BOGOR – Wisata alam di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tumbuh dan berkembang sejak 2007. Lekukan lembah dan perbukitan di kawasan itu menjadi salah satu daya tarik kawasan ini. Apalagi di sana juga terdapat sejumlah obyek wisata berupa permandian air panas, bukit karst, gua alam, dan air terjun.
Perekonomian masyarakat Sentul dan sekitarnya ikut terdongkrak oleh pertumbuhan wisata itu. Bahkan tidak sedikit yang menggantungkan hidup mereka dari kunjungan wisatawan. “Setiap hari selalu saja ada wisatawan yang datang,” kata Muhamad Syarifudin, pegiat wisata, pekan lalu. “Bahkan kalau akhir pekan sangat padat.”
Pria yang akrab disapa Arif itu mengatakan pemuda-pemuda setempat banyak yang bekerja sebagai pemandu wisata, termasuk dirinya. Ia bergabung dengan sebuah agen perjalanan. “Dalam satu minggu, kami bisa melayani 20 grup,” kata pemuda berusia 26 tahun itu, menggambarkan keriuhan bisnis wisata di kawasan Sentul. “Itu belum termasuk mereka yang memesan layanan secara perorangan.”
Ketika pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) muncul pada Maret lalu, ujar Arif, denyut perekonomian di kawasan Sentul mendadak berhenti. Banyak pemandu wisata yang kehilangan pekerjaan setelah hampir seluruh klien membatalkan pesanan mereka. Para pemilik warung juga kebingungan karena kehilangan pembeli dan terpaksa menutup tempat usahanya. Tidak sedikit pula yang terlilit utang. “Sebab, saat buka warung, mereka meminjam uang untuk modal,” kata dia.
Saat itu Arif hanya bisa pasrah dan berharap pandemi segera berakhir. Di tengah kegalauan itu, pada Mei lalu, ia dihubungi orang yang pernah menggunakan jasanya. Orang itu meminta layanan untuk wisata trekking. Arif sebenarnya sudah pernah menjalankan usaha wisata petualangan itu pada 2014-2019. Tapi peminatnya kala itu belum banyak karena paket wisata ini hanya ditujukan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Berawal dari sana, Arif lantas mengajak teman-temannya menjalankan kembali usaha wisata petualangan dengan bendera Pesona Trekking Sentul. “Sejak Juli lalu, kami merancang rute dan gencar berpromosi di media sosial,” ujar Arif. “Kami memandu mereka menelusuri kebun, sawah, hutan, dan finish di air terjun.”
Siti Nurhayati, pedagang kue, mengatakan warungnya hampir setiap hari dikunjungi wisatawan yang melintas. Kebetulan jalan kecil di dekat rumahnya memang digunakan untuk jalur yang dilewati para wisatawan. “Alhamdulillah, kami punya pemasukan,” katanya. “Terima kasih kepada para pemuda yang sudah membangun wisata (petualangan) ini,” kata perempuan berusia 48 tahun itu.
Siti awalnya tidak berniat membuka warung. Para pemandu wisatalah yang menyarankan agar ia mendirikan saung kecil untuk menjual makanan dan minuman. Atas saran itu, suaminya kemudian membangun warung yang berbentuk saung. “Wisatawan senang mampir di sini karena pemandangannya sawah dan gunung,” kata dia.
Deila Adanti, seorang wisatawan, mengatakan wisata petualangan ini cocok saat masa pandemi seperti ini. “Berjalan di bawah sinar matahari dengan udaranya yang segar tentu bagus untuk meningkatkan imun tubuh,” katanya.
Selain sehat, kata Deila, wisata ini memberikan pengalaman baru, terutama bagi anak-anaknya. Sebab, selama perjalanan wisata, mereka melewati persawahan dan perkebunan serta rumah-rumah penduduk yang sebagian besar bekerja sebagai petani. “Anak saya yang awalnya takut air dan bebatuan justru ketagihan,” katanya.
M.A. MURTADHO | SUSENO
Wisata Sehat di Tengah Wabah