JAKARTA – Sebanyak 162.416 pekerja di Jakarta saat ini sudah tidak bekerja lagi. Mereka sebagian telah menerima surat pemecatan dan sebagian lagi "dirumahkan" tanpa mendapat upah (unpaid leave) dari perusahaan. "Para pekerja itu berasal dari 18.045 perusahaan," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta, Andri Yansyah, Ahad malam lalu.
Menurut Andri, dari 162.416 pekerja itu, sebanyak 30.137 di antaranya dipecat oleh 3.348 perusahaan. Sedangkan 132.279 pekerja "dirumahkan" oleh 14.697 perusahaan. Data itu diperoleh dari rekapitulasi laporan para pekerja yang melapor ke Dinas hingga 4 April lalu.
Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Tenaga Kerja sebelumnya telah menyebarluaskan informasi tentang pendataan tenaga kerja yang bakal menerima bantuan akibat terkena dampak wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Secara teknis, pekerja yang terkena dampak wabah Covid-19 harus mendaftarkan diri ke bit.lypendataanpekerjaterdampakcovid19 atau mengunduh form di bit.ly/formulirkartupekerja lalu dikirim ke disnakertrans@jakarta.go.id. Data yang masuk itu akan diverifikasi dan pekerja nanti mendapat Kartu Pra-Kerja untuk memperoleh pelatihan keterampilan kerja dan insentif. Pendataan itu ditutup pada 4 April 2020.
Andri mengatakan kuota pendataan yang disediakan untuk Jakarta sebanyak 1.646.541 orang. "Kalau ada yang mendaftar lewat dari tanggal 4 April gimana? Silakan input data saja, diterima atau tidak, itu kewenangan dari Kementerian (Tenaga Kerja), mereka yang menetapkan batas waktu," katanya.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan dampak pandemi corona untuk sektor industri memang sudah diperkirakan sebelumnya. Ada empat faktor yang dinilai menjadi penyebab, dari menipisnya ketersediaan bahan baku di industri manufaktur, melemahnya nilai tukar rupiah, menurunnya pendapatan industri pariwisata, hingga anjloknya harga minyak dan indeks saham gabungan.
Dalam industri manufaktur, kata Iqbal, bahan baku masih bergantung pada negara lain, termasuk dari Cina yang menjadi episenter virus corona. Berkurangnya bahan baku ini membuat produksi dalam negeri menurun. "Ketika produksi menurun, maka muncul potensi pengurangan karyawan dengan cara PHK (pemutusan hubungan kerja)," katanya dalam keterangan tertulis, kemarin.
Serangan wabah, kata Iqbal, juga telah memukul industri pariwisata. Kunjungan wisatawan ke hotel, restoran, dan tempat wisata menurun drastis. "Sudah banyak pekerja dirumahkan," kata dia.
Jika kondisi ini tak cepat diselesaikan, Iqbal memperkirakan, dalam dua bulan ke depan, industri otomotif, komponen otomotif, komponen elektronik, tekstil, garmen, dan sepatu akan melakukan efisiensi dengan mengurangi pekerja. KSPI mengusulkan pengusaha dan pemerintah duduk bersama untuk menentukan langkah ke depan. Misalnya, dengan meliburkan buruh untuk menurunkan biaya produksi. "Namun KSPI meminta buruh harus tetap dibayar secara penuh," katanya. M YUSUF MANURUNG | BUDIARTI UTAMI PUTRI | SUSENO