LONDON – Hanya kalimat pendek yang keluar dari mulut Jack Grealish. Kapten Aston Villa itu tampaknya ogah terlibat dalam polemik yang menyangkut dirinya itu. “Tidak bisa menyenangkan setiap orang,” begitu ia menulis di akun Twitter-nya, beberapa hari lalu.
Grealish memang tengah diserang pundit Graeme Souness. Menurut legenda Liverpool itu, pemain berusia 24 tahun tersebut belum meyakinkan dia sebagai pemain bagus.
Musabab terbitnya kritik itu muncul ketika Grealish memimpin skuadnya bertanding melawan Liverpool. Dalam laga itu, dia menjadi pemain yang sering terjatuh karena ditebas pemain lawan.
Sejak Aston Villa kembali di Liga Primer, tercatat sebanyak 151 kali Grealish harus mencium rumput. Pemain lainnya adalah Wilfred Zaha, pemain Crystal Palace.
Namun Souness, yang menjadi komentator dalam laga itu, punya pendapat lain. "Ketika saya masih bermain, saya ogah jadi pemain yang paling sering dilanggar,” katanya.
Menurut dia, itu terjadi karena Grealish terlalu lama menguasai bola. Dengan kata lain, Grealish di matanya bermain mubazir dan tak bisa membaca permainan dengan baik. Itu sebabnya, dia tidak terlalu yakin akan kehebatan Grealish.
Bukan sekali ini saja Souness menyambar soal kiprah pemain di lapangan. Sebelumnya, Paul Pogba yang kena serang akibat permainannya di lapangan.
Berbeda dengan Grealish, pemain asal Prancis itu membalas kritik sang komentator itu. “Saya dengar sih namanya, tapi siapa, ya, dia?” katanya, mengejek.
Sontak Pogba dihujat banyak orang. Mereka pun membandingkan piala yang diraih pemain hebat pada 1980-an itu.
Grealish tak ingin mengulangi kecerobohan yang dilakukan pemain Manchester United itu. Justru Tim Sherwood yang membela bekas pemainnya itu.
Menahan bola lebih lama--seperti yang dikritik Souness--menurut dia adalah cara Grealish membangun serangan. Sherwood melihat penilaian Souness itu lebih karena perbedaan gaya bermain di antara keduanya.
“Grealish pemain penyerang. Dia harus tahu situasi, melihat pemain yang bebas,” katanya. “Dua atau tiap pemain harus menghentikannya.”
Souness boleh saja ragu akan kehebatannya, namun data tentang Grealish terbilang tidak buruk. Dalam musim ini, dia membuat 7 gol dan terlibat dalam 6 gol Aston Villa.
Satu gol itu terjadi di Old Trafford, Desember tahun lalu. Saat laga baru berjalan 11 menit, pemain kelahiran Birmingham itu mengejutkan tim kandang. Sayang, laga itu berakhir imbang 2-2.
Namun, dari situ pula, Grealish menarik perhatian klub berjulukan The Red Devils itu. Kabarnya, Februari lalu, United menyampaikan keinginannya untuk membeli pemain bernomor punggung 10 itu.
Bahkan, menurut kabar, sebenarnya di antara dua pihak telah terjadi kesepakatan. Namun kemarin Jonathan Barnett, agen Grealish, membantah kabar itu.
“Dengan tegas saya katakana belum ada perjanjian antara dia dan klub mana pun,” katanya.
Barnett juga menyatakan sampai saat ini, meskipun dikepung berbagai spekulasi, kliennya itu hanya berpikir agar Aston Villa tetap bermain di Liga Primer.
Villa memang berada dalam posisi yang sulit. Hingga pekan ke-33, pasukan asuhan Dean Smith ini berada di posisi ke-18 klasemen. Artinya, mereka benar-benar terancam untuk turun kelas di akhir musim.
“Saya kira mereka tidak ingin bermain di Championship. Mereka percaya, mereka akan lolos dari masalah ini,” katanya. “Jack percaya, hanya dengan kerja keraslah mereka bisa keluar dari situasi sulit ini.”
Walhasil, laga melawan Manchester United dinihari nanti akan sangat penting bagi dia. Grealish harus menyelamatkan klubnya agar tak turun kelas. Tak ada cara lain, dia harus memimpin timnya untuk menang.
Namun Manchester United sekarang memang berbeda dengan yang mereka hadapi Desember tahun lalu. Kini, catatan mereka amat harum. Sejak Bruno Fernandes datang, mereka belum terkalahkan dalam 15 laga terakhir. Smith, sang pelatih, mengakui soal itu. Kehadiran Bruno Fernandes adalah penyebabnya.
“Tak ada yang lebih berat dari saat bertanding melawan Liverpool. Mereka punya trisula hebat. Tapi kini kami harus bertarung melawan tim yang memiliki kepercayaan diri kuat dan tentu saja karena ada Fernandes di sana,” katanya.
Namun bola sepak itu bundar. Tak ada yang bisa menjamin kemenangan sebuah tim sebelum peluit akhir disemprit wasit. Di Villa Park, Grealish punya kesempatan mempertunjukkan kehebatannya.
Kecemerlangannya di lapangan tidak hanya menentukan pihak United untuk segera memboyongnya ke Old Trafford, tapi juga bisa membungkam kritik Graeme Souness.
IRFAN BUDIMAN | MANCHESTER EVENING NEWS | BIRMINGHAMMAIL | SKYSPORTS
Saatnya Grealish Membungkam Kritik