ROMA - Hampir 300 juta siswa di seluruh dunia tidak bisa bersekolah selama sepekan terakhir. Banyak sekolah ditutup untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona alias Covid-19.
"Skala global dan kecepatan gangguan pendidikan dari epidemi virus corona sudah tak tertandingi," ujar Kepala United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Audrey Azoulay, kemarin. Badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan ini menegaskan bahwa jika wabah Covid-19 ini terus meluas, "Dapat mengancam hak atas pendidikan."
Virus corona, yang penyebarannya bermula dari Wuhan, Cina, terus meluas di luar Cina, hingga saat ini telah menginfeksi lebih dari 95 ribu orang dan menewaskan 3.200 orang. Meski korban yang sembuh mencapai lebih dari 50 persen, meluasnya virus di 80 negara di dunia makin mengkhawatirkan.
Ketika virus menyebar, menurut UNESCO, 13 negara terpaksa menutup sekolah dan mengakibatkan 290,5 juta anak tidak bisa bersekolah. Adapun sembilan negara lainnya menerapkan penutupan secara lokal. Italia merupakan salah satu negara yang menutup semua sekolah dan universitas ketika jumlah kematian dan jumlah kasus terinfeksi melonjak.
Menteri Pendidikan Italia Lucia Azzolina mengatakan sekolah dan universitas ditutup setidaknya hingga 15 Maret mendatang. Penutupan sekolah menimbulkan beragam reaksi dari anak-anak dan orang tua. "Saya berharap ada keputusan ini karena saya takut wabah di sekolah," ujar Massimiliano Del Ninno, ayah dari seorang siswa sekolah dasar Roma. "Bahkan jika kita berhadapan dengan kelompok umur yang tampaknya tidak berisiko, mereka bisa menjadi pembawa." Clarissa Mazzei, 30 tahun, ibu tiga anak, menyebutnya sebagai hal yang tragis bagi para siswa, dan juga bagi para orang tua.
Menurut Badan Perlindungan Masyarakat, total kematian di Italia naik menjadi 107 setelah 28 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. "Jumlah korban terinfeksi sejak 13 hari lalu naik menjadi 3.089 dari 2.502 pada Selasa lalu. Sekitar 3,5 persen meninggal," kata kepala badan itu, Angelo Borrelli.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan pemerintah mengambil keputusan ini untuk berupaya memperlambat infeksi yang meningkat hingga sekitar 500 orang per hari. Dilansir Reuters, wabah virus berpusat di wilayah padat penduduk Lombardy, di sekitar Milan, dan daerah tetangga Veneto dan Emilia Romagna. Wabah Covid-19 menyebar di seluruh Semenanjung Italia dan Sisilia.
Rumah sakit khusus penyakit menular di Roma, Spallanzani, mengatakan memiliki 20 pasien virus corona, sedangkan pasien lain dirawat di rumah dan di sekitar ibu kota Italia dan kota besar lainnya. "Rumah sakit kami berisiko bakal kewalahan," katanya.
Dekrit pemerintah Italia memerintahkan menunda segala kegiatan yang melibatkan orang banyak berkumpul. Pemerintah menyerukan penutupan bioskop dan teater dan memberi tahu orang Italia untuk tidak berjabat tangan atau berpelukan, serta menghindari kontak fisik langsung dengan semua orang.
Tak hanya Italia. Di Iran, yang menyebutkan 92 orang meninggal akibat wabah Covid-19, sekolah-sekolah ditutup dan acara-acara kebudayaan serta olahraga dihentikan. FRANCE24 | REUTERS | WASHINGTON POST | SUKMA LOPPIES
300 Juta Anak Tak Bersekolah Akibat Virus Corona