SPIELBERG – Kemenangan Miguel Oliveira dalam Grand Prix Styria menjadi batu pijakan KTM sebagai tim yang diperhitungkan dalam balapan MotoGP selanjutnya. Kesuksesan itu harus ditebus dengan dihapusnya konsesi untuk KTM sebagai tim yang baru ikut dalam balapan MotoGP pada 2017 karena telah dianggap setara dengan tim papan atas lainnya.
Artinya, kemudahan dan kelonggaran bagi tim KTM dalam menyiapkan strategi balapan tak bisa lagi dinikmati. Salah satunya pengujian kendaraan akan dibatasi, sehingga Dani Pedrosa, yang menjadi pembalap pengembangan tim Austria itu, tidak dapat lagi menguji RC16 dengan leluasa di sirkuit Grand Prix yang akan menjadi tuan rumah. Kini, KTM hanya bisa memilih tiga sirkuit yang bakal digunakan oleh pembalap penguji mereka.
Pada tahun depan, alokasi mesin tahunan tim KTM juga dikurangi dari sembilan menjadi tujuh mesin. Selain itu, jatah enam wildcard dipangkas dan KTM hanya dapat menggunakan tiga wildcard mulai 2021.
Oliveira tak memungkiri kenyataan itu. Ia mengatakan KTM pada akhirnya dituntut untuk menunjukkan bahwa mereka sekarang dapat bersaing dengan tim lain yang lebih berpengalaman.
“Sebenarnya bagus, hanya ada satu hal yang penting dan itu adalah melihat KTM oranye di wilayah yang aman,” kata Oliveira. “Jadi, kami harus membandingkan diri kami dengan tim terbaik di sini dan memiliki aturan yang sama.”
Konsesi diberikan kepada setiap tim pabrikan yang bergabung dengan MotoGP sejak 2013 dan belum pernah meraih kemenangan selama periode tersebut. Tim pemegang konsesi itu memiliki kesempatan untuk melakukan tes di trek mana pun yang mereka pilih, juga mempunyai enam wildcard sepanjang musim.
Tim mendapatkan konsesi selama dua tahun jika tidak meraih skor lebih dari enam poin. Jika raihan enam poin itu terlewati, konsesi tersebut akan dihapus, sehingga tes secara tak terbatas otomatis dihapus. Jika batas poin itu tidak terlewati dalam dua tahun, poin tim tersebut akan kembali nol. Penghitungan poinnya adalah tiga poin untuk satu kemenangan, dua untuk finis di posisi runner-up, dan satu untuk finis di peringkat ketiga.
Setelah menjalani balapan MotoGP selama empat musim, KTM telah meraih dua kemenangan dan satu podium ketiga pada musim 2020. Sebelum Oliveira naik podium teratas dalam Grand Prix Styria pada Ahad lalu, pembalap rookie Brad Binder lebih dulu mengukir sejarah bersama Red Bull KTM sebagai pembalap pertama Afrika Selatan yang meraih finis tercepat di MotoGP dalam balapan Grand Prix Republik Cek di Sirkuit Brno pada 9 Agustus lalu. Sementara itu, Pol Espargaro menggenapkan kemenangan Oliveira dengan finis di urutan ketiga di Sirkuit Red Bull Ring.
Hasil itu tentu telah melebihi batas poin konsesi, sehingga KTM sudah layak disejajarkan dengan tim-tim papan atas lainnya. Apalagi dalam klasemen konstruktor, KTM saat ini berada di posisi ketiga, hanya terpaut enam poin dengan Yamaha yang berada di puncak dan lima poin dengan Ducati yang berada di posisi kedua.
Sementara itu, Binder menempati peringkat keempat klasemen pembalap, berjarak 21 poin dari Fabio Quartararo (Petronas Yamaha), yang masih menduduki posisi teratas. Sedangkan Oliveira (KTM Tech 3), yang berada di urutan kesembilan klasemen sementara pembalap, hanya ketinggalan enam poin dari Binder.
Dalam balapan pada Ahad lalu itu, Oliveira berhasil memenangi pertarungan yang mendebarkan di tikungan terakhir Sirkuit Red Bull Ring. Pembalap asal Portugal itu dengan sabar terus membuntuti Pol Espargaro dan Jack Miller yang bertarung mencapai finis tercepat. Saat ada celah, Oliveira bisa menyalip kedua pembalap dari sisi dalam dan meraih finis pertama.
“Saya pikir sepanjang akhir pekan kami melakukan pekerjaan dengan baik. Saya tidak melakukannya sendiri. Saya memiliki tim hebat di belakang saya,” kata Oliveira. “Saya juga beruntung memiliki kesempatan kedua dalam balapan untuk mengganti ban depan dan ini membuat saya menjadi lebih kompetitif.”
Hingga lima seri Grand Prix balapan MotoGP pada musim ini, tak terlihat dominasi satu pembalap atau satu tim tertentu. Dalam dua seri pertama di GP Spanyol dan GP Andalusia, Fabio Quartararo dari Yamaha Petronas tak terkalahkan. Sayangnya, sejak seri ketiga di Republik Cek, posisi pembalap Prancis tersebut melorot di urutan belakang karena mengalami masalah pengereman.
Bukan hanya Quartararo, pembalap Yamaha lainnya juga mengalami masalah rem, seperti Maverick Vinales. Bahkan Vinales akhirnya harus loncat dari YZR-M1 karena remnya tak berfungsi dalam balapan pada Ahad lalu. Akibatnya, panitia mengibarkan bendera merah dan para pembalap harus menjalani start kedua.
Adapun juara bertahan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, sepertinya akan mengubur impiannya untuk kembali meraih gelar juara dunia pada musim ini. Ia harus menjalani pemulihan cedera patah lengan kanan selama 2-3 bulan. Dengan kondisi tersebut, ada kemungkinan dia akan melewatkan semua seri balapan pada musim ini, yang dijadwalkan akan berakhir dalam Grand Prix Portugal yang digelar pada 22 November mendatang.
“Ini tahun ke-8 saya di MotoGP dan saya tidak pernah melewatkan balapan. Ini soal kesabaran perihal menjaga kondisi badan,” ujar Marquez. “Kehilangan musim ini lebih baik agar bisa pulih.”
CRASH | SPEEDWEEK | AUTOSPORT | NUR HARYANTO
14