maaf email atau password anda salah


Kemenperin

Industri Tetap Ekspansi dan Optimistis

Indeks Kepercayaan Industri bulan Maret menunjukkan terjadi perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya.#infotempo

arsip tempo : 173079296565.

Indeks Kepercayaan Industri bulan Maret menunjukkan terjadi perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya.. tempo : 173079296565.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Maret 2023. Hasilnya memperlihatkan sektor Industri tepat menunjukkan nilai ekspansi walau masih dibayangi penurunan permintaan global akibat tantangan tekanan geopolitik dan inflasi global yang mendorong kenaikan suku bunga sehingga membebani aktivitas ekonomi.

“Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2023 mencapai 51,87. Melambat 0,45 poin dibandingkan Februari 2023,” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Jumat, 31 Maret 2023.

Walau ada pelambatan, nilai ekspansi terlihat seturut 14 subsektor industri yang melakukan ekspansi dengan share 80,4 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Dari 14 subsektor tersebut, subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin/Alat mengalami perubahan fase dari kontraksi ke ekspansi.

Sementara itu, jika dilihat dari komponen pembentuknya, seluruh variabel pembentuk mengalami perlambatan. Variabel Pesanan Baru melambat dari 52,81 menjadi 51,33. Variabel Produksi melambat dari 51,37 menjadi 50,69. Sedangkan variabel Persediaan Produk meningkat dari 52,51 pada Februari 2023 menjadi 55,00 pada Maret 2023. Peningkatan nilai variabel persediaan produk menandakan persediaan produk-produk manufaktur terserap di pasar.

Perlambatan nilai IKI bulan Maret 2023 utamanya masih didominasi oleh pesanan domestik. Selain itu, mayoritas komoditas unggulan menunjukkan tren kontraksi harga, meskipun masih lebih tinggi dibanding tahun 2020 saat pandemi. Hanya harga minyak kelapa sawit yang naik dibanding bulan sebelumnya dan nikel yang lebih tinggi dari rata-rata harga pada tahun 2022.

Dengan berbagai kondisi tersebut, faktanya tetap muncul optimisme dari pengusaha. Febri menyebutkan, pada Maret 2023 terdapat 47,3 persen pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil. Lalu sebanyak 27,3 persen pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya mengalami peningkatan.

Demikian pula, sebanyak 63,49 persen pelaku usaha menyatakan optimistis dan 26,06 persen pelaku usaha menyatakan stabil terhadap kondisi usaha industri selama enam bulan ke depan.

Hal ini berbanding lurus dengan menurunnya tingkat pesimisme pelaku usaha dari 10,81 persen pada Februari 2023 menjadi 10,46 persen pada Maret 2023. Optimisme pelaku usaha ini terjadi karena keyakinan kondisi pasar akan membaik, didukung oleh kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik.

 

Industri yang Kontraksi dan Ekspansi

Jika dilihat secara subsektornya, pada bulan Maret ini terdapat beberapa subsektor yang terdampak aktivitas jelang puasa dan hari raya, seperti industri makanan dan minuman (kebutuhan primer) dengan ekspansi yang semakin tinggi. Namun, beberapa subsektor yang terkait kebutuhan sekunder masih mengalami kontraksi dan beberapa lainnya mengalami perlambatan.

Industri pakaian jadi, dan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang masih dalam kondisi kontraksi walaupun tidak sedalam bulan sebelumnya. Demikian pula dengan industri barang galian bukan logam yang sebagian besar produknya merupakan material konsumsi.

Kontraksi di kelompok industri ini ditengarai akibat berhentinya aktivitas pembangunan konstruksi di awal bulan Ramadan. Diharapkan, subsektor tersebut akan meningkat nilai IKI-nya menjelang Hari Raya.

Berbeda dengan subsektor di atas, industri komputer, barang elektronik dan optik mengalami kontraksi akibat kesulitan bahan baku. Demikian pula dengan beberapa subsektor lainnya yang mengalami kontraksi nilai IKI.

Direktur Industri Kimia HIlir dan Farmasi, Saiful Bahri, mengatakan industri karet barang dari karet yang juga mengalami kontraksi disebabkan adanya proses bisnis pada industri ban yang merupakan kontributor terbesar subsektor barang karet. Pada industri ini, di awal tahun, distributor ban mengurangi pesanan untuk menghabiskan stok yang tersedia.

Sedangkan di industri agro, kontraksi industri furnitur disebabkan oleh resesi ekonomi yang dialami beberapa negara tujuan utama ekspor seperti Eropa dan Amerika. Dalam rangka mengangkat kinerja ekspor produk furnitur, Kemenperin menjalankan program restrukturisasi yang masih berjalan pada 2023.

Selain itu, untuk menjamin bahan baku, telah dibuat pusat bahan baku dan akan dilakukan penetrasi pasar ke negara-negara potensial yang belum tergarap, antara lain India dan Timur Tengah.

Konten Eksklusif Lainnya

  • 5 November 2024

  • 4 November 2024

  • 3 November 2024

  • 2 November 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan