JAKARTA - Sebanyak 90 anggota jemaah umrah asal Jawa Barat yang sempat tak terlacak di data Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Siskopatuh) diketahui sudah berada di kediaman masing-masing. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Arfi Hatim mengatakan mereka semua sudah kembali dari negara transit. "Sudah pulang semua itu," katanya saat dihubungi Tempo, kemarin.
Kepala Subdirektorat Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama M. Noer Alya Fitra mengatakan 90 orang itu terkonfirmasi sudah pulang ke rumah masing-masing per 2 Maret lalu dari negara transit. Mereka merupakan jemaah yang berangkat ke Arab Saudi dari empat biro perjalanan umrah berbeda dan berasal dari Cianjur, Bogor, dan Bandung.
Noer Alya mengatakan, dari 90 anggota jemaah tersebut, dua orang asal Cianjur berangkat menggunakan biro perjalanan Babul Umrah. Sebanyak 51 orang berasal dari Bandung yang menggunakan jasa biro perjalanan Mozaik, sedangkan enam anggota jemaah asal Bandung berangkat dari biro perjalanan Humaira. "Terdapat pula 31 anggota jemaah dari Cisarua yang berangkat menggunakan jasa biro perjalanan Andiarta," ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat Azam Mustajam sempat menyampaikan informasi perihal 90 anggota jemaah umrah yang "hilang" dari data Siskopatuh–sistem yang mencatat informasi jemaah umrah dan haji milik Kementerian Agama. "Pada saat pelarangan umrah oleh Arab Saudi per 27 Februari lalu, ada jemaah yang sudah telanjur berangkat sebanyak 90 orang," ucapnya pada Selasa lalu.
Azam menuturkan mereka tercatat diberangkatkan oleh biro perjalanan umrah yang berada di Jawa Barat melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta. Ia menambahkan, saat pengumuman penghentian penerimaan umrah itu, terdapat 790 anggota jemaah asal Jawa Barat yang akan berangkat. Namun hanya 90 orang yang berlanjut berangkat ke Arab Saudi, 700 orang lainnya kembali ke kotanya masing-masing.
Masalah ini sempat mencuri perhatian Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Emil, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya terus memantau posisi 90 orang ini sembari menegaskan pihak yang belum terbang ke Arab Saudi untuk menjalankan ibadah umrah agar tidak terbang. "Pihak yang belum terbang, tidak boleh (berangkat)," tuturnya pada Selasa lalu.
Sebelumnya, telah pulang 220 anggota jemaah umrah yang transit di Muscat, Oman, dan Kolombo di Sri Lanka. Terdapat pula 856 orang anggota jemaah yang pulang setelah transit di Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Singapura. Selain itu, terdapat 41 anggota jemaah yang kembali ke Indonesia melalui Kuala Lumpur setelah transit di Turki. Total jemaah umrah yang transit dan tidak bisa masuk ke Arab Saudi adalah 1.685 orang.
Pemulangan 220 anggota jemaah dari Muscat dan Kolombo berjalan sejak Ahad dinihari sampai pukul 11.00 WIB. Mereka dipulangkan dengan empat penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, SriLankan Airlines, Oman Air, dan Malaysia Airlines.
Salah seorang anggota jemaah umrah asal Sidoarjo bernama Endradi Prayogo mengatakan kondisi Kota Mekah aman-aman saja meski di dunia sedang merebak virus Covid-19. Ia merupakan anggota jemaah umrah yang pulang pada 4 Maret lalu. "Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sepi dari (mulai) terminal kedatangan," ujarnya.
Endradi menyatakan tidak ada kendala sejak mulai keberangkatan dari Arab Saudi sampai dia mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. "Tidak ada kendala. Hanya sempat ditanya di pesawat kalau ada yang pilek atau suhu tubuh panas diminta melapor." AHMAD FIKRI | FRISKI RIANA | DEWI NURITA | DIKO OKTARA
Sempat ‘Hilang’, 90 Anggota Jemaah Umrah Telah Kembali