Misi mencari kebahagiaan. Mungkin frasa itu pantas untuk menggambarkan perjalanan yang dilakukan Keluarga Kusmajadi dalam setahun terakhir. Dengan mengendarai sebuah truk yang dimodifikasi menjadi "rumah berjalan" alias motorhome, keluarga yang terdiri atas Dodi Kusmajadi, 47 tahun; Melati Muslaela Puteri (43); Abdul Hakim Putra Kusmajadi (16); dan Nara Sabiya Putri Kusmajadi (15) ini berkeliling Nusantara. Tujuan mereka bukan berwisata belaka. "Tapi untuk memperkaya pengalaman hidup," ujar Dodi Kusmayadi kepada Tempo, kemarin
Dodi, atau yang akrab disapa Abah, adalah pemimpin misi keluarga kecil itu. Tapi ide perjalanan ini sebetulnya muncul dari sang Ambu (ibu), Melati Muslaela Puteri. Ceritanya, pada 2015, keluarga ini berjalan-jalan mengunjungi Kampung Wae Rebo di Flores, Nusa Tenggara Timur. Ambu terkesan melihat kehidupan warga setempat yang damai dan bahagia kendati tanpa listrik dan fasilitas modern. Sepulang dari Wae Rebo, ia melontarkan ide kepada suaminya: berkeliling Indonesia mengunjungi berbagai kampung adat.
Gayung bersambut, rencana dimatangkan. Mereka lalu menimbang berbagai opsi model perjalanan sampai akhirnya dipilih dengan cara roadtrip. "Karena kami tak mau hanya sekadar jalan-jalan, kami ingin langsung mendapat pengalaman di perjalanan." Durasi perjalanan pun dibuat panjang. Agar tidak tersiksa di perjalanan, mereka memilih membeli sebuah motorhome alias rumah berjalan dengan fasilitas lengkap. Motorhome mereka berupa sebuah truk engkel yang bagian belakangnya dijadikan kabin berisi ruang tidur, dapur, kamar mandi lengkap dengan toilet, hingga ruang makan.
Keluarga Kusmajadi mengunjungi Taman Wisata Savana Sarae Nduha, di Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Rumah berjalan yang dinamai Moti itu diproduksi perusahaan karoseri Delima Jaya asal Bogor. Biaya modifikasi truk ini, menurut Dodi, seharga satu unit mobil Mitsubishi Pajero terbaru. Agar lebih menyerupai rumah, Moti dipersenjatai dengan alat-alat canggih, seperti panel surya berkekuatan 5.000 watt untuk sumber tenaga, genset listrik sebagai cadangan, dan mesin derek untuk kondisi darurat. "Awalnya kami mau roadtrip pakai mobil sekelas Pajero. Tapi, karena perjalanan jauh dan panjang, kami bawa banyak barang, jadi butuh kendaraan lebih besar."
Tujuan awal mereka adalah menyusuri Sumatera dari Lampung, Mentawai, Nias, hingga Sabang selama 75 hari. Perjalanan ini dimulai pada September 2018. Kebetulan, putra dan putri Dodi bersekolah secara homeschooling. "Jadi memang perjalanan ini sekalian sebagai sarana pembelajaran buat anak-anak," ujar Dodi. Menurut Dodi, lewat perjalanan ini, ia ingin mengajak keluarganya mendapat pengalaman lengkap, dari budaya, sejarah, kesenian, kuliner, hingga bertemu sosok-sosok inspiratif di berbagai daerah dan belajar tentang kearifan lokal. "Ditambah menikmati keindahan alam Indonesia."
Setelah menjelajahi tanah Andalas, keluarga ini lalu melanjutkan perjalanan ke arah timur, dari Jawa hingga berakhir di Timor Leste yang memakan waktu hingga lima bulan. Di sepanjang perjalanan, mereka berhenti di titik-titik yang dianggap penting. Misalnya di daerah Trowulan, Jawa Timur, untuk memperkenalkan sejarah Kerajaan Majapahit kepada Abdul dan Nara. "Anak-anak belajar sejarah langsung di lokasi, tak sekadar membaca di buku," ujar Dodi. Seluruh perjalanan mereka ini didokumentasikan melalui YouTube dan Instagram yang pengikutnya sudah lebih dari 13 ribu. "Kami ingin menginspirasi keluarga lain agar berjalan-jalan keliling Indonesia."
Nara Sabiya Putri Kusmajadi (kiri), Melati Muslaela Puteri, Dodi Kusmajadi, dan Abdul Hakim Putra Kusmajadi di Way Kambas, Lampung.
Keluarga Kusmajadi tak selamanya berada di jalan. Ketika satu misi selesai, mereka pulang ke kediaman mereka di Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Menurut Dodi, yang pernah bekerja di perusahaan minyak dan gas bumi di Malaysia ini, seluruh modal perjalanan mereka masih diambil dari tabungan keluarga. Jika dihitung, pengeluaran rata-rata mereka dalam satu bulan bisa mencapai Rp 20 juta. "Tapi jumlah ini sebetulnya hampir sama dengan pengeluaran bulanan kalau kami di rumah saja."
Cara bepergian unik yang dilakukan Keluarga Kusmajadi ini belakangan mulai populer jadi salah satu opsi liburan. Mengunjungi tempat wisata atau kota lain sambil mengendarai mobil yang dilengkapi perlengkapan berkemah, hingga memakai karavan atau motorhome jadi pilihan karena dianggap lebih fleksibel ketimbang menggunakan kendaraan umum. Daya jangkau kendaraan pribadi yang lebih luas jadi alasan utama para penyuka roadtrip yang ingin mendapat pengalaman lebih dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
Salah satu penyuka roadtrip yang sudah pernah melakukan perjalanan hingga ke luar negeri adalah Nataya Ermanti, 32 tahun, karyawan swasta asal Jakarta. Bersama kawan-kawannya, ia pernah mengelilingi Australia dan Selandia Baru dengan mengendarai mobil. "Pengalaman yang didapat dengan melakukan roadtrip itu berbeda dengan jalan-jalan biasa," ujarnya. Fleksibilitas jadwal dan tujuan perjalanan jadi alasan utama ia memilih cara ini.
Perjalanan Nataya di Selandia Baru dilakukan pada 2016. Waktu itu ia bersama dua temannya terbang ke negeri paling selatan tersebut untuk melihat langsung keajaiban alam di sana. Mereka memulai perjalanan dari Queenstown, menyusuri jalur tengah South Island, hingga Christchurch yang berjarak hampir 500 kilometer. Perjalanan ini mereka tempuh selama satu pekan. Awalnya Nataya dan kawan-kawannya hendak menyewa campervan untuk perjalanan itu. "Tapi ternyata harga sewanya mahal, mencapai Rp 1 juta per hari."
Agar tetap bisa melakukan perjalanan menyusuri jalan raya di Selandia Baru, mereka akhirnya menyewa mobil di kota setempat dengan biaya Rp 5 juta untuk seminggu. "Kami menginap di kota-kota kecil yang dilintasi."
Karena mengemudikan mobil sendiri dan tak ikut dengan rombongan wisatawan, mereka bebas singgah di berbagai tempat. Menurut Nataya, selama perjalanan itu, ia dan teman-temannya sering menemui tempat-tempat dengan pemandangan menakjubkan, seperti Danau Tekapo yang airnya berwarna turkis. "Atau menemukan restoran dan kafe tua di kota kecil yang sepi," ujar dia. Jarak dan waktu tempuh perjalanan yang lama dan jauh pun membuat ikatan pertemanan mereka jadi lebih akrab. "Karena kami jadi banyak cerita, jadi tahu lebih dalam tentang personal masing-masing. Jadi semacam quality time-lah."
Campervan Samarauke di Pantai Lariti, Sape.
Meski terkesan menyenangkan, melakukan roadtrip juga punya risiko. Dodi Kusmajadi mengatakan mobil rumahnya pernah harus diderek karena terjebak lumpur di jalan rusak. Karena bepergian sendiri (tanpa pengawalan orang lain), mereka pun harus siap menghadapi berbagai kemungkinan. Dodi juga lebih memilih rute aman saat berjalan-jalan dengan keluarganya. Sedangkan Nataya bercerita, saat roadtrip di Selandia Baru, temannya yang mengemudikan mobil kena tilang hingga dua kali karena melanggar batas kecepatan jalan setempat. "Padahal jalanan sepi dan kosong, dan kami tak terlalu mengebut," tuturnya.
Meningkatnya minat wisatawan untuk melakukan perjalanan menggunakan kendaraan sendiri ditangkap sebagai peluang bisnis oleh Luthfi Prawira Putra, pengelola Samarauke Adventure. Namun kendaraan yang disewakan Luthfi bukan mobil biasa, melainkan trailer camper yang berfasilitas lengkap layaknya rumah. Berbeda dengan motorhome seperti yang dipakai Keluarga Kusmajadi, trailer camper tak menyatu dengan mobil penariknya. Trailer digunakan hanya sebagai tempat tidur ketika mobil sudah tiba di lokasi tujuan.
Samarauke menyewakan satu set mobil, trailer camper, termasuk pengemudi dan krunya seharga Rp 4,3 juta per hari. Memang lebih mahal dari penyewaan mobil biasa, tapi fasilitas yang ditawarkan sangat lengkap. Selain tempat tidur nyaman untuk empat orang, trailer ala Samarauke dilengkapi alat masak dan kamar mandi portabel. Trailer yang digunakan dibuat secara khusus agar panel-panel dindingnya bisa dibuka sehingga lebih luas. Di bagian atap terdapat tenda yang bisa dibuka dan dilipat untuk menambah kapasitas.
Biasanya penyewa trailer Luthfi adalah mereka yang gemar melakukan petualangan alam bebas atau videografer yang sedang melakukan pengambilan gambar. "Trailer camper ini bisa diparkir di mana saja, seperti hotel berjalan," ujar Luthfi. Kelebihan trailer Samarauke adalah kemampuannya melibas medan off-road sehingga bisa dibawa blusukan ke dalam hutan. Mobil penariknya pun menggunakan kendaraan jenis jip berpenggerak 4 x 4. Sejak berdiri pada 2016, Samarauke sudah berkali-kali mengantar klien mereka berpetualang menyusuri Jawa hingga ke Sumba dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
PRAGA UTAMA
Sebelum Memulai Perjalanan
Bepergian menggunakan karavan terkesan menyenangkan. Tapi ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebelum mencobanya.
1. Kemampuan Mengemudi
Ukuran mobil camper (motorhome) maupun karavan model trailer pasti lebih besar dari mobil lain pada umumnya. Mengemudikan mobil dengan bobot dan dimensi yang besar memerlukan keterampilan tambahan. Begitu juga dengan membawa gandengan. Usahakan Anda menguasai keterampilan mengemudi sebelum melakukan perjalanan.
2. Membuat Perencanaan
Meski perjalanan roadtrip menggunakan campervan bisa lebih fleksibel dan berhenti di mana saja sesuai kemauan, tetap rencanakan jadwal perjalanan secara rinci. Periksa rute yang akan dilalui sebelum perjalanan dimulai untuk menghindari medan jalan yang tak bisa dilalui kendaraan besar.
3. Berkemas Secara Ringkas
Memiliki ruang tambahan pada kendaraan bukan berarti bisa membawa banyak barang. Upayakan selektif membawa perabotan dan barang-barang yang memang diperlukan untuk perjalanan. Ruang penyimpanan yang lowong bisa digunakan untuk menyimpan keperluan yang bisa dibeli di perjalanan, seperti bahan makanan untuk memasak atau bahan bakar ekstra.
4. Cari Tempat Aman
Meski berkemah dengan campervan atau karavan lebih aman dari gangguan cuaca, binatang liar, atau ancaman keamanan, tetap selektif dalam memilih lokasi parkir dan berkemah. Pastikan juga area kemah bisa dimasuki kendaraan agar tak merusak lingkungan sekitar.
5. Selalu Bawa Cadangan Ekstra
Berkemah dengan kendaraan memungkinkan eksplorasi lebih jauh. Tapi, sebelum meninggalkan peradaban dan masuk ke alam liar, pastikan perkakas untuk kondisi darurat tersedia. Bawa bahan bakar ekstra untuk cadangan. Begitu juga bahan makanan tambahan sebagai persediaan dalam kondisi darurat.
Semakin Lengkap, Semakin Nyaman
Bagi para penggemar road trip, mobil menjadi hal paling penting yang mendukung misi perjalanan mereka. Aneka jenis mobil sebetulnya bisa dijadikan kendaraan untuk melakukan perjalanan menyusur aspal. Namun ada sejumlah tipe kendaraan rekreasional yang memang didesain khusus untuk membuat road trip menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Motorhome
Kendaraan berbentuk bus mini ataupun ukuran besar yang dirancang menjadi rumah berjalan. Interiornya berisikan aneka perabot rumah tangga, seperti tempat tidur, dapur lengkap dengan semua peralatannya, ruang makan, ruang tamu, hingga kamar mandi. Kabin "tempat tinggal" menyatu dengan area mengemudi. Biasanya motorhome dikategorikan berdasarkan bobot dan ukurannya. Kelas A merupakan yang terbesar, kelas B sedang, dan kelas C kecil.
Campervan
Mirip motorhome tapi kendaraan yang digunakan berukuran lebih kecil. Biasanya campervan dibangun menggunakan minibus biasa yang dimodifikasi sehingga memiliki interior layaknya sebuah tempat tinggal. Tapi, karena ukurannya tak sebesar motorhome, campervan biasanya hanya dilengkapi dengan ruang tidur, dapur mini, dan ruang penyimpanan.
Travel trailer
Sering disebut dengan nama karavan. Sementara motorhome dan campervan berupa satu-kesatuan dengan kendaraan yang digunakan, travel trailer berbentuk gandengan terpisah yang ditarik oleh mobil. Ukuran trailer bermacam-macam. Semakin besar ukurannya, isinya pun lebih lengkap: tempat tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tamu.
Pop-up trailer
Mirip travel trailer tapi ukurannya lebih kecil. Saat diparkir, dinding luar trailer bisa digeser dan dibuka sehingga ruang tinggal bagi penggunanya menjadi lebih luas. Pada beberapa tipe, panel dinding bisa dilepaskan untuk dijadikan bilik kamar mandi atau dapur luar ruang.
Campertruck
Sama dengan campervan tapi kendaraan yang digunakan berupa truk, jip, atau mobil berpenggerak 4 x 4, atau yang lebih mampu melibas medan off-road. Campertruck populer di kalangan pencinta petualangan alam bebas karena daya jelajahnya lebih luas hingga ke dalam hutan atau pegunungan.
Rising roof campervan
Berupa mobil biasa yang pada bagian atapnya diberi kabin tambahan untuk menambah daya tampung dan ruang tempat tinggal penggunanya. Biasanya rising roof berbentuk tenda yang hanya dibuka ketika mobil sudah tiba di lokasi tujuan. Ada juga rising roof campervan yang memang dimodifikasi bagian atapnya sehingga ruangan pada atap menyatu dengan mobil.