Homepage
  • login/register
  • Home
  • Berita Utama
  • Editorial
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Internasional
  • Olahraga
  • Sains
  • Seni
  • Gaya Hidup
  • Info Tempo

koran tempo

2
Oktober
2019
Dukung Independensi Tempo
  • Home
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Metro
  • Sains
  • Editorial
  • Opini
  • Info Tempo
  • Cari Angin
SebelumnyaOpini 2/2 Selanjutnya
Opini

Jokowi dan Hukum Besi Oligarki

Pada prinsipnya, setiap pemimpin yang lahir di alam demokrasi secara prosedural pastilah berasal dari rakyat.

Edisi, 2 Oktober 2019
Oleh: Tempo
Jokowi dan Hukum Besi Oligarki

Wim Tohari Daniealdi
Dosen FISIP Universitas Pasundan, Bandung

Pada prinsipnya, setiap pemimpin yang lahir di alam demokrasi secara prosedural pastilah berasal dari rakyat. Hanya, setelah berada di puncak kekuasaan, para pemimpin rakyat tersebut tersandera oleh kebutuhannya dengan sistem yang disebut oleh Robert Michels sebagai "organisasi". Dalam pandangannya, istilah "organisasi" di sini adalah cara lain untuk mengeja "oligarki". Dan, organisasi atau oligarki yang dimaksud Michels tidak lain adalah partai politik.

Dalam diskursus demokrasi, partai politik idealnya merupakan kanal untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Tapi, menurut Michels, semua partai politik tidak bisa melepaskan karakter elitisnya yang membuatnya terpisah dari rakyat dan menjadi kelas tersendiri yang disebut oligarki. Sebagai kelas tersendiri, mereka memiliki kepentingan sendiri dan akan berusaha mengamankan kepentingan tersebut. Inilah yang disebut Robert Michels dengan istilah "hukum besi oligarki".

Sialnya, seorang pemimpin yang lahir dari rakyat membutuhkan kelas oligarki tersebut demi mewujudkan cita-cita dan aspirasi rakyat yang diembannya. Sebab, hanya mereka yang memiliki kewenangan untuk membuat hukum atau undang-undang atas nama rakyat, yang tanpanya kepemimpinan mana pun tidak mungkin bisa bekerja. Dengan demikian, seiring dengan berjalannya waktu, setiap pemimpin dari rakyat akan secara otomatis membuka diri untuk bernegosiasi dengan kepentingan oligarki. Pada titik inilah dia mulai menjadi tawanan oligarki dan teralienasi dari rakyat.

W251bGwsIjIwMjEtMDQtMTkgMTc6MDk6NDgiXQ

Hukum besi ini pernah berlaku pada diri Benito Mussolini. Awalnya, Mussolini lahir sebagai seorang pemimpin sosialis Italia yang berasal dari rakyat. Tapi, setelah memegang tampuk kekuasaan, dia terperangkap oleh hukum besi oligarki sehingga secara perlahan sosoknya bertransformasi menjadi diktator paling besar dalam sejarah Italia. Perilaku elite inilah yang pada akhirnya membuat Robert Michels-pengajar dan mantan aktivis Partai Sosial Demokrat Jerman-memilih keluar dari partainya.

Kita tidak menganggap bahwa Joko Widodo pasti sedang terperangkap dalam hukum besi oligarki. Tapi sulit dimungkiri bahwa cepatnya proses pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi undang-undang di tengah protes keras KPK dan masyarakat anti-korupsi adalah wajah konspirasi elite dalam bentuk paling telanjang. Dan tanda tangan presiden atas revisi itu menjadi kunci utama yang mengawali terjadinya proses tersebut.

Meski demikian, apa yang terjadi pada Jokowi dalam kasus Undang-Undang KPK bisa dikatakan anomali. Ini mengingat bahwa selama bertahun-tahun Jokowi terbilang mampu menjaga citranya sebagai pemimpin yang pro-rakyat.

Kita bisa saja berasumsi bahwa bersatunya elite di kubu oposisi dengan yang pro-pemerintah menyebabkan perangkap oligarki semakin kuat, sehingga Jokowi tidak mampu berbuat apa-apa.

Tapi, terlepas dari hal itu, Jokowi sebenarnya beyond elite dan legitimasinya di puncak kekuasaan itu bukan bersumber dari kelompok oligarki, melainkan dari suara rakyat. Ketika dia menjaga jarak dari aspirasi rakyat, saat itu secara otomatis krisis legitimasi pasti terjadi.

Ini ditambah lagi, sebagaimana disampaikan oleh Burhanudin Muhtadi, bahwa terdapat garis lurus antara kinerja KPK dan terpilihnya Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Umum 2019. Dia mengatakan Jokowi terpilih karena masyarakat puas atas keberhasilan KPK menangkap koruptor. Artinya, ada konsekuensi langsung antara kepuasan publik terhadap kinerja KPK dan tingkat kepercayaan mereka kepada presiden. Maka tidak berlebihan bisa diasumsikan, dengan meningkatnya kekecewaan mereka atas kebijakan Jokowi terhadap KPK, akan semakin defisit pula legitimasi pemerintahan Jokowi pada periode kedua ini.

Dengan demikian, dilihat dari perspektif mana pun, tidak ada jalan lain bagi Jokowi untuk mengamankan legitimasi pada periode kedua pemerintahannya selain kembali bekerja untuk rakyat. Memang saat ini dukungan dari rakyat sudah bukan menjadi masalah yang penting bagi Jokowi. Pemilihan umum sudah dia menangi dengan suara cukup mutlak. Demikian juga dengan oposisi, saat ini sudah terbilang berhasil dijinakkan seiring dengan pertemuannya di atas moda raya terpadu beberapa waktu lalu.

Tapi, jangan lupa, meski sudah lima tahun bertindak sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi tidak memiliki basis dukungan yang kokoh. Dia bukan pemimpin partai politik dan tidak memiliki basis pendukung yang riil, seperti organisasi kemasyarakatan atau kelompok sosial tertentu. Di kalangan oligarki, Jokowi nyaris tak punya mata uang yang bisa ditukarkan. Eksistensi dan legitimasinya sebagai presiden sepenuhnya bergantung pada tingkat kepuasan dan kepercayaan rakyat.

Lagi pula, bila kita melihat jejak politik Jokowi sejak menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi presiden, satu-satunya elemen yang paling kokoh menopang kursi kekuasaannya bukanlah lingkaran elite politik dan partai politik di sekitarnya, melainkan dukungan rakyat dan kelas menengah yang sangat militan.




SebelumnyaOpini 2/2 Selanjutnya

Hubungi Kami:

Alamat : Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No.8, Jakarta Selatan, 12210

Informasi Langganan :

Email : cs@tempo.co.id

Telepon : 021 50805999 || Senin - Jumat : Pkl 09.00 - 18.00 WIB

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2525 | 0882-1023-2343 | 0887-1146-002 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Informasi Lainnya :

Telp/SMS/WA : 0882-1030-2828 || Senin - Minggu : Pkl 08.00 - 22.00 WIB

Komentar

Berita Terkait

  • Membenahi Fondasi Pertumbuhan
  • Jokowi dan Hukum Besi Oligarki

    Berita Lainnya

  • Cover Story

    Pebisnis Duduki Kursi Dewan

    Hampir separuh anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024 berlatar belakang pengusaha.

    2 Oktober 2019
  • Berita Utama

    Pebisnis Tempati Hampir Separuh Parlemen

    Sebanyak 262 anggota DPR terafiliasi atau terlibat dalam 1.016 perusahaan.

    2 Oktober 2019
  • Berita Utama

    Modal Finansial Jadi Kunci Menembus Parlemen

    Pemilih pragmatis menunjang calon legislator terpilih sebagai anggota DPR.

    2 Oktober 2019
  • Berita Utama

    Terafiliasi pada Ribuan Korporasi

    SEBANYAK 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat mulai bekerja. Penelusuran Tempo dan Auriga Nusantara menemukan sedikitnya 262 nama wakil rakyat berlatar belakang pengusaha. Mereka tercatat memiliki saham, menjabat komisaris, hingga menduduki kursi direksi di 1.016 perusahaan.

    2 Oktober 2019
  • Nasional

    Korban Gempa Ambon Kesulitan Bahan Pangan

    Penyakit mulai menyerang korban gempa di pengungsian.

    2 Oktober 2019
  • Nasional

    Ribuan Warga Wamena Diungsikan ke Kota Lain

    Kota Wamena masih lengang. Sebagian warung dan toko mulai beroperasi.

    2 Oktober 2019
  • Nasional

    Mahasiswa Kecam Tindak Kekerasan terhadap Demonstran

    Mahasiswa Bandung meminta polisi melepas aktivis yang masih ditahan.

    2 Oktober 2019
  • Nasional

    Partai Koalisi: Perpu KPK Opsi Terakhir

    Pakar hukum menanti keberanian Jokowi.

    2 Oktober 2019
  • Parameter

    Negara Uni Eropa yang Menolak LGBT

    Survei terbaru Eurobarometer menemukan 76 persen warga Uni Eropa setuju persamaan hak bagi lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) seperti kaum heteroseksual.

    2 Oktober 2019
  • Peristiwa

    Sri Mulyani Ingatkan Risiko Utang Korporasi

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta korporasi meningkatkan kehati-hatian akan risiko pembiayaan di tengah kondisi ekonomi global yang mengalami ketidakpastian.

    2 Oktober 2019
  • Peristiwa

    Tempo Gelar Acara Mengenang Amarzan Loebis

    Grup Tempo Media menggelar acara mengenang penyair dan jurnalis senior Amarzan Loebis, dengan tema "Amarzan dan Sejarah 1965 yang Berkabut" di lantai 8 Gedung Tempo, Palmerah Barat, Jakarta Selatan, kemarin.

    2 Oktober 2019
  • Peristiwa

    Pengadilan Tolak Praperadilan Bupati Kudus

    Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan praperadilan yang diajukan Bupati Kudus nonaktif, Muhammad Tamzil.

    2 Oktober 2019
  • Peristiwa

    Guatemala Hancurkan Ladang Koka Senilai Rp 11 Triliun

    President Guatemala Jimmy Morales mengatakan pemerintah telah menghancurkan ladang berisi 1,5 juta tanaman koka yang diperkirakan dapat menghasilkan kokain senilai US$ 800 juta atau sekitar Rp 11,3 triliun.

    2 Oktober 2019
  • Peristiwa

    WNI Jadi Korban Jembatan Ambruk di Taiwan

    Jembatan sepanjang 140 meter yang menghubungkan kawasan Nanfang’ao di Yilan, Taiwan, ambruk, kemarin.

    2 Oktober 2019
  • Gaya Hidup

    Rencanakan Kehamilan dengan Matang

    Perencanaan kehamilan dapat berujung pada keluarga yang lebih bahagia dan finansial keluarga yang lebih tertata.

    2 Oktober 2019
  • Internasional

    Duka Hong Kong pada Hari Nasional Cina

    Pria berusia 18 tahun ditembak secara langsung, mengenai bahu.

    2 Oktober 2019
  • Internasional

    Pelapor PBB Kecam Pengakuan MBS Ihwal Khashoggi

    Agnes Callamard mendengarkan 45 menit rekaman saat-saat pembunuhan sang jurnalis.

    2 Oktober 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Uji Coba Kereta Cepat Mundur dari Target

    Pembebasan menyisakan tiga bidang sepanjang satu kilometer.

    2 Oktober 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Industri Retail Bersiap Bangkit

    Beragam upaya dilakukan untuk mendongkrak penjualan.

    2 Oktober 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Tingkat Konsumsi Triwulan Ketiga Melambat

    Daya beli masyarakat dianggap masih terjaga.

    2 Oktober 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Sriwijaya Air Pulihkan Operasi Penerbangan

    Pemulihan pengoperasian pesawat membutuhkan waktu.

    2 Oktober 2019
  • Ekonomi dan Bisnis

    Garuda-Sriwijaya Sepakati Empat Aspek Kerja Sama

    Pemerintah menengahi konflik manajemen pada kedua grup maskapai.

    2 Oktober 2019
  • Editorial

    Tantangan Anggota DPR Baru

    Anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024 perlu segera membuktikan bahwa mereka tidak akan seburuk parlemen sebelumnya.

    2 Oktober 2019
  • Opini

    Membenahi Fondasi Pertumbuhan

    Dalam laporannya baru-baru ini, 2Q19 GDP Eased on Inventory Destocking, lembaga riset Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu mencapai 5 persen pada tahun ini akibat semakin memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

    2 Oktober 2019
  • Opini

    Jokowi dan Hukum Besi Oligarki

    Pada prinsipnya, setiap pemimpin yang lahir di alam demokrasi secara prosedural pastilah berasal dari rakyat.

    2 Oktober 2019
  • Ilmu dan Teknologi

    Politik Bikin Orang Stres

    Akibat stres, kondisi kesehatan fisik turut terpengaruh.

    2 Oktober 2019
  • Metro

    Kota Tangerang Temukan Kecurangan dalam Sertifikasi 27 Pejabat

    Mereka menggunakan joki untuk mengerjakan soal-soal ujian sertifikasi.

    2 Oktober 2019
  • Metro

    Polisi Undurkan Penerapan Tilang Elektronik di Jalan Tol

    Asosiasi pengusaha truk ragu akan efektivitas tilang elektronik di jalan tol.

    2 Oktober 2019
  • Metro

    Dinas Verifikasi Kualitas Perguruan Tinggi Swasta

    Beasiswa hanya akan diberikan kepada mahasiswa di perguruan tinggi terakreditasi A.

    2 Oktober 2019
  • Metro

    DKI Siapkan Bantuan untuk Mahasiswa Swasta

    Bantuan cair mulai tahun depan dengan proses seleksi yang lebih ketat.

    2 Oktober 2019
  • Olah Raga

    Andreescu Menuju Puncak

    Ia menjadi petenis termuda yang lolos ke turnamen WTA Finals di Shenzhen.

    2 Oktober 2019
  • Olah Raga

    Atlet Netral Sidorova

    Ia dianggap menjadi pengganti ratu lompat galah Rusia, Yelena Isinbayeva.

    2 Oktober 2019
  • Olah Raga

    Meruntuhkan Keangkeran Camp Nou

    Enam kemenangan di Serie A bikin mental Il Nerazzurri di atas angin.

    2 Oktober 2019
  • Olah Raga

    Tiga Poin Wajib di Praha

    Hasil imbang di tiga laga terakhir membikin manajer Die Borussen khawatir.

    2 Oktober 2019
  • Olah Raga

    Semangat Jorginho

    Frank Lampard menyebut dia sebagai pemimpin di Chelsea.

    2 Oktober 2019
Koran Tempo
  • TEMPO.CO
  • Majalah Tempo
  • Majalah Tempo English
  • Koran Tempo
  • Tempo Institute
  • Indonesiana
  • Tempo Store
  • Tempo.co English

© 2018 PT. Info Media Digital, All right reserved