Sejumlah kalangan mendesak penetapan KLB atas temuan baru gangguan ginjal akut pada anak. Penyebab kasus teranyar diselidiki.

Bareskrim menyelidiki kasus terbaru gagal ginjal akut pada anak di Jakarta. Pemerintah kembali mewaspadai penggunaan obat sirop.

Sejumlah pasien gangguan ginjal akut pada anak disinyalir mengalami dampak lain dari kontaminasi senyawa etilena glikol dan dietilena glikol pada obat sirop yang pernah mereka tenggak. Mereka yang telah dinyatakan sembuh dan menjalani rawat jalan ternyata tak sepenuhnya pulih, bahkan mengalami gejala kerusakan sistem saraf. Kondisi pilu juga dialami pasien yang telah berbulan-bulan terbaring di rumah sakit.

Dampak keracunan etilena glikol dan dietilena glikol pada obat sirop disinyalir tak hanya memicu gangguan ginjal akut pada anak. Pasien yang dinyatakan sembuh pun disinyalir mengalami kerusakan organ lainnya saat menjalani rawat jalan.

Polisi perlu mengetahui secara detail fungsi dan peran BPOM sebagai badan pengawas peredaran obat. Tidak tertutup kemungkinan ada tersangka baru atas munculnya penyakit gangguan ginjal akut.

Dua anak pasien gagal ginjal akut sudah tiga bulan menjalani perawatan di rumah sakit. Orang tua korban kini menggugat ke pengadilan untuk menuntut tanggung jawab perusahaan obat dan pemerintah.

Tim Pencari Fakta untuk kasus gangguan ginjal akut pada anak mengungkap buruknya penanganan terhadap pasien. Tim berencana menyetorkan rekomendasi kepada Jokowi.

Kejaksaan Agung mengkaji potensi kerugian negara dalam penanganan kasus gagal ginjal akut pada anak. Perusahaan farmasi yang memproduksi obat sirop di luar ketentuan akan dituntut membayar ganti rugi.

BPOM memfinalkan rencana kebijakan pelarangan dan pembatasan importasi bahan baku obat untuk mencegah kasus gangguan ginjal akut pada anak berulang. Belum kelar pada urusan dua opsi pengawasan.

Polisi sudah mengantongi nama tersangka hasil ekspose atau gelar perkara gagal ginjal akut. BPOM juga diminta mengecek secara periodik bahan baku yang digunakan perusahaan farmasi.

Kementerian Kesehatan bersiap merevisi Farmakope, kitab farmasi, setelah maraknya kasus gagal ginjal akut anak. 

Apoteker merasa serba salah akibat pelarangan penjualan obat sirop setelah merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak. Pelarangan ini membuat pelayanan keapotekeran terganggu.

Polisi menyegel sebuah gudang penyimpanan bahan baku obat di Depok. Diduga bahwa bahan baku itu dioplos sebelum dikirim ke perusahaan farmasi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan dua produsen obat yang diduga menggunakan zat pelarut etilena glikol dan dietilena glikol melebihi ambang batas. Masyarakat diminta tetap berhati-hati.

Kementerian Perdagangan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan saling lempar tanggung jawab perihal impor bahan baku obat sirop pemicu gagal ginjal akut. Patroli siber bakal digelar terhadap penjualan secara online.

Masyarakat bertambah bingung dan bertanya, kenapa semua obat berupa sirop tidak lagi dijual? Termasuk obat yang selama ini akrab dipakai orang dewasa.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menuai sorotan karena dianggap lalai dalam mengawasi peredaran obat sirop anak. Lembaga ini baru meneliti kandungan obat setelah angka kasus gangguan gagal ginjal akut pada anak melonjak. Produsen obat terancam jerat pidana.

Indikasi pidana muncul dari hasil penelusuran penyakit gagal ginjal akut pada anak. Penyebab gangguan fungsi ginjal harus diketahui lebih dulu sebelum melangkah ke ranah hukum.

Semua negara di dunia mempunyai lembaga pengawas obat yang serupa dengan BPOM. Di Amerika Serikat, ada FDA yang melarang penggunaan etilena glikol dan dietilena glikol pada obat sejak 1938.

Munculnya kasus gagal ginjal akut menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap produk obat-obatan. Pemerintah baru bertindak setelah jatuh korban.