Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

26
Januari
2021
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaNasional 2/7 Selanjutnya
Nasional

Pemerintah Berjanji Benahi Data Pengetesan

Epidemiolog menyebutkan pengetesan Covid-19 di Indonesia salah sasaran dan kurang sasaran.

Edisi, 26 Januari 2021
Profile
Diko Oktara
Petugas Kesehatan mengambil sampel usap warga saat mengikuti tes swab PCR di kantor Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, 5 Januari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
  • - Kementerian Kesehatan menyatakan kekeliruan di dalam pengetesan Covid-19 dapat menambah penularan Covid-19 di lapangan karena ada orang-orang yang seharusnya dites menjadi tidak dites.
  • - Pengetesan selama ini ada dua, untuk keperluan diagnostik dan untuk screening seperti bagi pelaku perjalanan. .
  • - Epidemiolog menyebutkan pengetesan Covid-19 di Indonesia salah sasaran dan kurang sasaran.

JAKARTA – Kementerian Kesehatan menyatakan kekeliruan di dalam pengetesan Covid-19 dapat menambah penularan Covid-19 di lapangan karena ada orang-orang yang seharusnya dites menjadi tidak dites. Hal itu disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. “Ini bisa menambah penularan karena tidak tepat testing-nya. (Orang) yang harusnya dites, jadi enggak (di-testing), mereka tetap berada di luar (tidak terdeteksi),” kata Nadia kepada Tempo, kemarin.

Ia menambahkan, kalau hanya berpatokan pada jumlah pengetesan, harus dapat dipastikan tes itu tepat sasaran. Nadia mengatakan pengetesan selama ini ada dua, untuk keperluan diagnostik dan untuk screening seperti bagi pelaku perjalanan. Ia menilai pengetesan yang bersifat screening jumlahnya lebih banyak dibanding untuk kepentingan diagnostik, misalnya mereka yang melakukan tes karena mendapatkan kontak erat dengan kasus positif.

Kejadian ini, kata Nadia, membuat seolah-olah kapasitas testing Indonesia sudah mencapai target yang sesuai dengan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Jadi, kalau positif ditindaklanjuti, cari yang berkontak. Kalau yang berkontak negatif, dipisahkan. Kalau yang screening buat perjalanan, memang negatif orang itu,” ujar dia.

Nadia menuturkan pemerintah akan membetulkan data hasil tes Covid-19. Pemerintah menginginkan data pelaporan dikelompokkan menjadi mana yang untuk keperluan diagnostik dan mana yang untuk keperluan screening perjalanan. Selain itu, Kementerian Kesehatan tengah berupaya memperluas upaya pelacakan kontak.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMjMgMDA6MDE6MDMiXQ

Suasana swab test dan rapid test COVID-19 massal di halaman Gedung KPU, Jakarta, 4 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Ihwal antrean untuk pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) di sejumlah fasilitas layanan kesehatan primer, Kementerian Kesehatan dalam waktu dekat segera mengirim rapid test antigen pada Februari-Maret mendatang. Tujuannya agar pemeriksaan dapat dilakukan tanpa harus mengirim spesimen ke lokasi lain, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai Indonesia telah salah menerapkan sistem pemeriksaan (testing) Covid-19. “Testing, tracing, dan treatment (3T) serta isolasi bagaikan menambal ban bocor. Tapi kita kan tidak berdisiplin. Cara testing-nya, kita salah,” kata dia seperti dikutip dari kanal YouTube Pikiran Rakyat Media Network Suara Cimahi (PRMN SuCi) pada 22 Januari lalu.

Budi menyayangkan selama ini tes dilakukan bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan atau keperluan lainnya. Ia pun mencontohkan dirinya yang rutin menjalani tes usap ketika akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. “Testing-nya banyak, tapi kok naik terus? Habis (yang) dites orang kayak saya. Setiap kali mau ke Presiden dites. Tadi malam barusan saya di-swab. Seminggu saya bisa lima kali di-swab kalau masuk Istana. Apakah benar (testing) seperti itu,” ucap Budi.

Menurut Budi, mereka yang seharusnya dites adalah suspect Covid-19 atau orang yang memiliki gejala. Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara itu mendapat informasi tersebut setelah berbincang dengan sejumlah epidemiolog.

Tes cepat Antigen di bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, 21 Januari 2021. Tempo/Bram Selo

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan testing Covid-19 di Indonesia selama ini bukan hanya salah sasaran, tapi juga kurang sasaran. Kekurangan ini, kata dia, lantaran kapasitas pengetesan belum sesuai dengan jumlah penduduknya dan eskalasi pandeminya.

Dicky mencontohkan, sampai hari ini masih ada kesan pemeriksaan spesimen dihitung, padahal satu orang bisa memeriksakan dirinya sebanyak 2-3 kali. Ia merasa hal itu memang perlu, misalnya untuk kepentingan presiden mau pergi kunjungan ke sejumlah tempat dan itu memang harus dilakukan untuk keamanannya. Namun Dicky meminta hal seperti itu tak dimasukkan ke cakupan pengetesan.

Ia menjelaskan, cakupan testing untuk pendeteksian hanya dihitung di dalam data testing yang pertama kali dilakukan oleh seorang individu. Jika individu melakukan tes yang kedua dan ketiga, sebaiknya tes berikutnya tidak dihitung. “Kalau orang itu sudah dites, jangan dihitung dua kali. Yang pertama saja, kecuali kalau dia positif. Kalau dia positif, tes dia yang negatif jangan dihitung. Ini harus diluruskan,” kata Dicky kepada Tempo, kemarin.

Dicky menyatakan kekeliruan testing ini sangat berbahaya lantaran dapat menyebabkan kesalahan dalam merumuskan strategi penanganan Covid-19. Belum lagi, kata dia, jika tes yang dilakukan mutunya tidak terjamin, akan berpengaruh terhadap potensi penularan.

Bagi Dicky, esensi pengetesan adalah mendeteksi kasus secara dini demi mencegah penularan lebih lanjut dan melacak kasus positif. “Intinya adalah kasus testing ini harus juga tertata, ada manajemennya. Siapa yang melakukan, tempatnya, dan sistem pelaporannya,” kata Dicky.

Epidemiolog dari Universitas Padjadjaran, Panji Fortuna Hadisoemarto, mengatakan apa yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan merupakan ilustrasi tidak meratanya pengetesan. Artinya, hanya sekelompok orang yang sering dapat pengetesan, misalnya pejabat. “Jadi, kalau saya ingin mengelaborasi strategi testing-nya, memang harus diperbaiki lebih banyak tes, dan tidak terbatas pada mereka yang suspek, terutama mereka yang menjalin kontak dengan yang positif,” tutur Panji.

ANDITA RAHMA | KHORY ALFARIZI | DIKO OKTARA


#Tes Antigen #Covid-19 #Jokowi #Budi Gunadi Sadikin #Kementerian Kesehatan

SebelumnyaNasional 2/7 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Kondisi Wabah Diprediksi Lebih Buruk dari Data Pemerintah
  • Pemerintah Berjanji Benahi Data Pengetesan
  • Krisis Bangsal, Pasien Kritis
  • Deforestasi Diduga Jadi Pemicu Banjir di Berbagai Daerah
  • Deforestasi di Hulu Bencana di Hilir

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    KEJAR TAYANG ALIRAN MODAL

    Pemerintah terus berburu pemilik modal untuk memenuhi target aliran dana asing melalui Lembaga Pengelola Investasi. Dana pensiun negara-negara Eropa dan Amerika Utara dibidik untuk menambal kekurangan.

    26 Januari 2021
  • Berita Utama

    Siasat Menjaring Pemodal Baru

    Dana pensiun dari Kanada dan negara Eropa dikabarkan tertarik masuk proyek infrastruktur.

    26 Januari 2021
  • Berita Utama

    Menjaga Transparansi Lembaga Pengelola Investasi

    Keputusan awal dewan pengawas akan menjadi fondasi bagi dewan direktur melaksanakan tugas.

    26 Januari 2021
  • Berita Utama

    Setelah Lembaga Investasi Terbelit Korupsi

    Skandal 1MDB menjadi pertimbangan pemerintah saat menyaring anggota dewan pengawas LPI.

    25 Januari 2021
  • Berita Utama

    Modal Awal sebagai Pemikat

    Pemerintah merangsang masuknya modal asing melalui pemberian modal senilai total Rp 75 triliun kepada LPI.

    26 Januari 2021
  • Berita Utama

    Ekspektasi Tinggi Lembaga Investasi

    DPR meminta pengurus LPI selalu terbuka kepada masyarakat.

    26 Januari 2021
  • Editorial

    Klaim Jumbo Lembaga Pengelola Investasi

    Tim ekonomi Presiden Joko Widodo harus menghitung ulang efektivitas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang diklaim mampu menarik dana besar dari luar negeri.

    25 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pemerintah Ubah Strategi Reforma Agraria

    Perwakilan masyarakat sipil akan masuk dalam Gugus Tugas Reforma Agraria.

    25 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Polisi Akan Turut Tangani Penyelesaian Konflik Agraria

    Penegak hukum dinilai kerap melakukan kriminalisasi.

    26 Januari 2021
  • Ekonomi dan Bisnis

    Membagi Ulang Lahan, Menekan Konflik

    Program reforma agraria diharapkan mengurangi konflik lahan.

    25 Januari 2021
  • Ilmu dan Teknologi

    Jamur Perusak Kekebalan Tubuh

    Aspergillus fumigatus membuat sel kekebalan tak bisa saling berkomunikasi.

    25 Januari 2021
  • Metro

    Rp 8,3 Miliar untuk Satgas Covid-19 RW

    Sejumlah permukiman di Jakarta Utara relatif terbebas dari penularan karena peran tokoh lokal yang tergabung dalam satuan tugas tingkat rukun warga.

    25 Januari 2021
  • Metro

    Zona Merah DKI  

    Pemerintah DKI Jakarta masih menerapkan kebijakan wilayah pengendalian ketat (WPK) pada wilayah rukun warga (RW) yang memiliki tingkat penularan tinggi.

     

    25 Januari 2021
  • Metro

    Berharap pada Rumah Sakit Alternatif

    Pemerintah daerah di sekitar Jakarta berupaya menyediakan ruang perawatan baru karena jumlah pasien Covid-19 melonjak secara signifikan.

    26 Januari 2021
  • Metro

    Karena Risiko Penularan Lebih Kecil

    Restoran dan kafe yang mengusung konsep outdoor semakin diminati masyarakat pada masa pandemi.

    25 Januari 2021
  • Nasional

    Kondisi Wabah Diprediksi Lebih Buruk dari Data Pemerintah

    Angka kasus positif harian diperkirakan lebih besar dari data yang diumumkan lantaran masih banyak masyarakat yang lolos dari pelacakan kontak erat pasien Covid-19.

    25 Januari 2021
  • Nasional

    Pemerintah Berjanji Benahi Data Pengetesan

    Epidemiolog menyebutkan pengetesan Covid-19 di Indonesia salah sasaran dan kurang sasaran.

    25 Januari 2021
  • Nasional

    Krisis Bangsal, Pasien Kritis

    Pasien Covid-19 kesulitan mendapatkan ruang perawatan karena kapasitas ruang perawatan yang sudah penuh.

    26 Januari 2021
  • Nasional

    Deforestasi Diduga Jadi Pemicu Banjir di Berbagai Daerah

    Penggundulan hutan di 14 provinsi yang dilanda banjir dan tanah longsor hampir mencapai 1 juta hektare.

     

    25 Januari 2021
  • Nasional

    Deforestasi di Hulu Bencana di Hilir

    Bencana terjadi tidak hanya karena faktor hujan, tapi juga akibat deforestasi dan kerusakan lingkungan yang masif.

    25 Januari 2021
  • Nasional

    Pemerintah Klaim Upaya Penghijauan Sesuai dengan Komitmen Internasional

    Upaya penghijauan pemerintah dianggap bukan angka sebenarnya karena menghitung penanaman di area hutan tanaman industri.

    26 Januari 2021
  • Nasional

    Menpora Zainudin Amali Minta Masterplan PON 2024 segera Dibahas

    Pesta olah raga nasional 2024 akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara.

    26 Januari 2021
  • Opini

    Beras, Inflasi, dan Kemiskinan

    Fluktuasi harga pangan, harga pangan yang stabil tinggi, dan inflasi akan menekan daya beli konsumen. Saat pandemi belum reda, instabilitas harga pangan kian memperdalam luka rakyat.

    25 Januari 2021
  • Ragam

    Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit Kian Sesak

    Terjadi lonjakan jumlah kasus Covid-19 di lima provinsi di Jawa.

    25 Januari 2021
  • Ragam

    Makin Menipis

    Kapasitas tempat tidur isolasi dan unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19 di Indonesia menipis.

    25 Januari 2021
  • Info Tempo

    Dana Desa Berdampak Positif Bagi Peningkatan Aktivitas Ekonomi Desa.

    Hasil estimasi ekonometrika dengan data nasional menunjukkan bahwa selama pandemi sejauh ini dana desa berdampak positif bagi peningkatan aktivitas ekonomi desa.

    26 Januari 2021
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved