Namun lain ceritanya dengan perusahaan elektronik asal Jepang, AQUA Japan. Di tengah pelemahan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19, brand yang dulu dikenal dengan nama Sanyo ini malah membidik target pertumbuhan penjualan 15 persen dibanding realisasi tahun lalu. Pada pertengahan tahun, lebih dari separuh target penjualannya pun sudah tercapai.
Menurut Presiden Direktur AQUA Japan Indonesia Kenji Sadayuki, penjualan selama pandemi banyak ditopang oleh kebutuhan elektronik yang menunjang aktivitas konsumen selama berada rumah. Seperti apa strategi yang diterapkan AQUA Japan di Indonesia? Berikut ini petikan wawancara Kenji dengan jurnalis Tempo, Larissa Huda, dua pekan lalu.
Sejauh mana pandemi Covid-19 mempengaruhi penjualan AQUA Japan dan apa strategi Anda menghadapi tantangan ini?
Memang terjadi penurunan, tapi tidak berdampak signifikan. Lebih dari separuh target penjualan kami sudah bisa tercapai, sudah 83 persen pada semester I. Kami melihat bahwa, selama di rumah, orang lebih banyak menghabiskan waktu melakukan aktivitas komunikasi di kanal digital dan media sosial. Karena itu, kami meningkatkan program berbasis digital.
Apakah hal ini membuat Anda mengoreksi target pertumbuhan penjualan?
Sejauh ini kami belum melakukan revisi terhadap target pertumbuhan penjualan, yang ditetapkan 15 persen tahun ini.
Produk apa yang menjadi penopang penjualan dan apakah terjadi perubahan tren dari sisi konsumen?
Produk air conditioner (AC) berkontribusi 38,99 persen dan televisi berkontribusi 32,66 persen. Selama masa pandemi, konsumen lebih banyak tinggal di rumah, sehingga produk yang dibeli lebih banyak alat elektronik rumah tangga yang selalu digunakan saat beraktivitas di rumah, seperti lemari es untuk penyimpanan makanan, AC, dan televisi.
Sebagian besar masyarakat juga masih khawatir bepergian ke tempat ramai. Bagaimana AQUA Japan menyiasati ini?
Berbagai strategi kami maksimalkan untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mengakses informasi terkait dengan produk AQUA Japan. Seperti halnya melalui program telemarketing, live streaming, online marketing, serta melalui berbagai kanal digital lainnya. Untuk pemasaran, kami menyediakan layanan berbelanja dari rumah melalui official store kami di platform e-commerce.
Apakah penjualan melalui platform e-commerce cukup signifikan?
Tren penjualan online selama masa pandemi naik dua kali lipat dibandingkan dengan lima tahun terakhir. Tentu kontribusi penjualan di kanal online juga meningkat, mengingat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah karena program pembatasan sosial yang sedang berjalan.
Apa saja produk yang sesuai dengan kebutuhan pada saat pandemi Covid-19?
AQUA Japan sejak awal sangat memperhatikan persoalan kesehatan. Seperti AC dengan fitur AQUA Fresh yang mampu membersihkan sendiri debu dan kotoran yang menempel di evaporator dan membunuh 99,9 persen virus dan bakteri. Kami juga menghadirkan mesin cuci dengan teknologi yang UV Function, yang mampu membunuh bakteri dan virus selama proses pencucian dengan teknologi ultraviolet. Untuk hiburan ada produk Android Smart TV.
Pemerintah mewajibkan pembatasan impor barang elektronik dengan mewajibkan produsen mengantongi persetujuan impor (PI). Bagaimana Anda menyikapi kebijakan ini?
Kami mengikuti peraturan Kementerian Perdagangan tersebut. Karena itu, sebelum PI didapat, kami tidak dapat mengimpor stok dari luar negeri. Sejak September lalu, kami sudah mendaftarkan PI dan kami mendapatkannya pada 13 November lalu. Kami sedang mengatur importasi dan pengiriman produk elektronik kepada dealer.
Pemerintah Indonesia juga baru menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sejauh mana aturan ini akan mempengaruhi bisnis Anda?
Selama peraturan atau UU tersebut sudah ditetapkan atau disahkan oleh pemerintah, kami pasti akan menjalankan dan menaati peraturan yang berlaku. Untuk strategi bisnis, tidak terdapat strategi khusus. Namun Indonesia masih tetap menjadi salah satu basis pasar yang penting bagi AQUA Japan untuk ekspansi.
Lebih dari Separuh Target Kami Tercapai