Kenangan Cengkih di Pulau Pisang
Arman A.Z.
Penulis sastra
"Di sini bukan desa tertinggal, tapi desa yang ditinggalkan...."
Kalimat bernada satire itu membuat saya tercekat. Saya cegah kepala saya yang hendak menoleh ke kanan, ke arah sumber suara. Lelaki paruh baya itu baru selesai mandi sore. Aroma wangi menguar dari tubuhnya. Dia mengenakan kaus abu-abu lengan panjang dan kain sarung cokelat bermotif kotak-kotak. Kami baru beberapa menit berkenalan, namun celetukannya barusan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini