JAKARTA - Pemerintah berkomitmen menggenjot sektor industri manufaktur untuk dapat menyumbang ekspor dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, mengatakan saat ini kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,52 persen.
"Kami telah mengambil langkah strategis dengan memaksimalkan industri 4.0, dan kami menargetkan pertumbuhan industri mencapai US$ 50 miliar pada 2023," ujar Doddy, di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan, di tengah gejolak perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, industri manufaktur membutuhkan strategi khusus agar bisa tetap tumbuh.
Adapun fokus pemerintah saat ini adalah menggerakkan industri manufaktur di sektor makanan minuman, pakaian tekstil, otomotif, barang kimia, dan elektronik. "Sektor ini dipilih karena mereka memiliki ukuran dan dampak investasi yang besar ke industri lain," kata Doddy. Selain itu, prioritas berikutnya adalah pembenahan di bidang tenaga kerja, salah satunya berfokus pada pendidikan vokasi, agar spesialisasi tenaga kerja dapat dilakukan lebih cepat.
GHOIDA RAHMAH