Kompetensi untuk Menjawab Tantangan Industri Kerja
Pelatihan hard skill maupun soft skill dibutuhkan sebagai bekal menghadapi persaingan keras di pasar kerja saat ini. Program Kartu Prakerja memperlengkapi angkatan kerja siap bertarung dengan skill mumpuni. #Infotempo
Kompetensi menjadi hal terpenting untuk seseorang dapat diterima di satu perusahaan. Dalam industri pasar tenaga kerja, kompetensi merupakan salah satu indikator seseorang untuk direkrut oleh perusahaan.
Bagi Jeklin Marvi Pangotak, 21 tahun, keterampilan dan keahlian yang ia miliki tak dapat ditunjukkan kepada perusahaan tempat ia melamar bekerja. Alasannya, Jeklin tak memiliki sertifikat untuk membuktikan kemampuan yang ia miliki.
“Orang yang dekat dengan kita mungkin tahu kemampuan kita, namun perusahaan yang tak mengenal kita, pasti akan meragukan kemampuan kita jika kita tak memiliki sertifikat sebagai bukti kompetensi kita,” kata Jeklin melalui channel Youtube Kartu Prakerja, 18 November 2022.
Jeklin hampir putus asa saat perusahaan-perusahaan yang ia lamar menolaknya. Padahal, dia memiliki kemampuan bahasa Inggris dan desain grafis. Ia menganggur dalam waktu yang cukup lama setelah setelah lulus sekolah menengah atas di Pontianak, Kalimantan Barat pada 2019.
Sebenarnya, Jeklin berniat melanjutkan pendidikannya ke gerbang kuliah. Namun sayang, saat itu ia tak lolos mendaftar kuliah sehingga memutuskan untuk langsung bekerja.
Beruntung, Program Kartu Prakerja menjadi penyelamat saat dirinya merasa buntu. Jeklin kemudian mendaftar Program Kartu Prakerja yang memberikan pelatihan dan insentif. Jeklin pun mengambil pelatihan TOEFL untuk mendapatkan sertifikat. Berbekal kemampuan photoshop, ia pun mencoba mempelajari hal baru dan mengambil pelatihan corelDRAW untuk meningkatkan kemampuan di bidang desain grafis. Setelah memiliki sertifikat dan mendapat keahlian baru, ia pun mendapat beberapa pekerjaan freelance dan berhasil kuliah di tahun 2022.
Pengalaman Jeklin merupakan salah satu bukti nyata dari riset yang dilakukan oleh J-PAL SEA. Menurut riset ini, dibanding non-penerima program, penerima Kartu Prakerja memiliki probabilitas 172 persen lebih tinggi untuk menggunakan sertifikat pelatihan saat mencari pekerjaan. Akibatnya, peluang mendapat pekerjaan baru bagi penerima manfaat Kartu Prakerja pun meningkat 18 persen.
Riset Presisi Indonesia pun memperkuat hasil riset J-PAL SEA. Menurut riset Presisi Indonesia, kompetensi penerima manfaat Kartu Prakerja meningkat 2,2 persen setelah mengikuti Program Kartu Prakerja. Penerima manfaat Kartu Prakerja pun mengalami peningkatan produktivitas (2,7 persen) dan daya saing (3,8 persen).
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Purbasari, mengatakan Program Kartu Prakerja telah membekali pesertanya dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan pasar kerja. Pelatihan yang diberikan oleh Kartu Prakerja dapat dipilih oleh peserta sesuai dengan kebutuhan peserta. Ada lebih dari 1.224 pelatihan yang disediakan oleh 186 lembaga pelatihan yang dapat dipilih oleh peserta.
“Baik pelatihan hard skill maupun soft skill, keduanya dibutuhkan sebagai bekal menghadapi persaingan keras di pasar kerja saat ini,” kata Denni. Pelatihan-pelatihan inilah yang pada akhirnya dapat menjawab tantangan industri kerja.