JAKARTA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan kombinasi operasi yustisi, pengetesan dan isolasi mandiri yang masif, berhasil menekan penyebaran Covid-19 di wilayahnya dalam dua pekan terakhir. Menurut dia, kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur terendah di Pulau Jawa.
Khofifah mengacu pada data yang dirilis Kementerian Kesehatan pada Senin lalu. Kasus aktif Covid-19 di Jawa Timur dalam data itu adalah 3.580 pasien. Kemudian disusul Jawa Tengah dengan 4.962 kasus aktif, Jawa Barat dengan 8.075 kasus aktif, dan DKI Jakarta dengan 12.106 kasus aktif.
Khofifah mengklaim tes polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan Jawa Timur dalam dua pekan terakhir sudah mendekati target yang diminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 77.953 tes. Ia menyampaikan bahwa tes juga akan dilakukan secara lebih masif. Berdasarkan laporan mingguan dari Kementerian Kesehatan, per 24 September lalu, Jawa Timur menduduki peringkat provinsi dengan jumlah PCR tertinggi nomor dua setelah Jakarta.
Mantan Menteri Sosial ini berharap Jawa Timur bisa terus patuh pada protokol kesehatan, terus melakukan pengetesan, serta penelusuran dan isolasi sesuai dengan target WHO, sehingga kasus Covid-19 tidak makin menyebar dan kasus aktif baru akan konsisten turun. “Terima kasih sekali lagi kepada tenaga kesehatan, TNI-Polri, serta para relawan dan masyarakat yang terus ikut melawan Covid-19 di Jawa Timur,” kata dia, kemarin.
Sejumlah wilayah di Jawa Timur termasuk ke dalam 28 kabupaten/kota yang berhasil menurunkan risiko dari zona merah menjadi oranye. Daerah ini tersebar di 28 provinsi dan diumumkan oleh juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, Selasa lalu. Salah satunya adalah Kota Malang.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan keberhasilan keluar dari zona merah terjadi karena pihaknya berhasil menurunkan angka positivity rate dengan mengerahkan 16 puskesmas untuk melacak dan mencegah penularan. Ia menjelaskan, petugas puskesmas turun ke masyarakat dan menemukan orang yang suspect, lalu dilakukan swab, sehingga pemeriksaan swab lebih intensif dilakukan. “Memperbanyak pemeriksaan dan meningkatkan angka kesembuhan memiliki poin tinggi, sehingga mengatrol Kota Malang keluar dari zona merah,” tuturnya, kemarin.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya menerapkan pengetatan penerapan protokol kesehatan berbarengan dengan pelonggaran aktivitas perekonomian. Ia menyatakan pihaknya melakukan gas-rem yang lebih berfokus pada pemulihan aspek kesehatan dibanding ekonomi. “Kami kadang-kadang 50-50, sekarang 70-30,” katanya.
Ridwan Kamil mencontohkan, gara-gara pembatasan sosial berskala besar secara ketat di Bogor, Depok, dan Bekasi, ia mengimbau untuk mengurangi pergerakan dari Jakarta. Dampaknya, okupansi hotel turun dari 64 persen menjadi 30 persen. “Saya juga diprotes, tapi itulah risiko. Jadi intinya persentase itu harus kita pantau,” katanya saat ditemui di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, kemarin.
Ia mengklaim jumlah daerah zona merah di Jawa Barat relatif bertahan. Pekan ini, di Jawa Barat terdapat lima daerah yang masuk zona merah, yakni Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Cirebon, dan Kabupaten Cirebon. “Sekarang masih naik-turun, tapi berkisar tidak lebih dari 5 di Jawa Barat dari 27 daerah. Doakan bisa 0 zona merah,” ujarnya.
NUR HADI (SURABAYA) | AHMAD FIKRI (BANDUNG) | EKO WIDIANTO (MALANG) | DIKO OKTARA
Menggenjot Tes dan Pelacakan Kontak Fisik
BERBAGAI upaya dilakukan Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, sehingga mampu keluar dari zona merah atau berisiko tinggi penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), empat hari lalu. Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan pihaknya menekan penularan virus dengan cara menggenjot pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), pelacakan kontak fisik terhadap pasien positif, meningkatkan kesembuhan pasien, dan mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.
Husnul mengatakan ada tiga rumah sakit di Kota Malang yang dijadikan tempat melakukan tes PCR, yaitu Rumah Sakit Saiful Anwar, RS Lavalette, dan RS Universitas Brawijaya. Ia mengatakan, setelah hasil tes keluar, pasien positif dengan gejala ringan menjalani isolasi di rumah aman. Lalu pemerintah merawatnya, memberi multivitamin dan makanan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya. Sedangkan pasien positif dengan gejala berat diisolasi di rumah sakit.
Sesuai dengan data Satgas Kota Malang, sebanyak 98 orang menjalani isolasi di rumah dan 139 orang di rumah sakit. “Imunitas mempercepat kesembuhan,” kata Husnul, kemarin.
Menurut Husnul, tingkat kesembuhan di Kota Malang mengalami kenaikan dari 79 persen menjadi 82 persen. Tingkat kesembuhan ini melampaui standar minimal, yaitu 81 persen. Data Satgas per 30 September, jumlah pasien sembuh mencapai 1.495 orang. Adapun kasus positif sebanyak 1.780 orang, suspect 2.358 orang, dan pasien meninggal mencapai 170 orang.
Ia mengatakan, dalam melakukan pelacakan kontak fisik, Pemerintah Kota melibatkan 16 puskesmas. Lalu, untuk mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan, pemerintah menggencarkan operasi yustisi.
EKO WIDIANTO (MALANG) | DIKO OKTARA