JAKARTA – Kapasitas ruang perawatan pasien di 98 rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota berangsur menipis. Per 21 November lalu, tingkat keterisian bangsal isolasi mencapai 73 persen atau terisi 4.417 dari 6.012 tempat tidur. Sedangkan tingkat keterisian unit perawatan intensif (ICU) mencapai 70 persen alias terisi 591 dari 841 tempat tidur.
Angka itu meningkat sejak awal bulan ini. Pada 7 November lalu, misalnya, ruang isolasi hanya terisi 56 persen—sesuai dengan batas aman versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 60 persen. Namun, sepekan kemudian, jumlah pasien meningkat sehingga tingkat keterisiannya menjadi 63 persen. Begitu juga keterisian ruang ICU, yang meningkat dari 60 persen pada 7 November lalu menjadi 68 persen pada 14 November.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kenaikan bed occupancy rate tersebut merupakan efek menurunnya pelaksanaan protokol kesehatan warga Jakarta. ”Jika kita disiplin menerapkan protokol kesehatan, tingkat penularan rendah, dan ujungnya tidak akan membebani sistem kesehatan,” kata dia, Ahad malam lalu.
Anies menjelaskan, tingkat keterisian ranjang isolasi dan ruang ICU di 19 rumah sakit umum daerah (RSUD) per 21 November lalu masing-masing mencapai 68 dan 75 persen. Adapun di 58 rumah sakit swasta masing-masing mencapai 81 dan 75 persen. “Mari lindungi seluruh tenaga medis, tenaga kesehatan, sebagai garda pertahanan terakhir,” kata dia.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan peningkatan jumlah kasus positif akan berimbas pada meningkatnya keterisian ruang isolasi dan ICU. “Sudah otomatis seperti itu,” ujarnya.
Data pemerintah Jakarta menyebutkan pada 7 November lalu terdapat 8.026 kasus aktif. Tapi, per 21 November lalu, jumlah kasus aktif Covid-19 melonjak menjadi 8.444 kasus. Sedangkan jumlah kasus terkonfirmasi positif secara akumulasi pada 7 November sebanyak 111.201 dan naik 11,62 persen menjadi 125.822 kasus per 21 November.
Pandu memperkirakan peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Jakarta merupakan efek dari cuti bersama memperingati maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir bulan lalu. Sedangkan efek dari kerumunan akibat peringatan maulid Nabi di Tebet, Jakarta Selatan, dan Petamburan, Jakarta Pusat, baru terlihat dua pekan setelah kegiatan itu digelar.
Berdasarkan kapasitas ruang perawatan, Pandu melanjutkan, DKI masih siap menghadapi lonjakan jumlah kasus. “Justru yang tidak siap itu daerah lain,” katanya.
GANGSAR PARIKESIT