JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan bank dalam negeri untuk membiayai produksi vaksin Covid-19. Perseroan membeli bahan baku antivirus dari Sinovac, perusahaan farmasi yang berbasis di Beijing, Cina, dan mengolahnya untuk memenuhi sebagian kebutuhan vaksinasi bagi 181,5 juta masyarakat Indonesia.
Bio Farma telah menandatangani komitmen pengadaan bahan baku vaksin sebanyak 140 juta dosis dengan Sinovac. Produk ini dikirim secara bertahap sejak Januari 2020 hingga Juli 2021. Hingga saat ini, perusahaan telah menerima 25 juta dosis.
Pekan lalu, Bio Farma baru saja menyelesaikan pengolahan 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19. Pengolahan tahap kedua sebanyak 10 juta dosis baru saja dimulai. “Kami targetkan selesai pada Maret 2021,” ujar Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto. Produk Bio Farma yang diberi nama Covid-19 Vaccine ini salah satunya digunakan untuk vaksinasi tahap kedua yang menyasar 38 juta orang.
Untuk memastikan realisasi komitmen pengadaan bahan baku vaksin itu, Bio Farma telah mengantongi komitmen dengan tujuh bank. Empat di antaranya merupakan anggota Himpunan Bank Milik Negara. Sementara itu, sisanya merupakan bank swasta, yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, serta HSBC Indonesia.
Tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, 4 Februari 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Dengan lembaga pembiayaan itu, perusahaan induk BUMN farmasi ini mengajukan fasilitas pembiayaan modal kerja revolving dalam valuta dolar Amerika Serikat.
Dari Maybank, Bio Farma mendapatkan pembiayaan berbasis syariah omnibus line facility sebesar US$ 185 juta. Kredit ini diberikan melalui beberapa termin, yang dimulai pada Desember lalu. Direktur Perbankan Global Maybank Indonesia, Ricky Antariksa, menyatakan fasilitas pembiayaan ini mencakup proposisi syariah, musharakah trade financing, serta forward hedging.
“Kami menilai Bio Farma memiliki perencanaan pengadaan yang terstruktur dan memiliki jaringan usaha yang kuat melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk, yang akan menjalankan fungsi distribusi kepada masyarakat,” ujar Ricky.
Sementara itu, PT BNI (Persero) Tbk memberikan dua jenis fasilitas pembiayaan kepada Bio Farma. Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom, mengatakan pembiayaan itu berupa kredit modal kerja yang dapat digunakan untuk pembukaan letter of credit maupun pinjaman tunai. Selain itu, BNI berpartisipasi dalam pembiayaan vaksin Covid-19 bersama beberapa bank Himbara.
Polisi mengawal distribusi vaksin tahap 2 dari instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, 27 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Mucharom mengatakan bantuan pembiayaan ini dapat memberikan efek berganda selain membantu penanganan pandemi. “Kami optimistis ekspansi kredit pada sektor yang tepat akan turut membantu percepatan penanganan Covid-19, memulihkan ekonomi nasional, serta mendorong kinerja bank yang baik,” tuturnya.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rudi As Aturridha, menyatakan telah menyalurkan pembiayaan modal kerja untuk membantu proses pengadaan vaksin. Mandiri memberikan pinjaman tunai dengan limit hingga US$ 88 juta. “Ada juga pinjaman nontunai dengan limit US$ 263 juta,” kata dia.
Selain mengandalkan antivirus buatan sendiri, Bio Farma berencana membeli vaksin siap pakai dari beberapa produsen. Perusahaan, misalnya, memiliki komitmen pengadaan 50 juta dosis vaksin dari Novavax serta opsi tambahan hingga 80 juta dosis. Dari AstraZeneca, perusahaan mendapat komitmen 50 juta dosis vaksin serta tambahan 50 juta dosis.
AHMAD FIKRI | VINDRY FLORENTIN