Idealisme Gay
Malam belum larut. Dari televisi sebuah kafe di kompleks apartemen Sudirman Park, mengalun pelan lagu Buka Dikit Joss-nya Juwita Bahar. Kafe itu sepi. Cuma ada lelaki berkacamata duduk di sudut dekat pintu dengan iPhone tergeletak di meja. Pria itu John Badalu. Perawakannya sedang. Rambutnya nyaris putih semua.
Malam belum larut. Dari televisi sebuah kafe di kompleks apartemen Sudirman Park, mengalun pelan lagu Buka Dikit Joss-nya Juwita Bahar. Kafe itu sepi. Cuma ada lelaki berkacamata duduk di sudut dekat pintu dengan iPhone tergeletak di meja. Pria itu John Badalu. Perawakannya sedang. Rambutnya nyaris putih semua.
Malam itu John usai "bekerja". Ia baru saja menonton beberapa film untuk rekomendasi ke Festival Film Berlin. John adalah koresponden film
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini