JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan ruas jalan tol Manado-Bitung seksi Manado-Danowudu dapat mendorong kelancaran arus distribusi industri. Jalur sepanjang 26 kilometer dari total 40 kilometer ini dapat menunjang pergerakan ekonomi di kawasan segitiga Manado, Bitung, dan Likupang. “Sebagian besar lalu lintas barang akan langsung pindah ke jalan tol karena jalan nasional di sana terlalu crowded,” kata juru bicara Kementerian, Endra Saleh Atmawidjaja, kepada Tempo, kemarin.
Dia mengatakan, jika terhubung, jalur ini bakal terintegrasi dengan pelabuhan internasional dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, termasuk membuka akses ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Likupang. Tiga sektor usaha yang akan mendominasi penggunaan jalan tol tersebut adalah pariwisata, perindustrian, serta perikanan.
Jalan tol baru ini diproyeksikan memangkas waktu tempuh rute Manado-Bitung dari awalnya 1,5-2 jam menjadi sekitar 45 menit. Menurut Endra, kendaraan dari industri bakal mendominasi pengguna jalan tol. “Volumenya tidak akan langsung sesuai dengan rencana, tapi akan growing,” kata Endra.
Dengan kebutuhan investasi mencapai Rp 5,12 triliun, jalan tol pertama di Sulawesi Utara itu terbagi menjadi Seksi 1 Manado-Airmadi sepanjang 14 kilometer yang dibangun oleh pemerintah. Lalu Seksi 2 Airmadidi-Bitung sepanjang 25 kilometer yang dikerjakan oleh PT Jasamarga Manado-Bitung, anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Saat meresmikan jalan tol tersebut secara virtual, Presiden Joko Widodo mengatakan jalur yang akan memiliki lima gerbang utama itu bisa menekan biaya logistik dari pelabuhan internasional Bitung. “Saya kira nanti tugasnya gubernur untuk menarik investasi KEK sebanyak-banyaknya ke Bitung,” kata Jokowi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan pengembangan jalan tol tersebut hanya menyisakan pekerjaan di Seksi 2B Danowudu-Bitung yang ditargetkan rampung pada Juni tahun depan. “Sehingga dapat mengurangi beban jalan arteri,” ucapnya.
Ruas yang baru diresmikan itu sudah terbuka untuk kendaraan sejak kemarin. Belum ada pungutan tarif hingga dua pekan mendatang. Setelah pengoperasian normal, kata Basoeki, pengelola akan menerapkan tarif Rp 1.100 per kilometer. Angka itu disebutnya jauh lebih rendah dari sejumlah jalan tol di Pulau Jawa.
Sebagai informasi, pemerintah getol membangun ruas penghubung kawasan khusus. Di Jawa dan Bali sudah disiapkan delapan jalan tol baru penghubung kawasan yang ditargetkan rampung dalam empat tahun ke depan. Jalan sepanjang 374 kilometer dengan investasi sekitar Rp 100 triliun itu meliputi jalan tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo sepanjang 96,5 kilometer; jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan sepanjang 60,1 kilometer; jalan tol Bandara Kertajati-Cipali sepanjang 3,6 kilometer; ruas North-South Link Bandung sepanjang 14,2 kilometer; Harbour Road Tanjung Priok-Pluit sepanjang 8,9 kilometer; jalan tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75 kilometer; jalan tol Kediri-Kertosono sepanjang 20,3 kilometer; dan Gilimanuk-Mengwi sepanjang 95 kilometer.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita, mengatakan distributor logistik juga sangat menunggu rampungnya berbagai jalan tol penunjang kawasan industri ini. Dia mencontohkan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan sepanjang 60 kilometer yang diproyeksikan menunjang kawasan segitiga emas di Jawa Barat, yaitu Cirebon, Subang, dan Majalengka. “Ketiganya cocok menjadi pusat industri otomotif dan high tech,” kata dia.
IHSAN RELIUBUN | DEWI NURITA | FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
Gerak Ekonomi di Jalur Tol Manado