JAKARTA - Kementerian Agama memastikan 18.589 anggota jemaah umrah asal Indonesia di Arab Saudi dalam kondisi sehat dan siap dipulangkan. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim mengatakan jemaah tetap melaksanakan umrah meski ada kebijakan pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus corona alias Covid-19. "Duta Besar RI dan seluruh jajaran kedutaan tetap memantau jemaah hingga kepulangan ke Tanah Air," katanya ketika dihubungi Tempo, kemarin.
Arfi mengungkapkan, tidak ada jadwal pemulangan yang tertunda akibat keputusan pemerintah Saudi menangguhkan pelaksanaan umrah pada 27 Februari lalu. Ihwal apakah anggota jemaah akan diperiksa kesehatannya sebelum dipulangkan ke Indonesia, Arfi menyatakan hal itu tergantung keputusan otoritas kesehatan Saudi.
Menurut dia, proses pemulangan ini tidak sama dengan evakuasi yang dilakukan terhadap warga Indonesia di Wuhan, Cina, atau pemulangan kru kapal Diamond Princess di Jepang. Pemulangan jemaah umrah, ujar dia, merupakan kepulangan normal yang sesuai dengan jadwal perjalanan jemaah. "Mereka saat mau berangkat ada perjanjian dengan biro perjalanannya soal kapan berangkat dan pulang, pakai maskapai apa."
Belasan ribu warga Indonesia telah berada di Arab Saudi sebelum pemerintah negara kerajaan itu mengumumkan penangguhan ibadah umrah. Setelah rangkaian ibadah slesai, jemaah akan dipulangkan secara bertahap mulai 4 hingga 15 Maret mendatang.
Pada hari pertama kepulangan Rabu lalu, anggota jemaah umrah yang kembali ke Indonesia berjumlah 4.763 orang. Mereka dibawa oleh 13 maskapai penerbangan, seperti Garuda Indonesia, AirAsia, Emirates Airlines, Malaysia Airlines, dan Lion Air. Sedangkan kemarin, dijadwalkan kepulangan 4.131 anggota jemaah.
Endradi Prayogo, anggota jemaah umrah asal Sidoarjo yang pulang pada 4 Maret lalu, mengatakan tidak ada pemeriksaan kesehatan saat jemaah keluar dari Arab Saudi maupun saat tiba di Bandara Juanda, Surabaya. Anggota jemaah, ucap dia, hanya ditanya di pesawat ihwal apakah menderita flu atau demam. "Diminta melapor (jika ada tanda-tanda seperti itu)."
Kepala Subdirektorat Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, M. Noer Alya Fitra, menuturkan petugas dari Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal RI selalu mengawasi warga yang ingin pulang melalui bandara di Jeddah dan Madinah. Selain itu, kata dia, pengawasan juga dilaksanakan oleh penyelenggara perjalanan ibadah umrah. "Mereka semua ada penyelenggara perjalanan yang mendampingi. Meski begitu, kami tetap memantau proses kepulangannya," ujar dia.
Ketua Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Kota Depok Ali Fikri mengatakan tidak ada kendala dalam proses pemulangan jemaah umrah yang sudah berada di Tanah Suci sebelum penangguhan diumumkan. "Dari teman-teman yang kembali ke Tanah Air, mereka mengaku lancar. Tidak ada jemaah yang tertahan di Tanah Suci maupun di negara-negara transit," kata Ali.
Ia melanjutkan, kerugian yang dialami calon peserta akibat penangguhan sementara kegiatan ibadah umrah berupa kerugian psikologis dan waktu. Sedangkan dari pihak biro perjalanan, kerugian berasal dari biaya-biaya yang sudah dikeluarkan untuk kegiatan operasional. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | FRISKI RIANA | DIKO OKTARA
Biro Perjalanan Pulangkan Jemaah Umrah Secara Bertahap