LONDON - Tim Krul, 31 tahun, menjadi bintang dalam laga kemarin dinihari. Di Stadion Tottenham Hotspur Stadium, dia mampu menggagalkan dua tendangan penalti pemain tuan rumah.
Laga pada babak kelima Piala FA antara Norwich City dan Tottenham Hotspur itu harus diselesaikan dengan cara adu penalti. Sebelumnya, dalam waktu dua jam, keduanya bermain imbang 1-1.
Tottenham unggul lebih dulu lewat gol Jan Vertonghen pada babak pertama. Tapi kesalahan yang dilakukan kiper Hotspur, Michel Vorm, berbuah petaka. Jospi Drmic, pemain tim tamu, menyapu bola mental dan membuat skor berubah imbang.
Dalam laga adu penalti itu, Norwich unggul 3-1. Dengan hasil itu, untuk pertama kalinya dalam 28 tahun terakhir Norwich melangkah ke babak perempat final.
Wajar saja, setelah tendangan terakhir pemain Spurs, Gedson Fernandes, mampu dibendung Krul, kiper itu pun langsung berlari dan diburu pemain Norwich lainnya. "Rabu malam dan tempat yang hebat. Sebanyak 9.000 pendukung klub ini ada di sini," kata Krul setelah menjadi pahlawan.
Krul memang jago dalam membendung tendangan penalti. Pada Oktober tahun lalu, misalnya, di Carrow Road, kandang Norwich, dia membuat cerita hebat.
Dia menggagalkan dua tendangan penalti saat berhadapan dengan Manchester United. Dua penyerang United, Marcus Rashford dan Anthony Martial, gagal menaklukkannya dalam jarak 11 meter itu.
Meski mereka kalah dengan skor 1-3, penyelamatan dua tendangan penalti itu tentu saja mengurangi jumlah gol kebobolan timnya.
Dia berhasil membaca dengan sempurna arah bola yang ditendang Rashford dan Martial. Saat menghadapi tendangan Martial, Krul bergerak ke arah kiri gawang dan berhasil meninju bola ke arah samping.
Arah yang sama ternyata dilakukan Rashford. Krul pun dengan senang hati menangkap bola itu karena laju bola teramat pelan.
Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, ketika diwawancarai selepas pertandingan, mengaku kecewa atas dua kegagalan tendangan penalti tersebut. Tapi pujian ditujukan kepada kiper tim nasional Belanda itu. "Saya ingat Krul di Piala Dunia di Brasil. Dia memang kiper hebat."
Di Piala Dunia 2014 di Brasil, Krul mengukir cerita seru. Dalam laga perempat final antara negaranya dan Kosta Rika, tiba-tiba dia dimasukkan pelatih Belanda, Louis van Gaal, menjelang pertandingan usai.
Skor dalam laga di Bahia, 7 Juli 2014, itu bertahan tanpa gol. Rupanya Krulsaat itu masih bekerja di Newcastle United sengaja diplot untuk menghadapi adu tendangan penalti.
Alan Shearer, komentator pertandingan tersebut, geleng-geleng kepala atas keputusan yang diambil Van Gaal itu.
"Dia benar-benar mengambil risiko," katanya. "Di Newcastle, Krul menghadapi 20 tendangan penalti. Dua berhasil digagalkan."
Keputusan yang nyeleneh, tentu saja. Tapi hasilnya gemilang. Krul berhasil menggagalkan dua dari empat tendangan pemain Kosta Rika. Belanda pun melenggang ke babak semifinal.
Saat itu, Krul mengatakan tak punya kiat khusus untuk aksinya itu. Tapi, di London, dinihari lalu itu, dia buka suara.
"Setiap orang bilang, saya hebat dalam adu tendangan penalti. Padahal untuk itu saya dan pelatih telah bekerja keras," katanya. "Saya memiliki rahasia mereka dalam botol itu."
Ya, rahasianya ada di botol minumnya. Di bagian luar botol plastik itu, yang telah ditempeli plester, tercantum nama-nama para pemain Tottenham Hotspur.
Di samping nama mereka tertulis pula arah tendangan penalti yang sering dilakukan. Misalnya, Giovani Lo Celso, nomor 18, tendangan bolanya kerap ke kiri.
Tentu hal itu tidak mudah. Tapi itulah tugas yang diberikan Ed Wootten, sang pelatih kiper, kepada Krul. Dia harus mencatat pemain Spurs yang sering mendapat tugas untuk mengeksekusi tendangan penalti.
Nah, itulah sebabnya, setiap kali menghadapi algojo pilihan dari Mourinho, dia selalu mengambil botol minuman. Seteguk dia basahi kerongkongannya, saat itu pula dia melihat nama pemain dan kemungkinan tendangan yang akan diarahkannya.
Hasilnya? Tendangan Eric Lamela terbang di atas gawangnya. Krul gagal mengantisipasi dua tendangan dari Eric Dier dan Giovani Lo Celso. Dia salah arah mengantisipasi arah bola.
Tapi, dia berhasil menggagalkan dua tendangan terakhir. Dua tendangan itu mengarah ke sisi kirinya.
Tendangan bola Troy Parrott dia tahan dengan tangannya. Bahkan arah bola Gedson Fernandes amat lemah dan bisa ditangkapnya.
Krul bersorak gembira lalu berlari dikejar pemain lainnya. Seperti bocah, memang. Tapi dia tidak peduli.
"Seperti anak kecil yang ingin menyelamatkan penalti dan membawa klub ini maju. Sangat menyenangkan," katanya. MIRROR | THE SUN | DAILYMAIL | IRFAN BUDIMAN
Botol Ajaib Tim Krul