAH Afifudin banjir peluh, napasnya terengah-engah, kemarin siang. Satu dari 783 peserta ujian kompetensi untuk 267 jabatan lurah di Jakarta itu takut terlambat tiba di SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan, tempat ujian dilangsungkan.
Ketegangan Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, itu agak mengendur ketika mengamati jarum jam di pergelangan tangan kirinya: 10.55 WIB. Tidak terlambat, karena ujian dimulai pukul 11.00. "Alhamdulillah.... Padahal (kalau terlambat) lima menit lagi saya gugur sebagai peserta seleksi," ujar Afif.
Baca Selengkapnya
Fotografi
Rizky Kuncoro Manik bukan abdi dalem biasa. Tak seperti kebanyakan abdi dalem yang sudah tua, Rizky masih bocah. Bahkan usianya baru 4 tahun. Namun mengenakan pakaian Peranan (pakaian abdi dalem) dan berjalan dengan tanpa alas kaki sudah menjadi hal yang biasa baginya. Maklum, dia sudah terlatih menjadi abdi dalem sejak berumur masih 1 tahun.
Baca Selengkapnya
Ide
Muhidin M. Dahlan,
JURU KLIPING DI WARUNGARSIP.CO YAYASAN INDONESIA BUKU
Sudah satu dekade lebih alaf berlari di waktu-publik Indonesia. Tentu saja kereta waktu itu membawa sampah sosial-politik sekaligus inovasi peradaban. Di antara muatan itu, tak ada peristiwa arsip yang paling menghebohkan halaman depan dan trending topic media cetak serta media daring kecuali, salah satunya, dokumen sprindik (surat perintah penyidikan) kasus korupsi (tersangka) Anas Urbaningrum. Tak pelak, arsip kemudian menjadi perdebatan: pengelolaan, kerahasiaan, dan juga badai politik yang mengepungnya. Yang mengherankan, di antara badai arsip itu, para arsiparis absen. Nyaris tak ada satu pun pewarta yang merekam pendapat mereka soal "sprindik" itu. Untuk kasus "sprindik", yang dibutuhkan memang bukan arsiparis dengan kerja tukang yang tampaknya makin rudin di abad digital yang menggila seperti sekarang ini. Yang muncul adalah "detektif arsip".
Detektif arsip adalah domain politik arsip. Kita memang selalu butuh arsiparis dengan kecakapan teknis. Tapi, soal arsip dan politik, yang tampil adalah detektif. Dalam biodata pendidikan Anies Baswedan, yang menjadi Ketua Komisi Etik KPK (khusus "sprindik"), misalnya, tak ada satu pun tercantum pendidikan kearsipan. Tapi kita tahu, ia menjadi pemimpin pemburu cerita bocornya "sprindik" KPK. Dan kerjanya sukses!
JURU KLIPING DI WARUNGARSIP.CO YAYASAN INDONESIA BUKU