JAKARTA – Sejumlah bank nasional terus menggencarkan upaya menyasar segmen nasabah yang lebih luas di tengah masa pandemi Covid-19, tak terkecuali kelas menengah ke bawah. PT Bank Bukopin Tbk, misalnya, membidik perluasan layanan perbankan melalui program Laku Pandai Bank Bukopin.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono menuturkan program ini memungkinkan penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan melalui kerja sama dengan pihak lain, dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi.
“Ini strategi bisnis yang kami terapkan sekaligus dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambah dengan menjadi mitra bisnis Bank Bukopin, atau disebut sebagai agen b-tunai,” ujar Rivan, akhir pekan lalu.
Agen b-tunai yang dimaksudkan dapat berupa perorangan atau badan usaha, sedangkan yang menjadi nasabah agen b-tunai adalah masyarakat yang belum memiliki rekening di Bank Bukopin atau bank lain. “Kami berharap kehadiran agen b-tunai ini dapat menambah jumlah nasabah tabungan rakyat Bukopin.”
Rivan menuturkan para agen b-tunai memiliki beragam latar belakang, antara lain pemilik warung kelontong, agen pulsa, atau agen pembayaran yang tersebar di berbagai daerah. Hingga Agustus lalu, jumlah agen b-tunai secara nasional mencapai 2.766 agen.
Upaya merangkul segmen retail yang lebih luas juga dilakukan PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Salah satunya melalui solusi layanan digital perbankan Maybank2U (M2U). Head Strategy Transformation & Digital Office Maybank Indonesia, Michel Hamilton, mengungkapkan masa pandemi membuat perusahaan mengalihkan fokusnya pada akselerasi digital untuk mengoptimalkan layanan kepada nasabah. “Bahkan saat ini bukan hanya generasi milenial yang menggunakan aplikasi digital, tapi juga semua segmen sudah mengadopsi digital,” katanya.
Adapun aplikasi M2U memiliki serangkaian fitur yang dapat digunakan nasabah, dari membuka rekening tabungan, deposito, hingga pengajuan produk kredit Maybank. Selain itu, terdapat fitur yang memudahkan nasabah melakukan pembayaran nontunai melalui kode QR, top-up saldo e-wallet, hingga fitur perencanaan keuangan. Hingga semester satu tahun ini, Maybank mencatat terdapat lebih dari 45 ribu rekening baru dibuka melalui platform M2U. Transaksi keuangan yang dibukukan pun melonjak hingga lebih dari 30 persen.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan, indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 38,03 persen pada akhir tahun lalu. Direktur Utama Permata Bank Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan hal itu menunjukkan bahwa peluang sektor perbankan untuk terus melakukan penetrasi ke masyarakat masih sangat besar. “Apalagi ditambah dengan percepatan perubahan pola perilaku masyarakat yang menjadi digital, sehingga ekosistem ini harus dikembangkan dalam beragam aktivitas perbankan supaya nasabah dapat menikmati manfaat lebih,” kata Ridha.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menuturkan peluang industri perbankan untuk menarik dan menghimpun dana masyarakat kian terbuka pada masa pandemi. Pasalnya, pandemi membuat masyarakat secara umum menunda konsumsi. Di satu lain, simpanan akan terus ditingkatkan.
“Ini terjadi pada berbagai lapisan masyarakat, khususnya masyarakat golongan menengah atas,” ucapnya. Dengan demikian, dana pihak ketiga (DPK) perbankan diproyeksikan masih akan terus bertumbuh pesat selama perekonomian masih melemah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan DPK pada Agustus lalu tercatat meningkat sebesar 7,2 persen dibanding pada bulan sebelumnya. Simpanan dalam bentuk giro mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 11,2 persen. Adapun tabungan tumbuh 8,2 persen dan simpanan berjangka atau deposito tumbuh 5,5 persen.
GHOIDAH RAHMAH