JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mewaspadai potensi lonjakan angka penularan virus menjelang liburan Natal dan tahun baru. Kewaspadaan itu muncul karena selalu terjadi lonjakan jumlah kasus setiap liburan panjang usai.
Misalnya, dalam beberapa hari terakhir kembali terjadi lonjakan jumlah kasus. Sesuai dengan data Satgas Penanganan Covid-19 per 29 November, pasien tertular virus corona bertambah 6.267 orang. Jumlah ini mencatatkan rekor baru dalam penambahan kasus positif Covid-19 harian di Indonesia. Hingga kemarin, jumlah kumulatif kasus Covid-19 mencapai 534.266 orang.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, berharap lonjakan kasus ini menjadi pengingat masyarakat agar tak lengah menerapkan protokol kesehatan. "Jumlah kasus Covid-19 bisa terus bertambah jika masyarakat dan pemerintah daerah tidak serius mencegah penularan," kata Wiku, kemarin.
Ia mengatakan sesuai dengan catatan Satgas, kenaikan jumlah kasus baru Covid-19 selalu terjadi setelah masa libur panjang. Satgas mencatat tiga periode liburan panjang yang berakhir dengan lonjakan kasus positif. Pertama, masa libur panjang Idul Fitri pada 22-25 Mei lalu yang berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 69-93 persen pada 28 Juni lalu.
Kedua, masa libur panjang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, yang berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 58-118 persen pada 1-3 September lalu. Ketiga, masa libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November lalu, yang berdampak adanya peningkatan jumlah kasus positif sebesar 17-22 persen pada periode 8-22 November lalu.
Wiku mengatakan Satgas memahami kondisi pelaku usaha di sektor pariwisata yang ikut terkena dampak pandemi Covid-19. Sehingga pelaku usaha di sektor pariwisata tentu sangat menunggu momentum liburan panjang, termasuk liburan pada akhir tahun ini. Tapi untuk menekan penularan virus, Satgas akan berkoordinasi dengan pemerintah ihwal keputusan masa libur panjang pada akhir Desember mendatang.
Sebelumnya, pemerintah sempat mewacanakan adanya liburan panjang akhir tahun untuk merayakan Natal, tahun baru, dan pengganti cuti bersama Idul Fitri tahun ini. Namun pemerintah membuka peluang untuk memangkas bahkan menghapus rencana liburan panjang tersebut.
"Apa pun keputusan yang akan diambil, pemerintah akan selalu mengutamakan keselamatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujar Wiku.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan agar pemerintah pusat mempersingkat durasi hari libur akhir tahun ini. Usul ini mempertimbangkan potensi lonjakan kasus Covid-19 di lokasi tujuan wisata, seperti di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat.
"Karena berat buat kami menangani lonjakan kasus baru," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Mantan Wali Kota Bandung itu mengatakan pengurangan hari libur akhir tahun bisa menjadi solusi tengah. Sebab, terlalu riskan jika mempertahankan jumlah hari libur panjang atau menghapus jatah hari libur Natal dan tahun baru. Ia khawatir penghapusan masa libur akhir tahun akan berdampak pada perekonomian masyarakat di sektor pariwisata.
Emil berharap masyarakat dan pelaku usaha pariwisata menerapkan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona di daerah wisata. Pemerintah daerahnya juga akan memperbanyak upaya tes Covid-19, baik tes cepat maupun uji usap secara acak di lokasi keramaian.
Menurut Emil, sebagian sumber penularan Covid-19 berasal dari kerumunan di tempat wisata. "Seperti hitungan matematika, yaitu ada keramaian, ada Covid-19, tidak ada keramaian, tidak ada Covid-19. Liburan panjang ada keramaian, pasti ada penularan Covid-19,” ujarnya.
INDRA WIJAYA | AHMAD FIKRI (BANDUNG)
Pemerintah Waspadai Lonjakan Kasus pada Akhir Tahun