JAKARTA – Kebakaran terjadi di Apartemen Tamansari Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ahad pagi lalu. Meski tanpa korban jiwa dan api berkobar di tempat yang relatif terbatas di lantai bawah tanah, insiden ini menimbulkan pertanyaan soal pengamanan api di hunian vertikal. Sebab, saat insiden, alarm kebakaran di gedung 21 lantai tersebut tidak berdering.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta menyatakan pengawasan kelayakan sistem pemadam api pada gedung tinggi, termasuk apartemen dan rumah susun, berjalan rutin. Cara paling ampuh bagi petugas untuk memastikan sistem antiapi berjalan normal adalah lewat simulasi kebakaran bersama pengelola dan penghuni bangunan.
"Untuk mengecek fungsi peralatan di gedung," kata Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Satriadi Gunawan, kemarin. Dari sisi petugas, dia melanjutkan, simulasi berguna untuk menularkan kesigapan pawang agni ke petugas keamanan gedung, terutama dalam mengoperasikan alat pemadam api ringan dan selang penyemprot.
Simulasi tersebut terkait dengan sistem pengamanan api di gedung tinggi sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Sistem Pengamanan Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Di Jakarta, ada juga Peraturan Gubernur DKI Nomor 143 Tahun 2016 tentang Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung dan Manajemen Keselamatan Kebakaran Lingkungan. Dalam aturan tersebut, setiap gedung bertingkat dengan penghuni minimal 500 orang wajib merekrut penyelia keamanan kebakaran.
Petugas pemadam kebakaran mengoperasikan robot LUF 60 pasca-kebakaran di basemen Apartemen Tamansari Setiabudi, di Jakarta, 5 April 2021. Dok. Pemadam DKI Jakarta.
Dinas Kebakaran menyatakan tidak mendapati kendala berarti dalam penanggulangan api di gedung tinggi. Pada kasus terakhir, petugas mengerahkan LUF 60, mesin pemadam yang dikendalikan dari jauh. Mesin buatan Austria ini dibeli seharga Rp 8 miliar pada awal tahun lalu untuk menghalau api di ruang sempit, termasuk terowongan mass rapid transit. Saat itu, DKI juga membeli mesin yang lebih besar asal Kroasia seharga Rp 32 miliar untuk meminimalkan risiko kecelakaan pada petugas.
Dikenal dengan robot pemadam, LUF 60 bisa juga diproyeksikan untuk mengatasi api di gedung tinggi dan jalan sempit. Dia dapat melintas di tangga dengan kemiringan 30 derajat, memiliki kipas penyedot asap, serta menyemprotkan air dan busa sejauh 80 meter. Petugas mengerahkan mesin tersebut mengingat Apartemen Tamansari Sudirman berlokasi di Jalan Bek Murad, yang lebarnya nyaris pas-pasan dua mobil berjajar. "Kehadiran LUF 60 sangat membantu petugas," ujar Satriadi.
LUF 60 di kantor Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, 13 Februari 2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.
Pengelola Apartemen Tamansari Sudirman, Sutarmo, mengatakan kebakaran terjadi di ruang bawah tanah atau basemen. Mereka mendapati asap pekat di sekitar trafo listrik induk apartemen tersebut pada Ahad, sekitar pukul 03.30. Petugas Suku Dinas Kebakaran Jakarta Selatan menerima laporan pada pukul 03.38 dan mengerahkan 24 unit mobil branwir beserta 120 petugas.
Selain memadamkan api, petugas berjibaku membantu 250 penghuni keluar dari dua gedung di sana. Api baru bisa dipadamkan siang harinya. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini.