JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) akan memulai produksi vaksin Covid-19 dari bahan baku antivirus buatan Sinovac hari ini. Induk holding perusahaan farmasi itu optimistis mampu memenuhi kebutuhan ratusan juta dosis vaksin berkualitas.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyatakan perseroan telah mempersiapkan dua fasilitas produksi khusus vaksin Covid-19 berkapasitas total 250 juta per tahun di Bandung, Jawa Barat. Satu pabrik dengan kapasitas 100 juta dosis sudah mendapat Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Di pabrik inilah produksi perdana vaksin Sinovac dilakukan.
Satu fasilitas produksi lainnya yang berkapasitas 150 juta dosis per tahun masih dalam proses sertifikasi. “Kami sudah diskusi dengan tim BPOM. Insya Allah sekitar Maret kita akan mendapatkan sertifikasinya,” ujar dia, kemarin.
Bio Farma telah mengantongi komitmen pengadaan bulk vaksin dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis. Perusahaan mendapat tambahan pasokan sebesar 10 persen, sehingga total yang akan dikirim ke dalam negeri mencapai 144,7 juta dosis. Bahan baku ini akan dikirim bertahap setiap bulan mulai Januari hingga Juni 2021.
Dari bahan baku tersebut, Bio Farma menargetkan dapat menghasilkan 7,5 juta dosis vaksin dari produksi perdana bulan ini. Perusahaan telah merancang rencana produksi hingga September 2021. Selama periode tersebut, total vaksin yang dapat diproduksi mencapai 122,5 juta dosis.
Terkait dengan kualitas vaksin, Honesti menyatakan pihaknya telah menerima transfer teknologi dari Sinovac. Tahun lalu, timnya terbang ke pabrik Sinovac. Tim teknis perusahaan asal Beijing itu juga sudah menyambangi fasilitas produksi di Bandung untuk memastikan standarnya sesuai dengan fasilitas mereka.
Petugas menunjukkan vaksin Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, 13 Januari 2021. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Optimisme Bio Farma juga berasal dari pengalamannya memproduksi sekitar 3 miliar dosis vaksin dengan beragam jenis setiap tahun. Salah satunya vaksin dengan platform inactivated virus, seperti yang digunakan Sinovac. Honesti menuturkan timnya familier dengan platform tersebut lantaran memproduksi vaksin sejenis, seperti untuk polio.
Satu-satunya produsen vaksin manusia tersertifikasi di dalam negeri ini juga sudah mempersiapkan fasilitas penyimpanan vaksin bersuhu 2-8 derajat Celsius. Saat ini terdapat 10 cold room yang bisa menampung 80 juta dosis. “Perkiraan kami, dari semua rencana vaksinasi dan kebutuhan dosis, cold room kita masih memiliki kapasitas lebih untuk bisa memastikan semua vaksin disimpan di sistem yang terstandardisasi,” kata Honesti.
Bio Farma akan memantau stabilitas suhu di dalam ruang penyimpanan dengan teknologi untuk menjaga mutu vaksin. Data tersebut dapat diakses secara terbuka dan real time. Pengawasan juga bisa dilakukan hingga vaksin didistribusikan ke tingkat provinsi.
Antivirus yang diproduksi Bio Farma pada triwulan pertama ini rencananya digunakan untuk vaksinasi tahap kedua. Pada tahap ini, pemerintah akan menyuntik 17,4 juta petugas publik. Vaksinasi ini diperkirakan tuntas pada April 2021.
Pada tahap pertama, vaksinasi diberikan kepada tenaga kesehatan sebanyak 1,48 juta orang. Vaksinasi bagi garda terdepan penanganan Covid-19 ini dilakukan dengan 3 juta dosis vaksin siap pakai dari Sinovac yang tiba pada Desember lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kebutuhan vaksin juga akan dipenuhi produsen lain. Salah satunya berasal dari Novavax, perusahaan asal Amerika Serikat. “Kami sudah ada komitmen suplai 50 juta dosis dan opsi tambahan 80 juta dosis,” ujarnya.
Pemerintah juga telah mendapat komitmen pengadaan vaksin dari AstraZeneca dengan jumlah yang sama. Namun dalam komitmen ini terdapat opsi tambahan hingga 50 juta dosis. Menurut Budi, opsi tersebut baru akan diputuskan setelah mendapat kepastian dari GAVI, aliansi negara-negara dunia yang berkomitmen menyediakan vaksin Covid-19.
Pemerintah sedang menanti vaksin gratis dari lembaga tersebut. Budi menuturkan Indonesia berpotensi mendapat pasokan vaksin sebanyak 54-108 juta dosis. Vaksin tersebut diperkirakan tiba di dalam negeri antara akhir Februari dan awal Maret 2021. Vaksin dari GAVI berasal dari Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Novavax, sehingga dapat digunakan untuk masyarakat berusia di atas 60 tahun jika mengantongi izin penggunaan dari BPOM.
VINDRY FLORENTIN