Mewujudkan Circular Food Estate Tanpa Limbah
Produk GGF tidak hanya mengedepankan kualitas dan nutrisi, tetapi juga proses produksi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inovatif. #Infotempo
Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Konsep dasar Food Estate diletakkan atas dasar keterpaduan sektor dan subsektor dalam suatu sistem agribisnis dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan lestari, dikelola secara profesional, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan dan kelembagaan yang kokoh.
Konsep Circular Food Estate ini pula yang diterapkan oleh Great Giant Food (GGF) sejak awal berdiri pada 2016 lalu. Great Giant Foods (GGF) merupakan unit korporasi dari Gunung Sewu Group dalam bidang produk makanan dan pertanian yang diluncurkan tahun 2016. GGF memiliki 9 unit bisnis yaitu PT Umas Jaya Agrotama (UJA), PT Great Giant Pineapple (GGP), PT Great Giant Livestock (GGL), PT Sewu Segar Nusantara, PT Bromelain Enzime, PT Nusantara Segar Abadi, PT Sewu Segar Primatama (SSP), Setia Karya Transport (SST), dan PT Inbio Tani Nusantara (ITN).
Lokasi operasional utama GGF berada di provinsi Lampung dengan kebun terintegrasi seluas 37 ribu hektar di Provinsi Lampung dan Jawa Timur. Adapun produk kategori foods yang dihasilkan di antaranya buah segar merek Sunpride, jus buah dan keripik pisang DUTA, jus 100% Re.Juve, daging segar dan bakso merek Bonanza, susu segar merek Hometown, dan tepung tapioka cap Kodok.
Konsep ekonomi sirkular yang dikembangkan GGF adalah sebuah sistem ekonomi membangun dengan memanfaatkan kembali apa yang telah digunakan di awal. Hasilnya, tidak ada bagian yang terputus dalam manajemen rantai pasokan. Adapun tujuan dari ekonomi sirkular yakni mempertahankan nilai sebuah produk agar bisa digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah yang memang sangat kompleks.
Ada tiga pilar yang menjadi andalan perusahaan, yakni, Great Lives, Great People, dan Great World. Great Lives yakni produk GGF mengutamakan produk yang sehat, Great People berkomitmen bertanggungjawab dan menjamin kesejahteraan karyawan dan warga sekitar. Adapun Great World terkait komitmen terhadap lingkungan. GGF yang bergerak di bidang agrikultur menyadari keberkaitan perusahaan dengan alam. Karenanya, kebaikan-kebaikan alam harus terus terjaga sehingga GGF akan berupaya memelihara alam.
Dalam menjalankan bisnisnya, GGF terintegrasi antara plantation, pabrik, dan unit bisnis yang lain (guava, pisang, susu, kompos, dan sebagainya). Sebagai contoh adalah PT Great Giant Pineapple (GGP) yang berada satu kompleks dengan PT Great Giant Livestock (GGL) di Desa Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Dua perusahaan itu mengintegrasikan bisnis nanas dalam kemasan kaleng dengan peternakan sapi. Dengan konsep saling melengkapi, banyak biaya yang dihemat. Itu karena ketersediaan pupuk organik bagi kebun nanas terjamin, stok pakan untuk sapi juga terjamin karena bisa memanfaatkan olahan limbah nanas.
Terkait urusan limbah, GGF berupaya mengolah 209.402 ton biomassa limbah yang mereka hasilkan setiap bulannya dengan konsep ekonomi sirkular berkelanjutan. Dalam proses pengolahan nanas misalnya, bagian mahkota nanas akan dikembalikan ke kebun untuk dijadikan bibit, buahnya diproses di pabrik pengalengan nanas, batangnya diproses di pabrik Bromelain Enzime, sedangkan daunnya dikembalikan lagi ke lahan untuk mengembalikan biomassa.
Tak ada nanas yang terbuang. Nanas yang masih menempel di kulit akan dibuat jus dan konsentrat. Nanas dibawah spek akan menjadi koktail. Limbah kulit nanas yang dihasilkan akan disalurkan ke GLL untuk menjadi pakan ternak sapi. Begitu juga dengan singkong, singkong yang masuk ke pabrik tapioka akan menghasilkan limbah potongan singkong , bonggol, yang akan menjadi pakan di peternakan sapi. Di peternakan sapi, limbah yang dihasilkan berupa kotoran sapi akan masuk unit composting untuk diproses menjadi kompos lalu kembali lagi ke kebun menjadi pupuk organik
Untuk limbah cair dari pabrik nanas maupun tapioka akan masuk reaktor biogas. Biogas yang dihasilkan akan ditransfer ke power plant dan pabrik tapioka sebagai sumber energi alternatif. Pola tersebut memastikan limbah yang ada bisa selesai. Tidak ada sisa termasuk dari ampas bioenergi akan masuk unit composting.
Limbah-limbah anorganik seperti plastic waste seperti yang digunakan untuk pengemasan pisang, drum-drum bekas pupuk maupun pestisida, hingga net foam untuk membungkus jambu juga tidak dibuang tapi dimanfaatkan. Net foam dan drum didaur ulang di unit recycling menjadi plastic angle yang digunakan sebagai siku untuk packing kemasan yang akan dipasarkan. Net foam didaur ulang menjadi net foam kembali sehingga masa pakainya 2-3 kali lebih lama
GGF juga mereplikasi circular model ke masyarakat sekitar atau komunitas. Pola yang dikembangkan GGF adalah Greating Share Value yakni memadukan kebutuhan sosial dan kesempatan bisnis yang ada dengan kemampuan aset perusahaan. Tujuannya untuk menaikkan taraf ekonomi dan juga menyejahterakan masyarakat di sekitar.