JAKARTA – Ketiga pasangan calon yang bersaing dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, optimistis dapat memenangi pemilihan tahun ini. Ketiga pasangan calon tersebut adalah pasangan Danang Wicaksana Sulistya-Raden Agus Choliq, Sri Muslimatun-Amin Purnama, serta Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa.
Agus Choliq mengatakan ia dan pasangannya optimistis dapat meraup kemenangan dalam pemilihan mendatang. Optimisme itu didasari makin banyaknya dukungan yang mengalir kepada pasangan Danang-Agus, salah satunya dari pengurus Nahdlatul Ulama Sleman.
Ia mengklaim sekitar 80 persen dari total 111 pondok pesantren yang terafiliasi dengan NU akan mendukung pasangan Danang-Agus.
"Dari kalangan NU, kami bisa meraup sekitar 175 ribu suara," kata Agus, kemarin.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Sleman ini yakin akan mampu memperoleh 325 ribu suara dalam pilkada pada 9 Desember mendatang. Ia mengatakan peluang meraih suara dari basis NU ini dimanfaatkan dengan aktif bergerilya ke tokoh agama dan pondok pesantren. Meski dalam masa pandemi Coronavirus Disease 2019, Agus bersama Danang hampir setiap hari berkunjung ke pesantren-pesantren.
"Alhamdulillah para kiai sudah memberikan dukungan kepada kami untuk maju," ujarnya.
Di samping dari basis NU, pasangan ini yakin akan mampu meraih banyak suara dari pemilih milenial, khususnya dari para pendukung sepak bola. Semasa muda, Danang pernah menjadi pemain sepak bola junior di Perserikatan Sepak Bola Sleman. Pasangan Danang-Agung juga memiliki barisan relawan dari kalangan anak muda yang diberi nama Bolo DheWe's.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Gerindra DIY, Dharma Setiawan, mengakui kedua pasangan calon yang menjadi rival Danang-Agung memiliki basis pendukung di masyarakat. Ia mengibaratkan jagoannya akan melawan dua "gajah". Sebab, kandidat bupati Sri Muslimatun merupakan Wakil Bupati Sleman periode 2015-2020, sedangkan calon bupati Kustini Sri Purnomo adalah istri Sri Purnomo, Bupati Sleman 2015-2020. "Tapi tidak ada yang tidak mungkin dalam pemilihan," kata Dharma.
Pasangan Sri Muslimatun-Amin Purnama tidak banyak berkomentar saat dihubungi, kemarin. Sri dan Amin berdalih belum bisa berbicara soal pilkada karena tengah menghadiri acara dan sinyal telepon di tempatnya kurang bagus. Sri Muslimatun meminta pertanyaan itu disampaikan lewat pesan WhastApp. Namun, sampai berita naik cetak, ia belum membalasnya.
Saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum pada September lalu, Sri Muslimatun optimistis bisa memenangi pilkada Sleman. "Kemenangan kami harus bisa lebih dari 50 persen," katanya.
Ketua DPD NasDem Sleman—partai pendukung pasangan Sri Muslimatun—Amin Purnama Surana mengatakan, meski optimistis memenangi pemilihan, mereka tetap mewaspadai penggunaan dana keistimewaan oleh pasangan calon tertentu. Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara itu diperuntukkan buat urusan kebudayaan. Sleman mendapat dana keistimewaan tahun ini mencapai Rp 30 miliar. "Jangan sampai penyalurannya ditunggangi kepentingan politik untuk mendukung pemenangan salah satu calon," kata Surana.
Pendukung pasangan Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa, My Esti Wijayati, juga optimistis jagoannya akan memenangi pemilihan. "Melihat dukungan suara dalam parlemen dan partai politik, pasangan Kustini-Danang sudah menang karena menguasai 45 persen suara lebih dibanding pasangan lain," ujarnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan ini mengatakan data di atas kertas itu menjadi pelecut partai pendukung dan tim pemenangan Kustini-Danang untuk bergerak lebih gesit di lapangan.
PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA) | RUSMAN PARAQBUEQ