Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

3
Agustus
2019
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaSeni 1/1 Selanjutnya
Seni

Kekacauan di Universitas Kaspar

Menggambarkan kegelisahan dan pertarungan dosen di institusi pendidikan seni.

Edisi, 3 Agustus 2019
Profile
Tempo
Tony Broer mementaskan lakon berjudul Universitas Kaspar di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Jawa Barat, 28 Juli lalu.

Pakaian toga itu dibuang ke pepohonan. Ia lalu mencarinya kembali, lalu dipasangkan ke tubuh mahasiswanya yang kedua tangannya terjulur ke depan sambil dibebani buku tebal. Setelah itu, ia melucuti pantalon hitam, jas, dasi, dan kemeja putih secara paksa. Pada ujung lengan bajunya tertinggal noda darah segar yang mengucur dari telapak tangan kiri. Tubuhnya hanya menyisakan celana dalam hitam dan bebatan kain di lutut kanan, paha kiri, perut, siku kiri, dan telapak kanan. Ia berlari ke susunan rak besi, lalu naik ke atas.

Ia membuang isi rak besi itu dengan serampangan ke belakangnya. Buku-buku yang terlontar ke udara berhamburan di lantai tanpa mengenai penonton yang duduk mengitari di Amphitheatre Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. Aktor itu, Tony Broer, kemudian menghadapi serangan udara. Kapal-kapal kertas beterbangan ke arahnya diiringi bunyi dengung. Ia mencoba berlari ke sisi arena pertunjukan, tapi gagal. Kakinya terhadang dan tersangkut pagar kawat berduri.

Arena pertunjukan itu terbangun seperti medan perang. Suasana semakin riuh ketika Tony menemukan bom waktu berbahan dinamit di tasnya. Benda itu sempat ditawarkan ke penonton hingga akhirnya diletakkan di pinggir. Langkah berikutnya, ia mengumpulkan beberapa buku yang berceceran, menyiramkan cairan, lalu membakarnya. Tubuhnya lantas berdiri mematung. Seorang pemain lainnya yang bertelanjang dada memukuli tubuhnya dengan telapak tangan. Setelah itu, sabetan sapu lidi menderanya ke punggung berkali-kali.

Lakon berjudul Universitas Kaspar itu dimainkan Tony Broer dari Teater Payung Hitam di Selasar Sunaryo, Minggu malam lalu. Kisahnya menggambarkan kegelisahan dan pertarungan dosen di dalam kampus, khususnya institusi pendidikan seni. Penulis naskah sekaligus sutradara Teater Payung Hitam, Rachman Sabur alias Babe, mengatakan sistem dan aturan di kampus telah lama rusak. Tokoh Kaspar dalam drama itu ditindas oleh kekuasaan, birokrasi, dan sistem pendidikan seni yang absurd. "Dia terjebak dan berusaha memahami persoalan itu," ujar Babe.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTEgMDU6NDU6MTciXQ

Nama Kaspar berasal dari tokoh lakon berjudul Kaspar garapan Babe sejak 1994 dari naskah karangan Peter Handke asal Jerman. Adaptasinya dipentaskan Teater Payung Hitam menanggapi penutupan majalah Tempo, Editor, dan tabloid Detik oleh rezim Soeharto kala itu. Kaspar dalam lakon terbarunya itu berperang di institusi kampus. Tapi beberapa adegan dan gerak tubuhnya masih ada yang mengingatkan lakon Kaspar.

Universitas Kaspar pada menjadi penutup pergelaran Festival Teater Tubuh 2019. Teater Payung Hitam menggelar festival itu pada 23-28 Juli 2019 untuk memperingati hari jadi kelompok yang lahir di Bandung pada 37 tahun silam ini. Mengundang sepuluh penampil, setiap malam ada dua pertunjukan teater tubuh. Dari Bandung ada kelompok Teater Payung Hitam dan Lab Teater Tubuh. Kemudian ada Teater Api Indonesia (Surabaya), Refrain (Maumere), Komunitas Seni Hitam Putih (Padang Panjang), Yayasan Lanjong Indonesia (Kutai Kartanegara), dan kelompok teater Madura.

foto-foto: TEMPO/Prima mulia

Dalam Universitas Kaspar, ketegangan bercampur kelucuan mengalir sejak Tony Broer muncul dari tembok berundak. Berpakaian toga sambil menenteng koper merah, perlawanannya tertuju pada sumber suara alunan tembang Gaudeamus igitur. Pelantang suara berwarna merah ia copot. Kemudian dia membantingnya ke lantai. Hingga dipukulkan dengan kursi berduri beberapa kali, lagu akademis itu masih berbunyi. Setelah berhasil dimatikan dengan cara halus, ia menjelajah ke bangku penonton sambal berinteraksi tanpa dialog. Dua di antaranya dipilih untuk memegang buku-buku tebal hingga akhir pertunjukan.

Tubuh menjadi alat utama untuk bercerita non-verbal. "Tubuh lebih leluasa menjadi bahasa yang subtil dan universal," kata Babeh. Menurut sutradara teater yang juga pengajar di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Fathul A. Husein, setelah Kaspar, kelompok Teater Payung Hitam lebih mengembangkan teater tubuh. Karya lainnya, seperti Merah Bolong Putih Doblong Hitam, semakin menguatkan roh kelompok itu. Gagasan fundamentalnya tidak harus memakai kata-kata dalam pementasan. "Mereka teater beyond aesthetics yang menitikberatkan pada gerak tubuh ketimbang dialog."

Selama lima tahun di awal pendiriannya, Teater Payung Hitam sama seperti kelompok teater kebanyakan yang memainkan drama teks. Selama ini mereka telah membuat 41 pertunjukan. Sebagian di antaranya dipentaskan di luar negeri, seperti Jerman, Belanda, Australia, Taiwan, dan Amerika Serikat. Pada 16-18 Agustus 2019, mereka akan tampil di Solo dengan lakon Ziarah Kebun Binatang. Selanjutnya, November, mereka akan membawa Mantra Tubuh di acara Borobudur Writer and Culture Festival. ANWAR SISWADI



SebelumnyaSeni 1/1 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Kekacauan di Universitas Kaspar

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Pertamina Terancam Sanksi

    Di luar kewajiban mengganti kerugian masyarakat, Pertamina berpotensi terkena sanksi atas pencemaran lingkungan yang disebabkan bocornya sumur minyak dan gas di perairan Karawang, Jawa Barat.

    3 Agustus 2019
  • Berita Utama

    Pertamina Terancam Sanksi Pencemaran Lingkungan

    KLHK mengukur luas area terkena dampak.

    3 Agustus 2019
  • Berita Utama

    Penutupan Sumber Kebocoran Rampung Delapan Pekan

    Pertamina optimistis hilangnya potensi sumur YYA-1 ditutup produksi lapangan lain.

    3 Agustus 2019
  • Topik

    Ruang Ekspresi Kawula Muda

    Kehadiran bioskop rakyat memberi ruang bagi anak muda untuk berekspresi. Juga menjadi ruang bersama seniman lintas bidang.

    3 Agustus 2019
  • Topik

    Bioskop Rakyat Menggeliat

    Bioskop rakyat dengan harga murah hadir di sejumlah daerah untuk memberikan tontonan kepada masyarakat kelas bawah. Ada yang berdiri di tengah pasar dan berbentuk koperasi.

    3 Agustus 2019
  • iTempo

    Laptop Gaming Kian Tipis

    Popularitas eSport yang bertumbuh membuat permintaan laptop gaming terangkat.

    3 Agustus 2019
  • Perjalanan

    Nyanyian Angin di Batas Afganistan

    Di Nashtifan, kota kecil di Provinsi Khorasan Rezavi, Iran, alam memberi keberkahan berupa angin yang bertiup sepanjang tahun.

    3 Agustus 2019
  • Gaya Hidup

    Meluncur Melawan Macet dan Polusi

    Sejumlah eksekutif muda di Ibu Kota menggunakan otopet listrik tak hanya untuk kesenangan, tapi juga sebagai alat transportasi sehari-hari.

    3 Agustus 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Aplikasi Pasar Wisata Religi

    Pengguna dapat merencanakan umrah melalui telepon seluler.

    3 Agustus 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Pengembangan Jaringan Tol Baru Dikebut

    Pemerintah menyusun formula untuk menggaet investor.

    3 Agustus 2019
  • Metro

    DKI Kaji Ganjil-Genap untuk Sepeda Motor

    Masyarakat cenderung berpindah ke sepeda motor untuk menghindari aturan ganjil-genap.

    3 Agustus 2019
  • Nasional

    Gempa Besar di Laut Banten Terasa Hingga Lampung

    Sejumlah bangunan milik pemerintah dan rumah penduduk rusak.

    3 Agustus 2019
  • Nasional

    Partai Setuju GBHN Dihidupkan Lagi

    Amendemen kelima UUD 1945 bakal menjadi rekomendasi MPR periode sekarang ke periode mendatang.

    3 Agustus 2019
  • Cari angin

    Tahu Diri

    Punya ambisi itu boleh, tapi harus tahu diri. Petuah bijak ini lagi ramai diucapkan tatkala mulai terjadwal pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan tahun depan.

    3 Agustus 2019
  • Tamu

    Sadiman:

    Saya Dibilang Gila karena Bibit Cengkih Ditukar Beringin

    3 Agustus 2019
  • Buku

    Ancaman ‘Wabah’ Beras

    Saat ini suku Asmat di Papua sangat bergantung pada konsumsi beras melalui program bantuan beras untuk orang miskin.

    3 Agustus 2019
  • Seni

    Kekacauan di Universitas Kaspar

    Menggambarkan kegelisahan dan pertarungan dosen di institusi pendidikan seni.

    3 Agustus 2019
  • Internasional

    Kebebasan Baru bagi Wanita Saudi

    Putri Reema Bandar al-Saud menegaskan, perempuan selalu berperan integral dalam pembangunan dan terus melangkah setara dengan laki-laki.

    3 Agustus 2019
  • Olah Raga

    Kevin/Marcus Gagal Bikin Hat-Trick

    Pada game ketiga Kevin/Marcus benar-benar kehabisan tenaga.

    3 Agustus 2019
  • Sastra

    Kelas Melukis

    Biyank Alejandra

    3 Agustus 2019
  • Sastra

    Hiatus

    Boy Riza Utama

    3 Agustus 2019
  • Olah Raga

    Laga Terakhir Sebelum Bertemu Chelsea

    Solskjaer belum puas dengan hasil tur pramusim.

    3 Agustus 2019
  • Olah Raga

    Duel Spesial

    Gelar pertama bagi Liverpool pada musim ini.

    3 Agustus 2019
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved