Edisi Minggu, 29 September 2013
Cari angin
Putu Setia
Nama lengkapnya Tri Rismaharini. Jabatannya Wali Kota Surabaya. Tapi saya belum pernah bertatap muka dengan dia. Saya bukan arek Suroboyo. Saya hanya kagum melihat wajah Surabaya yang lebih bersih. Tamannya asri, sungainya jernih, jika dibandingkan dengan di masa lalu. Dari warga, saya tahu, inilah prestasi Wali Kota Risma.
Kebetulan saya ingin menulis seorang tokoh. Tapi kenapa Risma, yang tak membuat berita pekan-pekan ini? Kenapa bukan Ruhut Sitompul, yang gegap-gempita di berbagai media? Saya harus mengatakan dengan jujur, saya ingin menulis sesuatu yang serius untuk bangsa ini, bukan menulis lelucon. Saya ingin mengajak pembaca untuk optimistis melihat Indonesia ke depan, bukan larut dalam perseteruan para badut. Risma adalah pilihannya.
Baca Selengkapnya
Berita Lainnya
Nasional
Prabowo Siap Bersaing dengan Jokowi
Pentas
Konser Ger-geran Koes Plus
Nusa
BANDUNG - Kapal tongkang yang karam dan menewaskan 22 orang asal Timur Tengah di kawasan pantai Cianjur, Jumat lalu, diduga dikemudikan sendiri oleh salah seorang imigran. "Di tengah laut, nakhoda meninggalkan kapal setelah menerima duit dari imigran dengan menggunakan perahu kecil," kata juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Martinus Sitompul, di Bandung kemarin.
Martinus menjelaskan, puluhan imigran gelap itu bertolak dari sebuah apartemen di bilangan Rasuna Said, Jakarta Selatan, dan dari mes di Jalan Pramuka, Jakarta Timur. "Mereka dihimpun oleh inisiator selama dua bulan," katanya. Para imigran itu berasal dari Irak, Libanon, Yordania, dan negara Timur Tengah lainnya.
Baca Selengkapnya
Fotografi
Beberapa tenda yang dibuat seadanya berdiri di tepi jalan raya BR-463 dekat Dourados, Negara Bagian Mato Grosso do Sul, Brasil, sejak 2009. Tenda-tenda darurat milik suku Indian Guarani Kaiowa itu berada di samping tanah leluhur mereka, Tekoha Apika'y, yang kira-kira berarti "tanah leluhur tempat mereka yang menunggu".
Tiga tahun yang lalu, seorang anak Sandriely lahir di salah satu tenda tersebut. Keluarga Sandriely, Rogerio dan Dilcia Lopes, bersama 23 anggota suku lainnya, menetap di kamp darurat tersebut. Setahun sebelumnya, mereka diusir dari tanah leluhurnya oleh sebuah kelompok bersenjata atas perintah para petani besar yang ingin menguasai lahan mereka. Seorang anggota suku tewas tertembak kala itu.
Baca Selengkapnya
Metro
JAKARTA - Kasus kebakaran yang menimpa rumah warga kembali memakan korban jiwa di Jakarta. Dinihari kemarin, empat orang tewas dalam musibah yang terjadi di Jalan Jelambar Barat 1, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Ini adalah musibah ketiga sepanjang September 2013, di Ibu Kota.
Kepala Seksi Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Barat, Agus Surya Mandala, mengatakan korban yang tewas dalam kebakaran di Grogol Petamburan itu adalah pasangan suami-istri Atjai Husin, 52 tahun, dan Ng Jek Hong, 49 tahun. Anak mereka, Andika Wijaya, 27 tahun, juga menjadi korban. Begitu juga cucunya , Dominique, 7 tahun. "Mereka terjebak di lantai dua," kata Agus.
Baca Selengkapnya
Ide
Munawir Aziz,
ALUMNUS CENTER FOR RELIGIOUS AND CROSS-CULTURAL STUDIES (CRCS), SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), YOGYAKARTA
Selama lebih dari 30 tahun, warga Indonesia berada dalam kecemasan akibat kerumitan sejarah. Periode kekuasaan Orde Baru menjadikan sejarah Indonesia gelap mata, berkabut, hingga tak memungkinkan untuk ditelaah secara jernih. Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa awal kemerdekaan, revolusi fisik, hingga masa Orde Sukarno dikaburkan oleh penulisan sejarah versi penguasa. Panggung kekuasaan Orde Baru berdiri kokoh dengan dukungan akademisi yang dekat dengan Cendana dan militer. Panggung kekuasaan ini roboh pada Mei 1998, ketika Soeharto tak mampu lagi mencengkeram politik Indonesia.
Peristiwa-peristiwa sejarah yang membentuk Indonesia sebagai negara bangsa (nation-state) sampai saat ini masih terasa sumir. Kisah-kisah tentang perlawanan terhadap kolonial sering kali ditenggelamkan oleh asumsi kepentingan politik dan jaringan keluarga pahlawan. Dimensi politik dan nafsu kekuasaan lebih kuat daripada keberpihakan kepada kebenaran sejarah. Kisah-kisah tentang ideologi komunis, perjalanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI), hingga pertarungan DI/TII saat ini menjadi bagian dari common enemy yang terlembaga dalam memori warga. Kenapa? Karena selama lebih dari 30 tahun, warga mengkonsumsi informasi yang distempel oleh Orde Baru. Produksi wacana selama lebih dari tiga dekade, yang menggunakan cara berpikir model militer, menjadikan rakyat negeri ini bungkam dan hanya meratapi tragedi sejarah.
ALUMNUS CENTER FOR RELIGIOUS AND CROSS-CULTURAL STUDIES (CRCS), SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM), YOGYAKARTA