MANCHESTER – Hilang sudah kesan angker Stadion Old Trafford, markas Manchester United, di mata Burnley. Dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris, kemarin, Burnley sukses menumbangkan tuan rumah dengan skor meyakinkan 2-0.
Dua gol itu dicetak oleh duo striker Burnley, Chris Wood dan Jay Rodriguez, pada babak pertama dan kedua. Sungguh hasil yang manis. Sebab, ini pertama kalinya Burnley menang di Old Trafford dalam Liga Primer sejak September 1962. Kala itu Burnley menang 5-2.
Sebelumnya, tercatat 15 kali The Clarets bertamu ke stadion berjulukan Theatre of Dream itu tanpa sekali pun menang. Jadi, wajar jika skuad Burnley menggelar pesta meriah di ruang ganti layaknya merayakan sebuah piala.
"Bayangkan, kami menang juga di sini setelah 58 tahun lamanya. Ini gila. Sungguh menyenangkan rasanya bermain di salah satu stadion terhebat dan bersejarah ini," kata Rodriguez.
Sementara itu, Wood menyatakan dalam dua musim terakhir Old Trafford sudah kehilangan aura seramnya. Menurut penyerang berkebangsaan Selandia Baru itu, suasana Old Trafford sudah tak terlalu mengintimidasi lawan.
"Kami datang ke sini dengan mental kuat serta keinginan menang yang besar. Mental kami tak tertekan di sini," kata Wood.
Adapun Manajer Burnley Sean Dyche seketika menjadi buah bibir di media Inggris. Isinya mayoritas memuji dia. Mereka mengangkat Dyche setinggi langit. Pelatih berusia 48 tahun itu dianggap sukses menampilkan permainan efektif nan efisien.
Buktinya, Burnley kalah dalam semua aspek statistik dalam laga itu. Burnley keok dalam penguasaan bola (27 persen:73 persen), jumlah serangan (5:24), dan peluang gol (2:7). Tambahan tiga poin bikin Burnley bertengger di posisi ke-13 klasemen sementara dengan 30 angka.
Menuai pujian, Dyche pun merendah. Menurut dia, Burnley sudah memainkan skema yang pas untuk melawan tim kuat, yakni bertahan dengan rapat serta memanfaatkan serangan balik dan bola-bola mati. "Manchester United tak menemukan momen ketajaman mereka. Ini menguntungkan kami," kata dia.
Komentar Dyche jelas menohok kubu United. Burnley saja menganggap serbuan Anthony Martial cs kurang ganas. Media Inggris menyebutkan suporter United sempat menyanyikan yel-yel ejekan untuk para pemain, manajer Ole Gunnar Solskjaer, hingga bos Ed Woodward.
Ini adalah kekalahan kedua beruntun Setan Merah di Liga Primer. Sebelumnya, Juan Mata dan kolega tumbang 0-2 oleh Liverpool di Anfield, Ahad lalu. Jika kalah oleh The Reds, mungkin fan bisa maklum, mengingat Mohamed Salah cs memang tampil superior musim ini. Namun kalah oleh tim kecil Burnley sudah pasti membuat jiwa fan uring-uringan.
Ribuan suporter United sempat meramaikan jagat media sosial dengan tanda pagar #OleOut. Mereka mendesak klub segera mendepak mantan pelatih Molde dan Cardiff City itu.
Mereka beralasan Solskjaer gagal bikin United perkasa lagi. Faktanya memang begitu. Sebab, sejak Solskjaer menjadi Manajer United pada akhir Maret lalu, Manchester Merah justru lebih sering kalah di Liga Primer.
Tercatat sudah 32 laga di Liga Primer dilalui Solskjaer sebagai manajer tetap. Namun ia hanya bisa meraih 11 kemenangan, 9 kali imbang, dan 12 kali kalah.
Lalu bagaimana reaksi Solskjaer? Seperti biasa, pelatih berusia 46 tahun itu hanya bisa meminta maaf kepada fan. Menurut dia, Daniel James cs sudah bermain maksimal tapi tak cukup kreatif meramu serangan yang mematikan.
"Mental para pemain tampak lelah menjelang pertandingan berakhir. Mereka kecewa. Maklum, ketika Anda menjadi pemain United, Anda menyandang rasa hormat dan tanggung jawab berat," kata pelatih berkebangsaan Norwegia itu.
Mantan bek Arsenal, Martin Keown, menganggap laju kinerja Solskjaer di United sudah kelewat parah. Keown pun memprediksi Solskjaer tak akan lama berdinas di Old Trafford.
"Saya rasa Solskjaer tak akan bertahan hingga akhir musim nanti. Saya paham dia dan skuadnya butuh waktu, tapi United adalah tim besar yang perlu bergerak cepat," kata pria berusia 53 tahun itu.
Adapun mantan bek United, Rio Ferdinand, murka melihat penampilan junior-juniornya. Kata Ferdinand, sirna sudah karakter buas Setan Merah. Pria berusia 41 tahun itu bahkan merasa malu sendiri melihat penampilan United.
Semakin memalukan lagi, United sejauh ini sudah belanja hingga ratusan juta euro untuk membeli pemain baru. Namun, ibarat jauh panggang dari api, kualitas United masih saja angin-anginan. "Lalu belanja besar United buat apa? Saya tak melihat hasil dari jor-joran duit yang sudah dikeluarkan United," kata dia.
Ferdinand juga khawatir akan minimnya dukungan fan untuk United. Sebab, mantan bek Leeds United itu melihat sejumlah suporter sudah meninggalkan stadion meski laga belum bubar.
"Mereka melenggang dengan muka masam. United yang dulu tidak pernah seperti ini. Jika ini berlanjut, bisa jadi reaksi fan semakin parah. Bisa jadi tak ada lagi anak-anak yang ingin pakai seragam United," kata mantan pemain tim nasional Inggris itu. GOAL | SOCCERWAY | SKY SPORTS | INDRA WIJAYA
Tersengat Burnley di Old Trafford