JAKARTA – Puluhan kendaraan pribadi roda empat dan roda dua mengular menunggu giliran masuk di pintu timur Taman Impian Jaya Ancol, kemarin. Padahal empat dari lima gerbang sudah dibuka. Selain jumlah pengunjung yang memang banyak, petugas memerlukan waktu lebih lama untuk memverifikasi tiket pengunjung yang dibeli secara daring.
Juru bicara PT Pembangunan Jaya Ancol, Rika Lestari, mengatakan kepadatan itu bisa dimaklumi karena saat ini warga dari luar Jakarta sudah diperbolehkan berkunjung ke Ancol. “Tapi semua tiket tetap harus dibeli secara online agar jumlah pengunjung terpantau,” kata dia. “Walaupun beli di gerbang masuk, tetap diminta daftar tiket online.”
Berdasarkan pantauan Tempo, pengunjung memang sudah memadati taman rekreasi yang berada di lahan seluas lebih dari 552 hektare itu. Restoran Bandar Djakarta menjadi salah satu wahana dengan jumlah pengunjung terpadat. Kendaraan pengunjung terlihat diparkir paralel di sepanjang Jalan Pantai Indah. Lokasi lain yang juga dipadati pengunjung adalah Pantai Ancol dan Pantai Indah Ancol.
Menurut Rika, meski beberapa wahana mulai ramai, pengelola tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19. Salah satunya dengan membatasi jumlah pengunjung maksimal 25 persen dari total daya tampung Ancol.
Secara umum, kata Rika, Ancol memiliki kapasitas lebih dari 100 ribu orang. Jadi, batas toleransi yang diizinkan, berdasarkan aturan pembatasan, adalah 25 ribu wisatawan setiap hari. Dalam sepekan terakhir, jumlah pengunjung terbanyak tercatat pada Sabtu lalu, yaitu 17 ribu orang. Karena itu, manajemen berani memberikan potongan harga tiket untuk sejumlah wahana dengan tujuan menarik minat pengunjung.
Rika menyatakan sekarang usia pengunjung juga tidak dibatasi. Dengan demikian, anak berusia di bawah 9 tahun dan orang tua berusia di atas 60 tahun bisa menikmati wisata pantai. “Tapi usia (di bawah 9 tahun dan di atas 60 tahun) itu tak boleh masuk ke wahana rekreasi, hanya boleh ke pantai,” katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo, belum semua fasilitas wisata di Ancol dioperasikan. Di antaranya Hotel Mercure Ancol dan beberapa tenant di tepi pantai. Wahana edukasi anak dan Atlantis Water Adventure juga masih ditutup. Khusus Atlantis, ujar Rika, memang belum dioperasikan karena butuh persiapan untuk memenuhi standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. “Kolam airnya juga sudah berbulan-bulan kosong, harus diatur lagi,” kata dia.
Penerapan protokol kesehatan juga dilakukan oleh pengelola Taman Margasatwa Ragunan, yang sudah dibuka sejak pekan lalu. Pengelola terpaksa tetap menutup sejumlah wahana karena protokol kesehatan sulit dijalankan. Misalnya, wahana Schmutzer Primate Centre dan Taman Satwa Anak. “Kedua tempat itu ruangannya terbatas. Banyak spot yang memungkinkan terjadi penumpukan orang,” kata anggota staf pelayanan informasi Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang.
Wahyudi menambahkan, jumlah pengunjung saat ini dibatasi hanya 2.000 orang. Sebab, kapasitas total Taman Margasatwa Ragunan hanya 8.000 orang. “Hari ini, catatan terakhir saya, baru sekitar 1.300 orang,” kata dia.
Pemerintah DKI Jakarta sejak Senin lalu kembali melonggarkan pembatasan setelah indikator penanganan Covid-19 diklaim telah membaik. Dengan pelonggaran itu, pemerintah mengizinkan tempat-tempat wisata beroperasi, termasuk museum. Dari 20 museum dan gedung pameran milik pemerintah DKI, hanya Monumen Nasional (Monas) yang belum dibuka. “Sementara masih belum bisa dibuka umum,” kata Kepala Unit Pengelola Kawasan Monas, Muhammad Isa Sanuri. Ia tidak memberikan penjelasan detail ihwal kebijakan itu.
FRANSISCO ROSARIANS