LONDON – Nyali Sergio Aguero ciut. Rencana bergulirnya kembali Liga Primer malah membuat pemain Manchester City itu tak nyaman. Dia dilanda ketakutan untuk berada di lapangan saat pandemi Covid-19 belum benar-benar redup.
Kepada stasiun televisi Argentina, El Chiringuito, yang mewawancarainya pekan lalu, dia terus terang menyatakan kekhawatirannya. Tidak hanya dia, kata Aguero, tapi juga pemain lainnya dilanda ketakutan serupa.
"Mayoritas pemain takut karena mereka memiliki keluarga, anak-anak, dan juga bayi," katanya.
Bagi dia, permainan sepak bola meski diatur dengan sedemikian rupa, termasuk melakukan tes sebelum berlaga, tetap tak bisa mencegah penularan virus corona. Bahkan selama wabah dia mengaku memilih berdiam diri bersama pacarnya.
"Saya sama sekali tak mau bertemu dengan orang lain. Saya tak mau melakukan kontak," katanya.
Tak pelak pernyataan itu pun menimbulkan tanggapan. Salah satunya dari Ketua Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (PFA) Gordon Taylor. Menurut dia, ketakutan itu merupakan sesuatu yang wajar.
"Sebenarnya ketakutan itu tidak perlu ada sejauh pihak terkait mempersiapkan segala sesuatunya, menjamin keamanan dari sebuah laga," katanya.
Intinya, siapa pun pemain harus menunjukkan sikap profesionalismenya saat liga dimulai kelak. Namun, ternyata Taylor keliru.
Dalam perkembangannya, sikap pemain, termasuk ketakutan akan tertular virus ini, menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan izin berputarnya kembali Liga Primer yang terhenti sejak pertengahan Maret lalu.
Menteri Kebudayaan, yang menangani olahraga di negeri itu, Oliver Dowden, menyatakan sesungguhnya belum ada lampu hijau dari pemerintah. Untuk itu, pemerintah berencana mengadakan pertemuan dengan penyelenggara Liga Primer pada Kamis mendatang.
Salah satu hal penting dari pertemuan itu ialah membicarakan tentang panduan pemerintah yang harus diikuti oleh Liga Primer. Namun ini juga berarti muncul ancaman serius terhadap rencana menggulirkan kembali liga.
Andai saja Perdana Menteri memilih untuk tetap melanjutkan karantina wilayah atau lockdown, itu artinya upaya menggulirkan kembali liga atau yang dikenal dengan Project Restart tinggal cerita. Putusannya bisa jadi seperti yang terjadi di Liga Belanda dan Liga Prancis.
Sebaliknya, andai pemerintah memberikan kelonggaran pada karantina, kemungkinan paling cepat penyelenggaraan Liga Primer bisa berlangsung pada September mendatang.
Boleh dibilang, rencana yang sudah dipancangkan bahwa liga akan berputar pertengahan Juni mendatang mentah lagi. Sebelumnya, rencana menggelar Liga Primer ini mendapat dukungan dari pemerintah.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab, Selasa lalu, menyatakan bergulirnya kembali Liga Primer akan mengangkat semangat nasional. Penyelenggara liga pun langsung bergerak.
Untuk itu, semua aturan baru telah rutin dibicarakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan liga ini. Aturan terakhir yang tengah dibicarakan adalah pemotongan waktu permainannya yang tidak lagi berjalan selama 90 menit. Aturan lainnya adalah tes medis, termasuk larangan meludah di lapangan.
Kini, dengan adanya pernyataan itu, klub-klub Liga Primer merencanakan akan menggelar pertemuan pada Senin mendatang. Pertemuan itu akan menindaklanjuti pernyataan Dowden sekaligus sebagai bahan yang akan dibawa dalam pertemuan pada Kamis mendatang.
Namun intinya, mereka–pengelola liga dan klub-klub–yang terlibat tetap membawa semangat untuk terus melanjutkan Liga Primer. Alasannya, apa lagi kalau bukan soal uang. Berhentinya liga menyebabkan beragam uang pun tak jadi masuk ke kas mereka. DAILYMAIL | METRO | IRFAN BUDIMAN
Belum Ada Lampu Hijau