LONDON – Uni Eropa menghadapi perpecahan internal di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Beberapa pemimpin blok negara yang beranggotakan 27 negara tersebut punya pendapat berbeda dalam mengeluarkan kebijakan guna mengatasi dampak ekonomi akibat wabah itu.
Uni Eropa selama dua pekan menyusun strategi yang terkoordinasi untuk membantu negara-negara anggota yang terkena dampak paling parah akibat pandemi corona, seperti Italia dan Spanyol. Para menteri keuangan negara-negara yang menggunakan mata uang euro itu bertemu pada Selasa hingga Kamis pekan lalu.
Memasuki pertemuan pada Kamis lalu, sebanyak 9 dari 18 negara di zona Euro, termasuk Italia dan Prancis, ingin agar blok negara-negara tersebut melangkah lebih jauh dalam mengatasi masalah ekonomi akibat pandemi tersebut. Mereka menyerukan Uni Eropa untuk menerbitkan utang, yang disebut obligasi coronavirus atau coronabonds. Obligasi tersebut bertujuan untuk mengumpulkan dana jangka panjang bagi semua negara anggota dalam membantu langkah-langkah untuk melawan kerusakan ekonomi akibat pandemi virus SARS CoV-2 itu.
“Instrumen kebijakan seperti itu cukup kuat, karena kita semua menghadapi goncangan eksternal secara simetris, yaitu tidak ada negara yang memikul tanggung jawab, tapi konsekuensi negatifnya ditanggung oleh semua,” ujar para pemimpin sembilan negara Uni Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam rilis yang dikutip CNN, kemarin. “Dan kami secara kolektif bertanggung jawab atas respons Eropa yang efektif dan bersatu.” Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte juga menyerukan coronavirus bonds khusus untuk membantu negara-negara Uni Eropa dalam membiayai dana kesehatan dan program penyelamatan ekonomi.
Telekonferensi yang berlangsung selama enam jam itu hanya berakhir dengan pernyataan bersama untuk mengembalikan tanggung jawab secara efektif kepada masing-masing menteri keuangan negara anggota. Mereka diperintahkan untuk membuat rencana dalam 14 hari mendatang.
Tapi usul sembilan negara anggota Uni Eropa itu ditentang Kanselir Jerman Angela Merkel yang didukung Austria dan Belanda. Mereka menentang penerbitan surat utang di tingkat Uni Eropa karena khawatir hal itu akan turut merembet pada kewajiban menanggung pembayaran pajak negara-negara anggota lain yang warganya tergolong berpendapatan rendah.
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan mekanisme stabilitas Eropa (ESM) adalah instrumen yang tepat untuk berbagi beban ekonomi akibat pandemi corona. Dia menegaskan secara bersama-sama mengeluarkan utang oleh anggota zona euro bukanlah cara yang tepat untuk melawan dampak pandemi. “Proposal yang konkret adalah mengaktifkan Mekanisme Stabilitas Eropa, yang memungkinkan memobilisasi banyak uang,” ujar Scholz.
ESM merupakan dana talangan guna membantu negara-negara anggota yang sudah dibentuk sejak krisis utang Uni Eropa pada delapan tahun lalu. Menurut Merkel, kebijakan yang paling tepat diambil Uni Eropa adalah menyiapkan dana US$ 454 miliar di ESM dan dibagikan kepada negara-negara yang paling parah terkena dampak. “Solidaritas berarti kita harus bersatu secara finansial,” kata Menteri Scholz.
Adapun Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berharap negara-negara anggota bisa menggunakan momen krisis untuk mendorong para pemimpin menyetujui anggaran multi-tahunan blok berikutnya. “Tanda terkuat untuk solidaritas Eropa adalah anggaran Eropa yang kuat. Ini harus dibahas selama beberapa minggu ke depan; kita harus menemukan solusi.”
CNN | REUTERS | NESTIA.COM