Banten Primadona Investasi
Selama triwulan keempat 202i perekonomian tumbuh 5,19 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Perekonomian Banten mengalami tren positif selama pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, mencatat selama triwulan IV-2021 perekonomian tumbuh 5,19 persen dibandingkan triwulan IV-2020 (year on year).
Dari sisi produksi, lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,65 persen. Kemudian dari sisi pengeluaran, komponen total net ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 46,79 persen.
Sama halnya dengan bidang penanaman modal, Banten berhasil mempertahankan tren positif dalam realisasi investasi. Dibawah kepemimpinan Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Banten berhasil melakukan pencapaian dan pembangunan yang membanggakan. Bahkan, capaian realisasi PMA dan PMDN 2021 bertengger di peringkat ke-4 secara nasional.
Berdasarkan rilis Kementerian Investasi, realisasi investasi di Banten triwulan pertama 2022 tercatat sebesar Rp 17,156 triliun dengan 4.237 proyek. Tenaga kerja kerja yang terserap sebanyak 13.944 pekerja. Secara terperinci, realisasi investasi PMA mencapai Rp 10,231 triliun dengan 1.128 proyek dan menyerap tenaga kerja 6.706 pekerja.
PMA Provinsi Banten berada pada peringkat 6 besar secara nasional. Sementara itu, realisasi investasi PMDN sebesar Rp 6,925 triliun dengan 3.109 proyek, dan menyerap Tenaga Kerja sebanyak 7.238 pekerja.
Capaian PMDN Banten berada pada peringkat 7 besar secara nasional. Jika dibandingkan dengan realisasi investasi 2021 pada triwulan yang sama, realisasi investasi triwulan pertama 2022 mengalami peningkatan. Total realisasi investasi selama Januari-Maret tahun ini sebesar Rp 14,78 triliun dengan 2.898 proyek.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Komarudin, mengatakan meski mengalami masa-masa sulit karena pandemi realisasi investasi Banten pada 2021 mampu melampaui target yang ditentukan.
Menurut dia, ada dua sektor investasi yang nilainya cukup tinggi sepanjang 2021, yakni industri pengolahan dan properti. Di tengah pandemi memang sangat sulit bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan nilai investasi. “Tapi karena strategi pemasaran dan sosialisasi kita yang maksimal dan massif, akhirnya capaian nilai investasi kita cukup tinggi,” ujarnya, saat menerima penghargaan realisasi investasi dari Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) beberapa waktu lalu.
Dalam empat tahun terakhir, realisasi investasi di Banten juga cenderung mengalami peningkatan. Pada 2018, realisasi investasi sebesar Rp 56,52 triliun dari target Rp 52,40. Kemudian menurun pada 2019 menjadi Rp 48,70 triliun dari target Rp 60,80 triliun. Pada 2020, meningkat menjadi Rp 62,01 triliun dari target Rp 49 triliun dan Rp 58 triliun dari target Rp 51,30 triliun pada tahun lalu.
Salah satu faktor penting dalam mendorong kegiatan investasi adalah infrastruktur yang pendukung. Selama empat tahun terakhir Gubernur WH dan Wagub Andika, berhasil membangun infrastuktur jalan yang menjadi kewenangan provinsi dalam kondisi mantap telah mencapai 99 persen dari 762,026 kilometer.
Selain itu, guna mendukung aktivitas ekonomi dan kemudahan berusaha di Banten, pemerintah pusat menetapkan dan merealisasikan beberapa proyek strategis nasional. Seperti Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,67 kilometer sebagai akses wisata kawasan Lebak dan Pandeglang.
Akses jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 1 Serang-Rangkasbitung sepanjang 26,5 kilometer sudah beroperasi. Kemudian, Bendungan Sindang Heula dan Bendungan Karian. Kemudian Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,19 kilometer) dan Jalan Tol Serpong-Cinere (10,14 kilometer).
Ketersedaan air baku yang melimpah sangat penting dalam mendorong aktivitas investasi sektor industri dan perumahan. Saat ini, Banten memiliki dua bendungan yang menjadi penyuplai kebutuhan air baku, yakni Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang dan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak.
Bendungan Sindangheula menyediakan kebutuhan air baku hingga 800 liter per detik dengan kapasitas tampung sebesar 9,30 juta meter kubik. Untuk menyuplai kebutuhan energi lsitrik, bendungan ini mampr menghasilkan 0,40 megawatt.
Adapun Bendungan Karian yang ditargetkan selesai pada tahun ini memiliki kapasitas tampung air sebanyak 314,7 juta meter kubik dengan pasokan air baku sebesar 9,10 meter kubik per detik dan menghasilkan listrik sebesar 0,65 megawatt. Kedua bendungan ini memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan air baku bagi aktivitas industri dan kawasan perumahan di daerah Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, dan kawasan Tangerang.
Kemudian, pada 9 Mei 2022, Pemerintah Banten meresmikan pembangunan Banten International Stadium (BIS) yang terletak di area sport centre, Kecamatan Curug, Kota Serang. Stadium berstandar Federation Internationale dari Football Association (FIFA) ini mampu menampung sebanyak 38 ribu penonton. Berdiri di atas lahan seluas 60 hektar dengan luas bangunan 78.116 meter persegi, keberadaan BIS akan membuka kran investasi bagi sektor lainnya, seperti hunia, kawasan perbelanjaan, dan sektor pariwisata.
Untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan pelayanan perizinan bagi pelaku usaha, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menerapkan online single submission (OSS) berbasis risiko atau OSS risk based approach (RBA). OSS RBA merupakan portal satu pintu perizinan investasi yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usahanya yang dinilai berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha.
Komarudin mengatakan OSS Berbasis Risiko membagi tingkat perizinan menjadi tiga level, yaitu rendah, menengah, dan tinggi. Setiap level memiliki syarat yang berbeda-beda. Khusus untuk usaha berisiko tinggi akan mengacu pada pedoman norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) yang mengatur teknis perizinan.
"Kemudahan perizinan investasi diharapkan dapat menarik investor untuk datang ke Banten. Dari sisi keamanan, kita pastikan setiap kabupaten/kota menjamin keamanan dalam berinvestasi," kata Komarudin.