JAKARTA – Perusahaan pelabuhan pelat merah mulai menaikkan target pertumbuhan layanan bongkar-muat seiring dengan pulihnya arus pengiriman kargo laut. Vice President Corporate Communication PT Pelindo III (Persero), Suryo Khasabu, mengatakan perusahaannya ingin volume pelayanan peti kemas naik rata-rata 4 persen dibanding capaian pada tahun lalu, yang menyentuh 5,08 juta TEUs (satuan kontainer). “Kami berasumsi geliat usaha tahun ini akan lebih baik, walaupun belum sepenuhnya meningkat,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Meski mengelola 43 pelabuhan di seluruh Indonesia, Pelindo III hanya menyediakan layanan bongkar-muat di sejumlah lokasi utama, seperti Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Pelabuhan Banjarmasin, atau Pelabuhan Tenau di Kupang. Meski target di setiap pelabuhan disesuaikan dengan ketersediaan alat bongkar-muat dan jenis kapal yang boleh masuk, Suryo memastikan semua lokasi sudah disokong fasilitas digital untuk melayani pergerakan barang rute domestik ataupun ekspor-impor.
“Kami sudah seragamkan standarnya, dari proses booking, pelayanan, hingga pembayaran sudah terintegrasi ke satu sistem,” katanya.
Salah satu proses yang bisa diawasi lewat platform digital Pelindo III adalah pelunasan kewajiban bayar pada setiap jadwal bongkar-muat. “Kalau ada konsumen belum menyelesaikan sampai batas waktu term of payment, otomatis tak bisa mengajukan layanan di pelabuhan kami yang lain.”
Direktur Utama PT Pelindo I (Persero), Dani Rusli Utama, juga sedang menggenjot standar layanan di 10 wilayah kerja perusahaannya, dari Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Pekanbaru, Tanjungpinang, Sibolga, Lhokseumawe, Malahayati, Gunungsitoli, hingga Tanjung Balai Karimun. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kontainer hingga 10 persen, atau mencapai 1,57 juta TEUs dibanding realisasi pada 2020 yang berkisar 1,42 juta TEUs
“Kami dorong digitalisasi sampai daerah kecil, tapi tantangannya lebih pada kesiapan pelanggan yang punya gap digital,” katanya, kemarin.
Kawasan peti kemas Pelabuhan Belawan, di Medan, Sumatera Utara. ANTARA/Septianda Perdana
Untuk segmen penumpang, tahun ini Pelindo I akan merampungkan sistem tiket elektronik di Pelabuhan Sibolga dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Sementara itu, di segmen barang, manajemen bakal berfokus mempromosikan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang bisa menampung lalu lintas 600 ribu TEUs peti kemas per tahun. Lokasi KTMT dan kawasan industri di sekitarnya dianggap strategis karena berada di tengah jalur utama Selat Malaka, yang dilewati 25 persen komoditas perdagangan dunia.
Menurut Dani, sebanyak 80 persen kontribusi pergerakan peti kemas Pelindo I masih berasal dari kinerja Pelabuhan Belawan, mencapai 575 ribu TEUs pada 2020. “Namun soal pertumbuhan paling signifikan terjadi di Pelabuhan Kuala Tanjung,” tuturnya. Volume bongkar-muat KTMT pada 2020 melonjak 125 persen dibanding pada 2019.
Corporate Communication Manager PT Pelindo II (Persero), Dini Endiyani, mengatakan layanan digital yang akan diperkuat entitasnya pada tahun ini adalah i-Hub, aplikasi one-stop service untuk pemilik barang, dari pendaftaran, pemesanan, pengaduan, pembayaran, hingga pelacakan barang secara online. “Akan dijadikan standar dalam seluruh layanan pelabuhan kami,” ucapnya. “Bisa juga dimanfaatkan pengusaha trucking, pelayaran, depo, dan lainnya.”
Tahun ini, Pelindo II—yang juga bernama Indonesia Port Corporation (IPC)—berniat menaikkan trafik kunjungan kapal hingga 4,3 persen dibanding pada 2020. Volume bongkar-muat peti kemas juga ditargetkan naik 7,2 persen, dari 6,72 juta TEUS pada tahun lalu menjadi 7,20 juta TEUs.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Januari 2021 turun secara bulanan atau month to month dibanding pada Desember 2020. Namun arus ekspor justru meningkat secara tahunan, terlihat dari nilainya yang naik 12,24 persen dari Januari 2020. "Ini menggembirakan," katanya. "Kita berharap nilai ekspor ke depan semakin baik lagi."
MUHAMMAD HENDARYTO | YOHANES PASKALIS