Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

5
April
2021
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaOpini 1/1 Selanjutnya
Opini

Perempuan di Pusaran Terorisme

Peran perempuan makin meningkat dalam aksi terorisme. Apa saja faktor penyebabnya?

Edisi, 5 April 2021
Oleh: Tempo
Ilustrasi: Imam Yunni
  • - Peran perempuan dalam aksi terorisme kini cenderung lebih aktif dan bertambah.
  • - Apa saja faktor yang mendorong perempuan terlibat dalam terorisme? .
  • - Mengapa peran mereka meningkat belakangan ini?

Bagong Suyanto
Dekan FISIP Universitas Airlangga

Dalam pergerakan aksi radikalisme dan teror, peran perempuan belakangan ini cenderung lebih aktif. Mereka tidak lagi hanya menjadi sosok di balik layar atau sekadar pendamping kaum laki-laki yang menjadi pengebom. Perempuan tidak jarang menjadi pelaku bom bunuh diri dan bahkan menyerang aparat kepolisian.

Aksi yang dilakukan Zakiah Aini, mantan mahasiswa berusia 26 tahun yang menyerang Markas Besar Kepolisian RI di Jakarta, 31 Maret lalu, adalah salah satu bukti peran aktif perempuan dalam aksi terorisme. Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, jumlah perempuan yang terlibat dalam tindakan terorisme di Indonesia cenderung bertambah. Selain Zakiah, tercatat beberapa nama lain, seperti Dian Yulia Novi, Ika Puspita Sari, Umi Delima, Munfiatun, dan Arina Rahma.

Jumlah tahanan dan narapidana perempuan yang terlibat dalam terorisme selama kurun waktu dua dekade terakhir (2000-2020) mencapai 39 orang. Daftar itu bukan tidak mungkin terus bertambah panjang, karena penyebaran paham radikalisme yang makin luas berkat dukungan media sosial dan bujuk rayu melalui berbagai akun di dunia siber.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMjAgMDQ6NDQ6MDEiXQ

Sejumlah Faktor

Artikel yang ditulis Tunde Agara (2017) berjudul "The Role of Woman in Terrorism and Investigation of Gendering Terrorism" menyatakan, keterlibatan perempuan dalam aksi militan dan terorisme sejak dulu tidak lagi hanya sebagai personel pendukung dan bagian logistik, tapi juga sebagai penyerang, penculik, dan martir. Keterlibatan mereka juga bukan hanya di gerakan garis keras Islam, tapi juga di organisasi lain, seperti Macan Tamil Eelam di Sri Lanka, Zapatista di Meksiko, dan Taliban di Afganistan (Gentry & Sjoberg, 2011).

Di Indonesia, pergeseran peran perempuan dalam berbagai gerakan terorisme secara garis besar tampaknya dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, makin mandiri dan soliternya posisi perempuan dalam gerakan terorisme. Ketika mekanisme rekrutmen yang dilakukan kelompok radikal tidak lagi mengandalkan cara-cara tradisional, melainkan lebih banyak secara daring, tidak sedikit perempuan muda yang teperdaya.

Perempuan yang kesepian, tidak memiliki hubungan erat dengan keluarganya, dan yang mengalami tragedi atau korban tindak kejahatan, seperti korban pemerkosaan, umumnya lebih mudah tertarik pada tawaran gerakan radikalisme (Agara, 2017). Keterlibatan mereka dalam aksi teror biasanya menjadi sarana ekspresi dari aksi balas dendam terhadap musibah yang mereka alami, sekaligus protes terhadap struktur sosial yang dinilai tidak adil.

Kedua, posisi perempuan sebagai istri dari pasangan atau keluarga yang terlibat dalam aksi terorisme. Perempuan yang suaminya menjadi korban penangkapan, bunuh diri, ataupun kekerasan aparat keamanan dalam aksi terorisme biasanya mudah terjerumus untuk melakukan aksi yang sama atas nama kesetiaan kepada suami yang menjadi imamnya.

Keterlibatan Puji Kuswati dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya pada 2018 adalah contohnya. Sebagai istri sekaligus ibu, dalam menjalankan aksinya Puji membawa serta anak perempuannya yang masih berusia sembilan dan 12 tahun dan kemudian meledakkan diri dalam serangan terhadap tiga gereja di Surabaya yang diinisiasi suaminya.

Ketiga, berkurangnya keterlibatan kaum laki-laki dalam gerakan radikalisme dan aksi terorisme. Ketika sejumlah laki-laki tersangka teroris ditangkap polisi, tidak ada pilihan bagi gerakan radikalisme selain melibatkan perempuan, yang dinilai memiliki keunggulan dalam beberapa hal.

Dalam berbagai aksi itu, perempuan sering kali tidak diduga dan lebih fleksibel untuk masuk ke wilayah target, karena masyarakat dan aparat keamanan lengah. Kasus serangan Zakiah Aini ke Markas Besar Kepolisian RI adalah contohnya. Perempuan muda ini dengan leluasa masuk ke wilayah yang seharusnya dijaga ketat karena berpura-pura hendak mengurus surat sehingga tidak dicurigai polisi.

Keempat, kurangnya pemahaman perempuan terhadap ajaran agama yang benar. Sejumlah perempuan yang belajar agama hanya melalui pengajian-pengajian majelis taklim atau pengajian daring biasanya hanya memahami ajaran agama secara tekstual dan dangkal. Studi yang dilakukan Suyanto dkk (2018) di tujuh kota di Indonesia menemukan bahwa banyak perempuan muda sengaja diarahkan dalam proses penelusuran informasi yang berkaitan dengan agama, sehingga tidak memperoleh kesempatan untuk memahami informasi keagamaan yang benar.

Seperti juga anak-anak muda yang teperdaya oleh paham radikalisme melalui situs-situs di Internet, tidak sedikit perempuan yang juga menjadi korban bujuk rayu organisasi dan gerakan radikal yang mencari mangsa untuk meraih simpati para simpatisan baru (Hidayat dkk, 2020). Kondisi sosial-ekonomi dan politik yang dinilai tidak adil, timpang, diskriminatif, dan bahkan eksploitatif, menjadi latar belakang sosial yang memudahkan perempuan menjadi korban propaganda kelompok garis keras.

Peran Perempuan

Pergeseran peran perempuan dalam aksi terorisme sudah tentu sangat memprihatinkan. Ada indikasi makin banyak perempuan yang memilih menjadi pelaku bom bunuh diri, penyedia senjata, perakit bom, atau peran-peran lain yang mereka rasa akan mendapat balasan yang besarnya berkali lipat di akhirat. Di kalangan simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan gerakan perlawanan di berbagai negara, bukan rahasia lagi bahwa kelompok garis keras ini memperbolehkan keterlibatan perempuan dalam perencanaan ataupun eksekusi bom bunuh diri.

Untuk mencegah agar tidak makin banyak perempuan yang teperdaya dan menjadi pemain aktif dalam aksi terorisme, yang dibutuhkan sesungguhnya bukan sekadar pemberdayaan dan peningkatan literasi keagamaan. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana membatasi godaan paham radikalisme yang menyasar perempuan, dengan cara menempatkan sesama perempuan dalam memberikan narasi tandingan.

Upaya mencegah keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme niscaya akan lebih efektif jika muncul pengawasan dan penyadaran dari dan oleh sesama perempuan. Meskipun Tunde Agara (2017) telah mengingatkan bahwa tidak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan dalam aktivitas terorisme, suara dan peran perempuan tetap penting dikembangkan dalam upaya penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia.*


#Terorisme #ISIS #Kekerasan terhadap perempuan

SebelumnyaOpini 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Perempuan di Pusaran Terorisme

    Berita Lainnya

  • Berita Utama

    Terjebak di Garda Depan

    Pelibatan perempuan dalam pelbagai aksi terorisme di Tanah Air meningkat sejak enam tahun terakhir. Mereka tak sekadar menjalankan peran pendukung, tapi juga menjadi pelaku utama serangan. Bom bunuh diri di Katedral Makassar dan penerobosan Markas Besar Polri menambah panjang daftar perempuan yang terjebak di garda depan jaringan teroris, terutama yang terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

    5 April 2021
  • Berita Utama

    Geliat Kaum Hawa di Panggung Teror

    Tren kalangan perempuan jadi pelaku utama aksi teror mulai terlihat sejak 2016.

    5 April 2021
  • Berita Utama

    Perempuan di Garis Serang Teror

    KETERLIBATAN perempuan dalam serangan teror cenderung meningkat. Dalam dua dekade terakhir, jumlah terpidana teroris dari kalangan perempuan mencapai 39 orang.

    4 April 2021
  • Berita Utama

    Dua Cara Menangkal Rekrutmen Teroris Perempuan

    Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerapkan pendekatan psikologis dan sosial untuk mencegah perempuan melakukan aksi teror. Perlu peran serta masyarakat dalam membendung narasi dan tindak kekerasan.

    4 April 2021
  • Berita Utama

    Jejak Daring Senjata Angin Zakiah Aini

    Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap Muchsin Kamal alias Imam Muda yang diduga menjual senjata angin secara daring kepada Zakiah Aini, pelaku teror di Mabes Polri.

    5 April 2021
  • Editorial

    Komisi Pelepas Koruptor

    Komisi Pemberantasan Korupsi seharusnya tidak menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) untuk tersangka kasus korupsi BLBI Sjamsul Nursalim dan istrinya, Itjih Nursalim. Bersandar pada putusan Mahkamah Agung yang cacat logika dan etika.

    4 April 2021
  • Opini

    Perempuan di Pusaran Terorisme

    Peran perempuan makin meningkat dalam aksi terorisme. Apa saja faktor penyebabnya?

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Tak Cuma Melayani Orang Sakit

    Aplikasi telemedis menjadi salah satu layanan teknologi yang tengah naik daun dalam setahun terakhir.

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pemerintah Libatkan Asing untuk Usut Kebakaran Kilang Balongan

    Investigator dituntut terbuka kepada publik mengenai hasil penyelidikan penyebab kebakaran Kilang Balongan.

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pertamina Bersiap Operasikan Kembali Kilang Balongan

    Kebakaran Kilang Balongan menyebabkan Pertamina kehilangan bahan bakar 400 ribu barel.

    5 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Kala Korban Kilang Ogah Pulang

    Warga yang terkena dampak kebakaran kilang Balongan menuntut relokasi ke tempat yang lebih aman.

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Genjot Produktivitas agar Pengusaha Naik Kelas

    Pelaku UMKM didorong untuk masuk ke rantai pasok industri besar.

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Mendorong Perbankan Tingkatkan Porsi Pembiayaan

    Pemerintah menjamin porsi pembiayaan bagi UMKM tidak akan meningkatkan risiko bagi perbankan.

    4 April 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Kalah dari Negara Tetangga

    Pemerintah menargetkan porsi kredit perbankan untuk UMKM menjadi 30 persen pada 2024.

    4 April 2021
  • Ilmu dan Teknologi

    Mengusir Sel Mati dengan Partikel Nano

    Uji klinis pada partikel nano diharapkan dapat mengurangi risiko serangan jantung.

    4 April 2021
  • Metro

    Akses Alternatif bagi Warga Pamulang

    Mereka yang tinggal di Pamulang akan semakin mudah mencapai Bandara Soekarno-Hatta.

    5 April 2021
  • Metro

    Bertumbuh Hunian lantaran Jalan Bebas Hambatan

    Pengoperasian dua jalan tol baru akan mendongkrak nilai properti di kawasan selatan Jakarta.

    5 April 2021
  • Metro

    Semakin Mudah ke Bandara

    Presiden Joko Widodo telah meresmikan jalan tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran dan Serpong-Cinere Seksi I Serpong-Pamulang, akhir Maret lalu. Pengoperasian dua jalan tol baru ini semakin mempermudah warga Tangerang Kota, Tangerang Selatan, dan Jakarta Selatan untuk menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

    4 April 2021
  • Metro

    Pembebasan Lahan MRT Fase II Dimulai

    Anggota DPRD meminta pengadaan tanah dilakukan secara transparan dan akuntabel.

    4 April 2021
  • Metro

    Berujung di Ancol Barat

    Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 92 Tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur Mass Rapid Transit Koridor Kota-Ancol Barat pada 1 Februari lalu. Keputusan Gubernur tersebut menegaskan bahwa jalur MRT Jakarta fase II akan berakhir di Ancol Barat, Jakarta Utara. Berikut ini sejumlah daerah yang akan dilalui oleh angkutan massal berbasis rel itu.

    4 April 2021
  • Nasional

    Saksi Sebut Besan Angin Biarkan Penyekapan Nurhadi

    Saksi kunci dalam kasus penganiayaan terhadap koresponden Tempo, Nurhadi, telah memberikan keterangan di Markas Polda Jawa Timur. Disebut-sebut ada peran besan Angin Prayitno.

    5 April 2021
  • Nasional

    Dukungan terhadap Nur Hadi Meluas

    Jurnalis di berbagai daerah mendesak kepolisian agar mengusut tuntas pelaku penyekapan dan penganiayaan terhadap Nur Hadi.

    4 April 2021
  • Nasional

    Bah Menerjang di Flores Timur

    Sebanyak 55 orang meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur hingga kemarin malam.

    5 April 2021
  • Nasional

    Bah di Ahad Dinihari

    BANJIR bandang menerjang sejumlah desa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Ahad dinihari.

    4 April 2021
  • Ragam

    Pembatasan Mikro Dinilai Efektif Turunkan Angka Kasus Covid-19

    Penurunan jumlah kasus aktif berdampak turunnya angka keterisian tempat tidur isolasi dan intensive care unit (ICU) rumah sakit rujukan.

    4 April 2021
  • Ragam

    Pembatasan Masyarakat Skala Kampung

    Pemerintah memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro dari 23 Maret hingga 5 April 2021.

    4 April 2021
  • Info Tempo

    Mengasah Kemampuan Marketing Satuan Kerja Kementerian ESDM

    Selain mampu menyusun strategi dan rencana implementasi pemasaran, peserta juga dapat meningkatkan soft skill dalam manajemen marketing.

    5 April 2021
  • Daftar Iklan Baris

    Iklan Pengumuman

    Pengumuman Laporan Keuangan dan Panggilan RUPS PT Tempo Inti Media Tbk

    4 April 2021
  • Daftar Iklan Baris

    Iklan Pengumuman

    Workshop Online Tempo Komunitas

    4 April 2021
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved