SOUTHAMPTON - Stadion Saint Mary’s bukan tempat yang asing buat Florent Hadergjonaj. Setidaknya pemain berusia 25 tahun itu pernah bertandang ke markas Southampton tersebut dua kali sejak membela Huddersfield Town pada 2017 dalam kompetisi Liga Primer Inggris.
Meski Huddersfield degradasi ke Divisi Championship mulai musim ini, Saint Mary’s tetap terasa segar dalam ingatan Hadergjonaj. Dinihari nanti, pemain yang berposisi sebagai bek kanan itu akan menginjakkan kaki di rumput Saint Mary’s lagi.
"Kali ini beda, saya akan bermain dengan seragam tim nasional Kosovo," kata Hadergjonaj.
Sesuai dengan jadwal kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup A, Kosovo akan menantang Inggris. Bagi tim berjulukan Kuqezinjet atau Elang Bangkit tersebut, ini adalah pertemuan pertama mereka dengan Inggris, salah satu kekuatan terbesar sepak bola Eropa.
Sebagai pemain yang punya pengalaman berlaga di Inggris, Hadergjonaj kebanjiran pertanyaan rekan setimnya di Kosovo. Mereka penasaran bagaimana kunci permainan tim Tiga Singa. Tapi Hadergjonaj bingung mencari jawaban.
"Saya minta mereka menonton cuplikan pertandingan Inggris. Tapi saya yakinkan mereka bahwa penampilan Inggris di lapangan jauh lebih menakutkan ketimbang melihat di televisi," kata Hadergjonaj sambil tersenyum.
Di atas kertas, pertandingan Inggris melawan Kosovo ibarat gajah melawan semut. Inggris sudah punya nama besar di kancah Eropa. Sedangkan Kosovo-negara yang merdeka atas Serbia pada 2008-baru berkarier di sepak bola Benua Biru pada 2014. Bahkan FIFA dan UEFA baru mengakui keanggotaan Kosovo pada 2016.
Namun faktanya, Kosovo sanggup bikin kejutan di kualifikasi Piala Eropa 2020. Tercatat, dalam empat pertandingan di Grup A, Kosovo tak terkalahkan. Mereka meraih dua kemenangan dan dua hasil imbang.
Berkat raihan delapan angka, Kosovo bertengger di tangga kedua klasemen sementara Grup A. Sedangkan Inggris berdiri di puncak klasemen dengan torehan sembilan angka, hasil kemenangan di tiga partai.
Bagi Hadergjonaj dan rekan-rekannya, Inggris akan menjadi batu loncatan mereka untuk bersinar di Eropa. Tak sedikit pun ada rasa takut di benak para pemain Kosovo. "Bagi kami, ini adalah kesempatan besar," kata mantan pemain Ingolstadt 04, klub kasta ketiga sepak bola Jerman, itu.
Satu tiket ke putaran final Piala Eropa 2020 adalah impian besar bagi para pemain Kosovo. Sepak bola seperti obat mujarab menyembuhkan luka pasca-perang dan perjuangan belasan tahun Kosovo sebelum merdeka. Buktinya, pesta pasti dihelat setelah Kosovo menang dalam kualifikasi Piala Eropa 2020.
"Ketika tim pergi makan di luar di Kosovo, para pemilik restoran melarang kami untuk membayar. Itu ucapan terima kasih mereka kepada kami," kata Hadergjonaj.
Sesi latihan rutin di Kosovo pun digelar dengan heboh lantaran ribuan suporter selalu berjejer di pinggir lapangan. Tak jarang mereka menyetel musik kencang dan ngebeat. "Sudah seperti pesta. Saya tak bisa bayangkan bagaimana hebohnya Kosovo jika kami lolos ke Piala Eropa 2020," kata Hadergjonaj.
Bagi Hadergjonaj, tim Kosovo seperti kelompok yang unik. Sebab, mayoritas pemainnya tak lahir di tanah Kosovo, melainkan di negara rantau, seperti dirinya yang lahir dan besar di Swiss. Orang tua Hadergjonaj berhasil kabur ke Swiss ketika wilayah Kosovo-dulu Yugoslavia-kacau karena perang. Ada pula pemain yang lahir di Austria dan Albania.
"Jika skuad Kosovo berkumpul, kami tak cuma bicara sepak bola, tapi juga bertukar pengalaman keluarga tentang kejamnya tanah Kosovo sampai cerita bagaimana kami masih bisa hidup," kata Hadergjonaj.
Kualitas, mental, dan semangat tim Kosovo membuat pelatih Inggris, Gareth Southgate, waspada. Intinya, dia tak akan meremehkan Kosovo. THE DAILYMAIL | INDRA WIJAYA
Mimpi Kosovo di Pentas Eropa