HONG KONG - Unjuk rasa yang diwarnai dengan bentrokan antara demonstran dan polisi Hong Kong selama 15 pekan terakhir telah memukul industri pariwisata, terburuk sejak wabah SARS pada 2003.
Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan, mengatakan tingkat kunjungan ke Hong Kong merosot tajam hampir 40 persen pada Agustus 2019 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ini adalah penurunan jumlah pengunjung terbesar sejak Mei 2003, ketika kedatangan merosot hampir 70 persen di tengah wabah penyakit yang akhirnya merenggut ratusan nyawa di kota itu, menurut data yang dikumpulkan Badan Pariwisata Hong Kong.
"Masalah sosial dalam beberapa bulan terakhir, terutama bentrokan yang terus berlanjut serta blokade bandara dan jalan, telah secara serius mempengaruhi citra internasional Hong Kong sebagai kota yang aman," kata Chan dalam blognya. "Yang paling mengkhawatirkan adalah situasi ini tidak akan berbalik dalam waktu dekat."
Di beberapa lokasi, tingkat hunian hotel turun sekitar setengahnya. Sedangkan tarif kamar turun di kisaran 40-70 persen. Kedatangan wisatawan pada Juli 2019 berkurang sebesar 4,8 persen. Ini adalah penurunan tahunan pertama sejak Januari 2018 dan persentase penurunan terbesar sejak Agustus 2016.
Adapun penjualan retail pada Juli 2019 juga mengalami penurunan terbesar sejak Februari 2016, seiring dengan protes antipemerintah yang telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan. THE JAPAN NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI