JAKARTA - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Iman Syukri mengatakan partainya akan mencopot Saiful Ilah dari jabatan Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Kabupaten Sidoarjo. Kendati begitu, ia enggan berkomentar perihal apakah PKB akan memecat Saiful atau memberikan sanksi atas kasus korupsi yang menjeratnya.
"PKB baru akan menentukan sikap dalam waktu dekat. Soal langkah berikutnya akan seperti apa, akan difinalisasi lebih lanjut," katanya kepada Tempo, kemarin.
Iman juga belum bisa memastikan nasib keanggotaan Saiful yang pada Rabu lalu ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka kasus suap proyek infrastruktur di Kabupaten Sidoarjo. Namun ia bisa memastikan posisi Ketua DPC PKB Kabupaten Sidoarjo akan segera di isi oleh Sekretaris DPC PKB Sidoarjo.
Iman menyebut, Saiful merupakan kader PKB yang hebat karena mendapat kepercayaan rakyat untuk menjadi Bupati Sidoarjo selama dua periode. Ia menilai, Saiful hanya sedang tergelincir dalam kasus suap ini. Soal bantuan hukum, PKB sampai saat ini belum memberikannya. "Tentu keluarga Pak Saiful sudah menyiapkannya. Dari kami belum ada sampai sejauh ini."
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah ditangkap pada Selasa lalu di Sidoarjo, Jawa Timur, atas dugaan kasus suap proyek infrastruktur. Ia diduga menerima uang dari seorang kontraktor bernama Ibnu Ghopur senilai Rp 350 juta melalui Kepala Sub-Bagian Protokol Kabupaten Sidoarjo Novianto di rumah dinas bupati atau biasa disebut pendopo.
KPK lantas menetapkan Saiful sebagai tersangka pada Rabu lalu. Tak hanya Saiful, tiga pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga turut menjadi tersangka. Mereka adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air Sidoarjo Sunarti Setyaningsih; Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkab Sidoarjo Sanadjihitu Sangadji; dan Judi Tetrahastoto, Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum Sidoarjo. Adapun Ibnu Ghopur dan rekannya, Totok Sumedi, ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.
Saiful Ilah merupakan Ketua DPC PKB Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dan sudah terpilih menjadi Bupati Sidoarjo selama dua periode. Ia dikenal memiliki kedekatan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Namun, informasi perihal kedekatan antara Saiful dan Muhaimin dibantah oleh Iman.
Iman berdalih tidak ada kedekatan dalam konteks personal di antara keduanya. Hubungan secara struktur partai juga dianggapnya cukup jauh. Ia menjelaskan, di atas Dewan Pengurus Cabang masih ada Dewan Pengurus Wilayah, lalu Dewan Pengurus Pusat. "Kader andalan kami di Jawa Timur itu banyak. Tak hanya di Sidoarjo. Semua pengurus partai harus berusaha memenangi pemilu."
Komisioner KPK, Alexander Marwata, mengatakan pihaknya sangat prihatin dan miris harus mengawali 2020 dengan kegiatan tangkap tangan terhadap kepala daerah. Apalagi, kata dia, perkara ini terkait dengan proyek infrastruktur yang awalnya diharapkan dapat dinikmati masyarakat. "Namun justru dijadikan bancakan korupsi," ucapnya.
Adapun Bupati Saiful saat diperiksa di Kepolisian Daerah Jawa Timur, Surabaya, sesaat setelah penangkapan mengatakan tidak tahu-menahu ihwal perkara yang menjeratnya. "Aku dewe orah eroh (saya sendiri tidak tahu)," katanya sembari melambaikan tangan. Ia tiba di gedung KPK, Jakarta, pada pukul 09.12, Rabu lalu.
Saiful irit bicara ketika wartawan mengajukan pertanyaan di gedung KPK dan kembali menyampaikan bahwa dia tidak tahu apa-apa. Dengan penetapannya sebagai tersangka, Saiful mengulangi kejadian yang menjerat Win Hendrarso, Bupati Sidoarjo periode 2000-2010. Pendamping Win sebagai Wakil Bupati Sidoarjo saat itu adalah Saiful.
NUR HADI (SIDOARJO) | DIKO OKTARA