LONDON – Badan intelijen Inggris, GCHQ, mengklaim peretas dari negara-negara yang bermusuhan berusaha mencuri penelitian rahasia yang berkaitan dengan vaksin untuk virus corona baru, SARS-CoV-2. Direktur GCHQ Jeremy Fleming mengatakan para peretas menargetkan laboratorium kesehatan dan laboratorium penelitian Inggris.
“Kami tahu bahwa mereka, entah itu negara atau penjahat, mengejar hal-hal yang sensitif bagi kami,” kata Fleming, seperti dilansir laman Express, kemarin. “Melindungi sektor kesehatan, khususnya perlombaan untuk mendapatkan vaksin, menjadi prioritas tinggi bagi kami.”
Menurut badan intelijen itu, para peretas berusaha mencari kerentanan mendasar dari sistem keamanan infrastruktur kesehatan Inggris, NHS. Salah satu caranya adalah mengirim “umpan” untuk membuat orang mengeklik saat korbannya tidak mencadangkan file-nya dengan benar.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab sebelumnya telah memperingatkan bahwa para penjahat dunia maya, yang didukung oleh Rusia, Cina, dan Iran, menargetkan organisasi yang meneliti vaksin untuk Covid-19.
Meski Fleming tidak menyebutkan nama Cina, The Guardian melaporkan bahwa sebuah sumber mengatakan Cina sering terlibat dalam aksi tersebut. “Untuk Inggris, kami melihat Cina sebagai musuh intelijen. Kami melihat mereka sebagai mitra ekonomi,” kata sumber tadi.
Mantan Kepala MI6—badan intelijen luar negeri Inggris—Sir Richard Dearlove, juga mengatakan bahwa virus corona merupakan buatan manusia dan keluar dari laboratorium Cina secara tidak sengaja.
Dearlove mengaku telah melihat penelitian “sangat penting”, di mana para ilmuwan mengklaim telah mengidentifikasi bagian yang dimasukkan dan ditempatkan pada permukaan SARS-CoV-2 yang berikatan dengan sel manusia. Itu sangat berbeda dengan SARS yang telah mereka pelajari.
“Saya tidak berpikir bahwa ini dimulai sebagai kecelakaan,” ujar pemimpin MI6 menjelang Perang Irak pada1999-2004 itu.
“Hal itu menimbulkan masalah. Jika Cina mengaku bertanggung jawab, apakah mereka membayar ganti rugi? Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana mereka memperlakukan hubungannya dengan Cina dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan Cina.”
Namun penelitian tersebut ditolak secara luas oleh ilmuwan dan pejabat keamanan. Penelitian itu sendiri dilakukan oleh Profesor Angus Dalgleish, yang bekerja di Rumah Sakit St George di University of London, dan merupakan mantan kandidat untuk UKIP, partai sayap kanan Inggris.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock sebelumnya mengatakan pemerintah melihat tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium. Teori bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium di Cina dipopulerkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Sementara itu, pemerintah Jepang berencana memulai uji vaksinasi Covid-19 terhadap penduduknya. Rencana itu diungkapkan Menteri Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan Jepang Katsunobu Kato. “Kami mengusahakan implementasi paling cepat (vaksinasi), rencananya pada paruh pertama 2021,” kata dia, seperti dikutip NHK, kemarin.
Kato mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah berencana mempercepat proses tersebut dengan mendukung penelitian dan pengembangan vaksin serta mengembangkan produksinya secara bersamaan. Hal tersebut bertujuan mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menghasilkan dosis vaksin dalam jumlah besar.
Perusahaan farmasi besar, bisnis ventura, dan lembaga penelitian di Jepang saat ini terlibat dalam program pengembangan vaksin. Dalam upaya membantu pembangunan sistem produksi, kementerian telah mengalokasikan dana sekitar US$ 1,3 miliar dalam anggaran tambahan kedua yang diusulkan untuk tahun fiskal berjalan.
Berdasarkan data terbaru, Jepang mengkonfirmasi 17.700 kasus Covid-19, dengan lebih dari 920 orang meninggal. Sementara itu, lebih dari 15.500 orang dinyatakan sembuh.
Pada akhir Desember 2019, pejabat Cina memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ihwal wabah pneumonia yang sebelumnya tidak diketahui di Kota Wuhan, Cina tengah. Sejak saat itu, kasus virus corona baru—yang diberi nama Covid-19 oleh WHO—dilaporkan di setiap sudut dunia.
EXPRESS | TELEGRAPH | NHK | TASS | SITA PLANASARI AQUADINI
Peretas Asing Diklaim Incar Penelitian Vaksin Inggris